Sepuluh hari pertama di awal bulan oktober ini adalah hari yang benar-benar melelahkan. Sebelum oktober 2009, aku sudah diminta p Dedy untuk membuat Dokumen Teknis dari Grading System Remunerasi, yang harus selesai pada hari Jumat tanggal 2 Oktober 2009, wuih padahal hari Jumat pagi itu, aku harus mengambil rapot anakku Arum di Stella Maris. Ok, berarti tugas itu harus selesai sebelumnya. Selain itu Program Manual Pokja 3 dari kegiatan Reformasi Birokrasi juga harus dirampungkan, untuk dapat segera dipelajari Kepala Pokja 2 minggu depan. Program Manual Pokja 3 kukirim kepada para anggota pokja serta mengharap memperoleh masukan dari anggota pokja yang lain. Disamping itu, deadline pembuatan soal TPU untuk pelaksaanan tes tertulis pada penerimaan calon PNS tahun ini harus sudah kurampungkan pada 15 Oktober. Aku berharap sebelum tanggal itu, pembuatan soal sudah bisa kurampungkan.
Pada tanggal 6 Oktober 2009, hari Selasa, kami melaksanakan rapat Penyusunan Format Pelaporan dan Pengolahan Data Profil Kompetensi, Pembinaan Kolaboratif dan Perencanaan SDM.
Tanggal 7 Oktober 2009, hari Rabu, kami rapat Perumusan Definisi dan Perilaku Kunci untuk nilai ‘Profesional’, yang merupakan bagian dari nilai CIPTA (creativity, integrity, profesionalisme, team work dan accountable) yang dianut oleh BPPT. Dalam rapat ini, kita diminta untuk mencari referensi nilai dari berbagai sumber, mendefinisikannya dan kemudian menurunkannya kedalam perilaku kunci, untuk menjadi bahan kuesioner berikutnya. Diantara rapat itu, aku mengambil waktu untuk berdiskusi dengan konsultan yang rencananya akan membantu kami bekerja di Pokja 3 Reformasi Birokrasi. Kami dari Pokja 3 bertemu dengan Kepala Biro SDMO dan konsultan bernama Bapak Yodya Antariksawan…waduh kepalaku jadi muter-muter rasanya, kepala Biro ku menjelaskan secara berurutan mengenai program Reformasi Birokrasi, yang seolah-olah merupakan bahan baru bagi si konsultan, belum lagi kerumitan penggolongan level jabatan, yang berdampak pada penggolongan gaji, sehingga membuat konsultan bertambah termangu-mangu.
Tanggal 8 Oktober 2009, hari Kamis, pukul 10, aku mengundang konsultan dari Tasso untuk bertemu dengan Pokja 3 dan Kepala Biro SDMO. Konsultan menginginkan ada pandangan menyeluruh dan keinginan BPPT dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi, khususnya Pokja 3. Setelah mengetahui kebutuhan BPPT, Tasso menyampaikan presentasi singkatnya mengenai rencana dari pengerjaan kegiataan di Pokja 3. Pembicaraan berlangsung selama kurang lebih 2 jam, diakhri dengan makan siang dan Kepala Biro SDMO meminta kami (aku, maksudnya) untuk memperbaiki program manual pokja 3 yang telah kami buat serta menjadwalkan waktu bertemu seluruh anggota tim pokja 3 dengan beliau (yang ternyata sulit sekali diatur jadwalnya-adj). Selesai rapat, kembali aku menguber pekerjaan lain yang harus segera kuselesaikan seperti pembuatan soal, dan lain-lain.
Tanggal 9 Oktober 2009, hari Jumat, ada 2 agenda pertemuan, yang pertama kegiatan Coffee Morning dari Biro SDMO dan juga presentasi Evaluasi Jabatan, dari anggota Pokja 3, padahal aku juga harus mengambil rapot anakku, Daniel…pyuuih…ayolah laksanakan. Aku berangkat pukul 7 pagi ke Santa Ursula, menunggu pertemuan orangtua murid kelas TK B1 yang baru dimulai pukul 7.30. Hasil pertemuan akan kuceritakan kemudian dalam tulisan yang berbeda ya. Selesai pengambilan rapot, aku langsung dijemput tukang ojek langganan, mengejar bis yang berangkat pukul 08.30. Wuih untung kebagian. Ternyata jalan macet dengan banyaknya kendaraan di arteri Pondok Indah, ah sudahlah pasrah saja. Akhirnya aku tiba di kantor pukul 10 kurang. Sementara di lantai 6 ada acara CM Biro, aku langsung cabut ke lantai 11 gedung 2 ruang rapat pak Iskendar untuk mendengarkan presentasi salah seorang anggota pokja kami, bp Ronald tentang Evaluasi Jabatan. Pertemuan selesai pukul 12 kurang. Sementara itu Daniel kecilku menyusul ke kantorku karena kantor suamiku mati lampu, halaah ada aja, oke no problem, duduk manis ya, mama mau kerja. Kami makan di mejaku, ga kemana-mana, karena mendung dan rapat persiapan seleksi akan dimulai lagi jam 13…what a day! Pulang kantor, bersama Daniel jemput suami ke kantornya di Angke…ya ampyuun macetnya luar biasa. Sampai di rumah, beres2 rumah, seperti biasa, dan tak terasa malam telah tiba, harus menjemput anak-anak yang selesai latihan untuk persiapan lomba Yamuger bulan Desember nanti.
Sabtu, Minggu, terlewatkan dengan aman, namun terasa begitu cepat, karena padatnya acara anak-anak, yang penuh dengan latihan untuk lomba Yamuger dan persiapan Pesparawi di Samarinda.
Kembali ke hari Senin, 12 Oktober 2009, pukul 09, diundang untuk hadir rapat Pembinaan Kolaboratif di unit kerja PPKDT, kedeputian PKT sampai jam makan siang, tapi ga dapat makan siang…hahaha…setelah makan siang, merampungkan laporan pembinaan kolaboratif untuk bahan workshop akhir bulan ini.
Hari Selasa, 13 Oktober 2009, rapat seharian penuh, mempersiapkan 4 workshop yang akan diselenggarakan oleh Bagianku di Renbangbin. Empat workshop itu adalah Pembinaan Kolaboratif (ini WP ku, disini aku jadi Leadernya), Perencanaan SDM (disini aku sebagai Engineering Staf), Succession Planning (ntah aku sebagai apa disini, tapi aku membantu kasubbagku di subbag Pembinaan) dan Profil Kompetensi (aku ikut disini karena hasil dari kegiatan ini dipergunakan untuk bahan dalam kegiatan Penataan Sistem di pokja 3 Reformasi Birokrasi). Kita merencanakan bentuk acara, apakah workshop, seminar atau diskusi panel, tujuan dan sasaran acara, peserta, narasumber, dan bahan kegiatan.
Hari Rabu, 14 Oktober, pagi, kami rapat lagi mengenai bahan untuk kegiatan Succesion Planning, rencana membuat DUK plus, sebagai kelanjutan atau suplemen dari DUK yang sudah ada. Siang, gantian aku memimpin Persiapan Teknis Verifikasi Berkas Lamaran CPNS BPPT 2009…hayoo..bersemangat, setelah aku membuka acara, temanku memberi penjelasan dengan melakukan simulasi verifikasi berkas lamaran. Dari 16000 lamaran dan petugas hanya 14 orang, berarti minimal 1 orang memverifikasi 1000 berkas lamaran, yup. Setelah tidak ada pengertian, dan pembagian tugas, password dan login, acara berakhir dengan segelas jus…adem tenan…O iya, hari ini ada pertemuan Reformasi Birokrasi untuk kepala Pokja dan tentu saja dengan pemberian sebuah tugas baru, yaitu, pembuatan Action Plan untuk seluruh WP dalam Pokja, dan seperti biasa yang dilakukan kepala Pokjaku? You know lah…
Hari Kamis, 15 Oktober 2009, kepala masih berdengung-dengung dengan bayangan tumpukan berkas lamaran di ruang kerja dan menuntut untuk diverifikasi. Eh lagi-lagi Tim Sekretariat RB dengan debt collectornya yang berperut buncit itu (J) mengejar-ngejar Action Plan yang harus dikumpulkan hari ini pukul 15.00. Hayo gimana mungkin…aku harus memonitor petugas verifikasi, yang masih belum paham dengan tata cara verifikasi, ada pula yang komputernya belum terhubung dengan internet, ada yang internetnya putus nyambung. Berkas lamaran masih beberapa karung datang untuk dibuka. Belum lagi, kepala Pokja 3 pergi ntah kemana, padahal beliau tahu kalau aku memerlukan bantuannya, anggota Pokja yang lain sedang dinas ke Madiun (kebetulan mereka ada pada unit kerja yang sama dengan kegiatan yang sama), aku harus menyelesaikan Action Plan, yang terdiri dari Tahapan Kegiatan, Uraian Pekerjaan, PIC sampai dengan RAB untuk 3 WP dalam WBS ku….oh my GOD…but as always, I do my best.
Sudah bertanduk, ngepul seharian sejak beberapa hari, masih ada orang yang bicara soal KOMITMEN…huh …please…don’t ever talk to me about a COMMITMENT..I am here because I have that, I know what I have to do and why I am still here….
Job Responsibility
by Charles Osgood
There was a most important job that needed to be done,
And no reason not to do it, there was absolutely none.
But in vital matters such as this, the thing you have to ask
Is who exactly will it be who’ll carry out the task?Anybody could have told you that everybody knew
That this was something somebody would surely have to do.
Nobody was unwilling; anybody had the ability.
But nobody believed that it was their responsibility.It seemed to be a job that anybody could have done,
If anybody thought he was supposed to be the one.
But since everybody recognized that anybody could,
Everybody took for granted that somebody would.But nobody told anybody that we are aware of,
That he would be in charge of seeing it was taken care of.
And nobody took it on himself to follow through,
And do what everybody thought that somebody would do.When what everybody needed so did not get done at all,
Everybody was complaining that somebody dropped the ball.
Anybody then could see it was an awful crying shame,
And everybody looked around for somebody to blame.Somebody should have done the job
And Everybody should have,
But in the end Nobody did
What Anybody could have.
Wahh wah wah…sibuk bener ya jeng…
Aku juga sejak masuk Oktober kok jadinya sibuk tapi ngga keliatan
sampai tidak bisa posting di blog secara rutin…
bahaya bener.
Paling sebal diingatkan soal commitment padahal kita sudah berusaha semaksimal mungkin…
Sama-sama berusaha jadi ibu dan wanita yang baik yah jeng
pasti bisa
EM
wuih…..mbak…..ayo semangat! Beda juga tantanganku, dikejar orderan……
Selamat ya jeng………kalau kita ambil hikmah dari semua order pekerjaan yang ajeng terima adalah betapa orang-orang begitu percaya kepada ajeng bahwa ajeng pasti bisa mengerjakan apapun yang mereka order kepada ajeng……..itu bikin ngiri aku tuh jeng…….betapa inginnya aku seperti ajeng….hehehe tambah pulang malem banget deh aq.
Tapi dari segi ketahanan fisik kalau ajeng harus full setiap bulan dalam setahun seperti itu maka fisikly akan terganggu tapi mudah-mudahan ini tidak terjadi ……ini hanya usul saja jeng mungkin ajeng sudah harus mencari orang kedua dari ajeng artinya orang tersebut harus memiliki minimal setengah kemampuan dari ajeng sehingga jika ajeng mendapat orderan pekerjaan ajeng dapat melimpahkan ke orang tersebut untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan setengah dari kemampuan ajeng …….
Aku mau tuh punya setengah dari kemampuan ajeng dalam hal bagaimana membuat laporan dan pola pikir kemudaian bahan bacaannya dan metode-metode yang digunakan dalam penyelesaian pekerjaan.
Pekerjaan ajeng menarik lo…..Fully Thingking …….its different with me fully implementation….but for a manager like me need to add knowledge and skill to use theory in my implementation so……I must learn that its from ajeng an i glade if you want share you knowledge with me……
Congratulation jeng…..n sukses selalu ya …….
(wah kepanjangan nih komentarnya)…ini keluar dari hati yang paling dalam teman
Bu Anita, trims sdh mampir ya…aduh ibu, jgn over estimate ah, aku biasa2 aja kok, bener..kalau ibu perhatikan yg aku kerjakan, jg bisa dikerjakan orang lain, level S1 malah, tapi disini masalahnya, org ‘ga mau’ dan selain itu ‘orgnya terbatas’..tentang kondisi fisik, aku sdh pny dopping sejak dulu, kemarin agak tumbang krn sungguh, aku alergi debu, sementara datang ribuan kertas lamaran yg bikin aku bersin2..yg jd masalah, kadang kondisi hati, aku ngerasa aku hadir di ktr krn aku mau kerja dan hrs kerja, jadi kalau msh ada yg ngomong soal ‘komitmen’ lha dipkir aku ini ngapain disini, ya pastilah aku komit. Yah tapi setelah dipikir2 lagi, ga apalah org mau blg apa, aku sll pada pedoman hidupku sejak kecil ‘I do my best’…aku lakukan segala sesuatu semaksimal yg aku bisa dengan total, mengenai hasil itu Tuhan yang atur (selama ini kenyataannya, aku cukup puas dengan hasilnya)..contohnya, smua pekerjaan bs selesai sebelum batas waktu.
Hehe curhat jadi kepanjangan, tp ga apa, emang ini kok tujuan aku pny blog ini, spy bs curhat dan share sm temen2…
DL