Pelayanan PSA Eclesia di GKI Pasir Koja, Bandung

Berangkat hari Minggu, 19 Juli 2009, menuju GKI Pasir Koja, di Jalan Terusan Pasir Koja 57, Bandung. Sebelumnya, aku sudah bangun jam 3.30, masak air, mandi, menyiapkan sarapan untuk ibuku, yang kebetulan sedang menginap di rumahku. Jam 4.30, aku membangunkan Daniel, untuk gosok gigi dan ganti baju, langsung angkut dia kedalam mobil. Kami berangkat pagi-pagi jam 5.00 untuk menghindari kemacetan yang mungkin terjadi di pintu keluar memasuki kota Bandung. Maklum long weekend, hari Senin 20 Juli 2009, tanggalan merah, ada Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Sehari sebelumnya, Dita dan Arum sudah berangkat bersama rombongan Paduan Suara Anak Eclesia (PSAE) dan pengurus. Anakku menyampaikan kalau perjalanan ke Bandung mereka tempuh selama kurang lebih 4 jam, berangkat jam 9 pagi, tiba di Wisma GKI Pasir Kaliki hampir mendekati pukul 13.00. Jadi untuk mengantisipasi hal ini, aku dan suami memilih berangkat lebih pagi. Sebetulnya PSAE melayani di dua tempat, pertama di GKI Pasir Kaliki jam 6.30 dan kedua di GKI Pasir Koja jam 9.00. Namun, karena waktu tidak akan terkejar buat kami, maka kami langsung menuju ke GKI Pasir Kaliki.

Memasuki tol, tampak kendaraan mulai ramai, mungkin semua mempunyai tujuan yang sama, berlibur. Aku mengharapkan Daniel bisa melanjutkan tidurnya, tapi ternyata tidak, dia malah ‘on’ sekali, cerita kesana kemari.

Kami keluar dari pintu tol Pasir Koja, tepat pukul 07.00 pagi…waduh kami kepagian tiba di tempat tujuan, tapi tak apalah kami bisa istirahat dan sarapan pagi dulu di depan gerbang gereja. Kami hampir tidak dapat tempat parkir, karena memang tempat parkir sudah dipenuhi kendaraan jemaat yang sedang kebaktian pagi. Tapi syukurlah masih ada sedikit ruang didepan sebuah toko, namun juru parkir bilang kalau kami bisa parkir disana sampai jam 09.00 sebelum toko buka. Oke, suamiku memarkir kendaraan dan kami mulai bergerilya mencari sarapan pagi. Aku memesan somay bandung, yang pedagangnya berasal dari Gunung Kidul, Yogyakarta. Seporsi seharga Rp 7.000,- terdiri dari 4 potong, 2 somai, 1 tahu dan 1 kentang. Enak, enak, enak..sambal kacangnya pas, terasa tumbukan kacangnya ditambah lagi dengan wangi perasan jeruk limaunya, wah sedap bener..sayang aku tidak sempat memfotonya, hanya foto gerobaknya saja. Sedangkan suamiku memesan nasi campur bb panggang, yang mantep sekali rasanya, bb panggangnya garing, walau nasi hainamnya agak keras menurut aku. Sementara kami sarapan, Daniel cemal cemil makanan yang kami bawa dan juga minum susu kotak.

Lanjut ke tujuan inti, rombongan PSAE tiba bersama bis dan iringan mobil pendamping sekitar pukul 08.30. Puluhan anak berpakaian kemeja putih dan bercelana jeans turun dari bis, menyebrangi jalan karena bis diparkir di seberang gereja dan masuk kedalam gereja. Mereka langsung duduk di baris depan dan berlatih sebentar. Sebagian besar anak tampak lelah dan kurang sehat, mereka ada yang berpakaian lapis baju hangat. Diantara anak-anak, malah ada dua orang yang akhirnya tidak dapat tampil maju bernyanyi karena badannya panas. Kelelahan dan ’tumbang’ nya anak-anak ini kemungkinan disebabkan mereka kurang tidur karena tidur terlalu malam, banyak mengobrol atau main kartu. Ditambah lagi udara dingin dan mereka harus bangun pagi dan mandi air dingin di pagi hari.

Puji Tuhan, setelah penyampaian firman Tuhan oleh Pendeta Sahetapy, anak-anak PSAE dibawah pimpinan kak Nina Aipassa dan seluruh pengurus, bernyanyi dengan penuh sukacita dua buah lagu berturut-turut ”Dona Nobis Pacem” dan ”As a Little Child”. Di akhir kebaktian, anak-anak juga menyampaikan 1 buah lagu pujian lagi ”Jubilatedeo”. Penampilan mereka didukung selain suara ketukan dari piano, juga genderang bertalu dari alat pukul cabasa dan kemrincing alat barchamp, dan tok-tok baso yang belum ditemukan namanya.

Jemaat bertepuk tangan setelah mendengarkan pujian yang mereka pujikan dengan indah itu. Tepuk tangan demi kemuliaan nama Tuhan.