Jadwal acara hari ke-2 setelah makan siang dalam Tour De Java adalah ke Grojogan Sewu, Tawamangu. Setelah menikmati makan siang di Timlo Solo Sastro, kami berangkat menuju Tawamangu, tepatnya pada pukul 14.18. Aku dan teman-teman sudah cukup kelelahan, sehabis berburu batik di Pasar Klewer dan Pasar Gede Solo dan membeli oleh-oleh di Mesran, ditambah lagi kenyang dengan maknyusnya Timlo Solo. Hampir sebagian besar penumpang bis White Horse tertidur, padahal pemandangan yang bisa kita nikmati cukup indah dan menyegarkan mata. Pegunungan yang hijau, hamparan padi di sawah yang nampak hijau kekuningan dari kejauhan. Pemandangan yang indah didukung pula dengan jalan yang mulus, yang semakin mengecil menjelang mendekati tempat wisata dan juga berkelok-kelok seperti kota Puncak, Bogor.
Grojogan Sewu, Tawangmangu, adalah tempat wisata yang tidak jauh letaknya dari kota Surakarta, tepatnya terletak di Kelurahan Kalisoro dan Kelurahan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, sekitar 40 kilometer tenggara Kota Surakarta. Tawangmangu terletak kabupaten karanganyar atau sekitar 36 KM arah timur Kota Solo. Tawangmangu mudah dijangkau dari Kota Solo. Ada bus umum yang hampir tiap 30 menit siap mengantar anda dari terminal Tirtonadi Solo. Tawamangu memiliki pesona alam pegunungan yang menawan, terletak di di kaki Gunung Lawu. Sudah tentu udara di tempat ini masih segar dan suhu udara dingin terutama di malam hari. Panoramanya indah dengan bukit-bukit dan ladang petani yang memberi warna hijau sejuk. Sebuah tempat yang sesuai untuk kita melepas lelah dan refreshing.
Setiba di tempat wisata Grojogan Sewu, bis langsung memasuki pelataran parkir berbatu yang cukup luas. Udara segar dan sejuk mulai terasa di tubuh, setelah kepenatan yang terjadi sepanjang siang tadi di kota Solo. Kami mulai berjalan menuju Gerbang Wisata Grojogan Sewu. Sepanjang jalan, tampak pedagang-pedagang yang menjual buah-buahan, aneka tanaman, manisan, umbi-umbian dan cinderamata.
Jalan mulai menurun, banyak juga pemilik kuda menawarkan kudanya kepada kami untuk kami bawa memasuki air terjun Grojogan Sewu. Pelancong dapat berkuda selama satu jam dengan membayar Rp 25.000, berkuda menuju kawasan air terjun seharga Rp 40.000, ataupun berkuda menuju Terminal Tawangmangu dengan hanya membayar Rp 15.000.
Tiba di Gerbang Wisata, kami disambut beberapa ekor kera yang ternyata jumlahnya cukup banyak di dalam kawasan wisata. Menurut sebuah sumber, Selain monyet berekor panjang, yang dapat dijumpai juga tupai dan berbagai jenis burung. Sekali waktu, populasi monyet mencapai jumlah yang disangka melebihi daya dukung ekosistem sehingga untuk periode 5-10 tahun sekali di Grojogan Sewu, dipasanglah perangkap monyet.
Monyet yang tertangkap akan dipindahkan ke beberapa lokasi, di antaranya ke Solo dan kawasan hutan lindung Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Saat ini, populasi monyet diperkirakan mencapai 100 ekor. Vegetasi tumbuhan yang dapat dijumpai di antaranya adalah pohon pinus, pohon damar, pohon kaliandra, pohon puspa, dan pohon bendo yang berukuran besar.
Kami membayar tiket masuk di depan loket, selanjutnya perjalananpun mulai kami lakukan. Kami, terutama ibu-ibu yang sudah kelelahan berbelanja, tambah menjadi ngos-ngosan dengan jalan yang menurun menuju ke air terjun. Hanya dengan membayar Rp 4.000 tiap individu, kawasan wisata seluas sekitar 20 hektar dari 65 hektar kawasan konservasi dapat dijelajahi, termasuk di dalamnya kesempatan bermain air maupun berenang di dua kolam renang tanpa dipungut bayaran lagi, terkecuali untuk penyewaan pakaian maupun ban renang.
Berkuda juga dapat dijadikan alternatif hiburan. Uniknya, menurut informasi warga setempat, kuda pun dapat disewa untuk mengantar hingga ke Candi Sukuh dengan membayar Rp 100.000 sekali jalan. Dan, tak terlupa kuda-kuda tersebut dapat pula disewa menuju puncak Gunung Lawu dengan membayar Rp 500.000.
Air terjun spektakuler di Pulau Jawa ini, berketinggian 81 meter. Bahkan, saat kami duduk beberapa puluh meter dari inti grojogan, butir-butir air masih sanggup memercik di wajah kita. Di dataran tinggi kawasan ini, tempat di mana berton-ton air jatuh bebas mengempas bumi, pepohonan masih tumbuh dengan asrinya. Hijaunya lumut ditambah dengan udara yang sejuk di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan air, benar-benar menyegarkan jiwa raga serta mengagungkan ciptaan Tuhan. Mungkin buat teman-teman yang pernah berkunjung ke Air Terjun Niagara ataupun tempat yang lain, Grojogan Sewu tidak ada apa-apanya, namun sungguh, buat saya, ini benar-benar mempesona.
Kawasan wisata Grojogan Sewu dilengkapi pula berbagai penginapan bagi pelancong, baik yang kemalaman maupun sengaja bermalam. Tarifnya berkisar Rp 30.000-Rp 500.000 tiap malam. Jangan terlalu memaksakan diri mencari kamar dengan pendingin ruangan, malah air panas-lah yang merupakan kemewahan di sini.
Menurut petugas Taman Wisata Grojogan Sewu, Wanto, rata-rata setiap hari air terjun ini disinggahi sekitar 1.200 pengunjung. Namun, tentu saja jumlah ini fluktuatif dari hari ke hari. Pada akhir pekan, kawasan wisata ini dipadati 3.000-5.000 pengunjung. Selain itu, di bagian utara air terjun utama, mengalirlah pula beberapa riam sehingga layaklah air terjun ini diimbuhi kata sewu-yang berarti seribu.
Satu lagi yang dapat kita nikmati sebelum meninggalkan Grojogan Sewu adalah menikmati sate kelinci dan sate ayam, yang enak dan cukup mengenyangkan. Dengan harga seporsi Rp 8000,- sudah dapat kita nikmati sepuluh tusuk sate kelinci atau ayam dan lontong nasi. Hm sedap…karena kita memerlukan energi ekstra untuk menaiki jalan-jalan berbatu menuju pintu keluar kawasan wisata.
Darimanapun Anda untuk menuju lokasi acara ini sangat mudah. Pastikan Anda menuju ke kota Solo yang bisa dicapai dengan menggunakan jalur Bus, Kereta Api maupun Pesawat Terbang. Dari Solo untuk menuju ke Tawangmangu menggunakan kendaraan umum adalah menggunakan Bus dari Terminal Tirtonadi dengan biaya +/- Rp5.000/org.
Bagi Anda yang menggunakan kendaraan pribadi berikut sedikit petunjuk yang bisa digunakan.
1. Dari arah Barat (Semarang,Jakarta,Bandung, …)
Bila anda dari arah barat maka untuk menuju Tawangmangu haru melewati kota Solo. Dari kota solo ikuti jalur kendaraan ke arah “Palur”, di pertigaan “Palur” pilih arah menuju ke Tawangmangu.
2. Dari arah Timur (Surabaya, Sragen, Madiun, …)
Bila Anda dari arah timur maka Anda tidak perlu harus sampai di Solo. Karena daerah “Palur”, tempat persimpangan untuk menuju ke Tawangmangu letaknya adalah sebelum kota Solo. Jadi setelah sampai di “Palur” langsung saja ambil arah jalan ke Tawangmangu.
Yuk sempatkan mengunjungi salah satu keindahan alam yang kita miliki di bumi tercinta kita, Indonesia…
Wah…..hebat tulisannya mbak, sudah bisa bikin buku guide tur yha……
gitu ya bu? itu hanya menuliskan yang ada di hati dan pikiran, plus tambahan dari sumber2 informasi yg lain