Banana Yoshimoto menyuguhkan sebuah karya unik, yang sederhana namun manis, walaupun karya tersebut mengandung sebuah kerumitan tersendiri pula. Nona ini mengambil judul Kitchen, yang sewaktu kulihat pertama kali di Toko Buku Gunung Agung BSD, aku mengira buku ini buku tentang Design Interior, tapi ternyata bukan, buku ini novelette karya Banana Yoshimoto, yang terdiri dari dua buah tulisan, tulisan utama berjudul Kitchen itu sendiri dan Moonlight Shadow, yang keduanya memperoleh penghargaan sastra Izumi Kyoka tahun 1988.
Dapur memang sering menjadi sebuah tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga. Ada pepatah yang mengatakan bahwa cinta bisa muncul dari makanan, yang tentu saja diolah dan dimasak di dapur. Aku sendiri cukup beruntung, setelah dapur dipindah tempat 3 kali, maka kali ketiga ini, aku mendapatkan dapur seperti yang kuidamkan, walau belum bisa dibilang memenuhi ideal, tapi dapur yang kumiliki saat ini bersebelahan dengan ruang makan, sambil mempersiapkan makan, aku juga bisa berinteraksi dengan orang-orang di ruang makan. Dapurku juga terbuka berukuran 2 x 3 meter, menghadap ke taman belakang rumah, yang luasnya kurang lebih 2 x 5 meter. Jadi kalau memasak, aroma masakan bisa beterbangan langsung keluar dari rumah. Satu hal yang belum tercapai dari dapur mungilku ini adalah belum adanya kitchen set, sehingga peralatan memasak dan makan, masih tersimpan di ruang yang berbeda. Tapi tak apa, walau sederhana, dapurku sudah dilengkapi sebuah oven listrik, hadiah dari suamiku pada lebaran tahun lalu, yang menambah cinta diantara kami. Aku membuatkan macaroni panggang buat anak-anak, kakak membuatkan adik roti bakar, kami membuat pizza buat dibawa anak-anak ke sekolah dan seterusnya. Semoga masih ada banyak cinta yang bisa keluar dan beterbangan dari dapurku. Haha…
Nah sekarang..Banana mengambil setting dapur untuk tulisannya, mari kita simak apa yang dia suguhkan disini.
Sendiri sama dengan kesepian. Dan memang begitu apa yang aku alami selama ini. Sejak kecil aku telah ditinggal pergi kedua orang tuaku. Lalu aku berumah dengan nenek. Sebentar saja, dia pun meninggal. Tetangga sebelahku, kesendirian mereka lebih tragis.
Anak-laki-laki itu ibunya meninggal sewaktu melahirkan. Tak ada yang peduli, karena perkawinan mereka ditentang keluarga. Untuk mengurus bayinya, ayah si anak itu melakukan keputusan dahsyat : memutuskan menjadi perempuan. Namun tragis, ia dibunuh oleh laki-laki yang tergila-gila padanya.
Begitulah Banana Yoshimoto, menceritakan pertemuan kedua orang itu dalam novelnya: Kitchen. Mikage dan Yuichi, orang-orang yang kini sendirian itu merasa senasib. Dan memutuskan tinggal serumah. Apa yang kalian pikirkan laki-laki dan perempuan yang tinggal serumah? Novel ini memenangi penghargaan sastra izumi kyoka tahun 1988. Sebagai pengarang muda, Banana rupanya mulai meninggalkan kebiasaan para penulis jepang yang suka detail cenderung berlarat-larat. Namun semangat untuk menceritakan kegetiran dengan lucu masih sangat terasa.
Judul: kitchen
penulis: banana yoshimoto
penerbit: kpg
jumlah halaman: 204 (termasuk Moonlight Shadow)
Waaaah jeng, kamu udah baca ini? Dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia.
Aku baca versi bahasa Jepang (satu-satunya novel yang aku baca dalam bahasa Jepang dan selesai sampai habis) . Bagus ya cara penyampaian kesehariannya.
Gen suruh aku translate ke bahasa Indonesia sih………… tapi malaaassss.
EM
Aku baca yang bahasa Indonesia, ga usah diterjemahin lagi Mel. Iya bagus, sederhana walaupun masalah yg dihadapi cukup rumit.
DL