Lumpia Semarang adalah makanan semacam rollade berisi rebung, telur, dan daging ayam atau udang. Citarasa lumpia Semarang adalah perpaduan rasa Tionghoa dan Indonesia, karena memang penemunya adalah orangTionghoa Semarang yang menikah dengan orang Indonesia. Makanan ini mulai dijajakan dan dikenal di Semarang pada waktu pesta olahraga GANEFO pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Dulu, waktu aku masih kanak-kanak, aku suka sekali lumpia yang digoreng, tapi sekarang aku lebih suka lumpia basah karena tidak terlalu banyak minyak yang terserap didalamnya. Rasanya? Ya ga kalah dong, sama enaknya, malah sensasi rasa isi lumpia lebih terasa, apalagi ditambah dengan cocolan sausnya yang khas, ditambah cabe rawit dan acar mentimun.
Variasi Lumpia Semarang
Di Semarang dewasa ini ada lima ”aliran” lumpia Semarang dengan cita rasa berbeda. Pertama aliran Gang Lombok (Siem Swie Kiem), kedua aliran Jalan Pemuda (almarhum Siem Swie Hie), dan ketiga aliran Jalan Mataram (almarhumah Siem Hwa Nio). Ketiga aliran ini berasal dari satu keluarga Siem Gwan Sing–Tjoa Po Nio yang merupakan menantu dan putri tunggal pencipta lumpia Semarang, Tjoa Thay Yoe–Wasih.
Aliran keempat adalah sejumlah bekas pegawai lumpia Jalan Pemuda, dan aliran kelima adalah orang-orang dengan latar belakang hobi kuliner yang membuat lumpia dengan resep hasil pembelajaran dari lumpia yang sudah beredar.
Generasi tertua saat ini, yaitu generasi ketiga Siem Swie Kiem (65), tetap setia melayani konsumennya di kios warisan ayahnya (Siem Gwan Sing) di Gang Lombok 11. Keistimewaan lumpia Gang Lombok ini menurut sejumlah penggemarnya yang sempat ditemui di kios tersebut adalah racikan rebungnya tidak berbau, juga campuran telur dan udangnya tidak amis.
Lumpia buatan generasi keempat dapat kita peroleh di kios lumpia Mbak Lien alias Siem Siok Lien (43) di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran. Mbak Lien meneruskan kios almarhum ayahnya, Siem Swie Hie, yang merupakan abang dari Siem Swie Kiem, di Jalan Pemuda (mulut Gang Grajen) sambil membuka dua cabang di Jalan Pandanaran.
Kekhasan lumpia Mbak Lien ini adalah isinya yang ditambahi racikan daging ayam kampung. Ketika awal mula meneruskan usaha almarhum ayahnya, Mbak Lien membuat tiga macam lumpia, yaitu lumpia isi udang, lumpia isi ayam (untuk yang alergi udang), dan lumpia spesial berisi campuran udang serta ayam. Tetapi, karena merasa kerepotan dan apalagi kebanyakan pembeli suka yang spesial, sekarang Mbak Lien hanya membuat satu macam saja, yaitu lumpia istimewa dengan isi rebung dicampur udang dan ayam.
Adapun generasi keempat lainnya, yaitu anak-anak dari almarhum Siem Hwa Nio (kakak perempuan dari Siem Swie Kiem) meneruskan kios ibunya di Jalan Mataram (Jalan MT Haryono) di samping membuka kios baru di beberapa tempat di Kota Semarang. Di antara anak-anak almarhum Siem Hwa Nio ini ada juga yang membuka cabang di Jakarta. Bahkan ada cucu almarhum Siem Hwa Nio sebagai generasi kelima membuka kios lumpia sendiri di Semarang.
Selain keluarga-keluarga leluhur pencipta lumpia semarang tersebut, sekarang banyak juga orang-orang ”luar” yang membuat lumpia semarang. Mereka umumnya mantan karyawan mereka. Mereka yang mempunyai hobi kuliner juga turut meramaikan bisnis lumpia semarang dengan membuat lumpia sendiri, seperti Lumpia Ekspres, Phoa Kiem Hwa dari Semarang International Family and Garden Restaurant di Jalan Gajah Mada, Semarang.
Harga Lumpia Semarang
Harga lumpia yang dijual para pedagang tersebut berbeda-beda. Kios lumpia Gang Lombok milik Siem Swie Kiem, misalnya, menjual dengan harga Rp 6.000 per biji (goreng/basah). Kios di Jalan Pemuda milik Mbak Lien menjual dengan harga Rp 5.500 per biji. Sedangkan pedagang-pedagang lumpia lain menjual dengan harga sekitar Rp 2.500 per biji. Gerobak di depan Toko Bandeng Juwana di Jalan Pandanaran, menjual dengan harga Rp 4.000,- per biji (updated informasi dari jalan-jalan bulan Juni 2009)
Resep Lumpia Semarang
Bahan:
20 lembar kulit lumpia ukuran 20×20 cm, siap pakai, 1 liter minyak sayur
Isi:
2 sdm minyak sayur, 3 siung bawang putih, cincang halus, 250 g udang kupas, cincang, 1 sdm ebi, rendam air panas, tiriskan, 500 g rebung rebus/kalengan, iris halus, ½ sdt merica bubuk, 1 sdt garam, 2 sdm kecap manis, 1 sdt gula merah sisir,
Saus:
350 ml air, 2 siung bawang putih, parut, ½ sdt merica bubuk, 75 g gula Jawa, sisir halus, 2 sdm tepung kanji, larutkan dengan sedikit air
BUMBU HALUS:
2 buah cabai rawit, 2 buah cabai merah, 2 siung bawang putih, 1/8 sendok teh garam
Pelengkap: Lokio, Cabai rawit, Acar mentimun
Cara membuat:
Isi: Panaskan minyak, tumis bawang putih hingga harum.
Masukkan udang cincang dan ebi, aduk hingga udang matang.
Tambahkan rebung dan bahan lainnya. Aduk rata dan masak di atas api
kecil hingga kering atau air dalam rebung habis. Angkat.
Penyelesaian:
Isi tiap lembar kulit lumpia dengan 1 sdm adonan Isi. Gulung sedikit lalu lipat sisi kiri dan kanannya sambil gulung dan padatkan. Rekatkan ujungnya dengan sedikit air. Sisihkan. Panaskan minyak banyak di atas api sedang. Goreng lumpia hingga kuning kecokelatan. Angkat dan tiriskan.
Saus: masak semua bahan kecuali tepung kanji hingga mendidih. Tuangi larutan tepung kanji, aduk hingga kental. Angkat dan dinginkan.
Sajikan lumpia bersama Saus dan Pelengkapnya. Untuk 20 buah
(Sumber : Wikipidia, Dapur Bunda dan Pribadi)