Mengakhiri tahun 2010 dan menyongsong tahun baru 2011, biasanya tidak ada hal lain yang ingin aku lakukan selain pergi ke gereja untuk mengikuti Kebaktian Akhir Tahun, sambil berdoa mensyukuri pimpinan dan penyertaan Tuhan sepanjang tahun berjalan dan mensyukuri bahwa masih diberi kesempatan untuk melanjutkan hidup di hari yang baru di tahun berikutnya. Itu saja. Tidak ada yang kuingin lakukan selain itu, walau tentu makanan aku siapkan karena biasanya kami makan malam setelah pulang gereja dan nonton TV sampai pukul 24.00. Itu yang biasa aku lakukan, sejak aku kecil sampai saat ini sebetulnya. Namun, setelah menikah, biasanya, terutama saat bapak mertua masih hidup, biasanya kami, keluarga besar suami akan kumpul semua di rumah keluarga abang suami yang paling tua.
Tapi apa yang aku harap lakukan di akhir tahun, tidaklah selalu semudah yang dibayangkan, karena suami dituntut untuk pulang kerja lebih lambat akibat kegiatan tutup buku dan tutup tahun di kantornya. Biasanya aku dan anak-anak sudah siap dengan segala kemungkinan. Akhir tahun 2009, kami bisa pergi ke gereja, tapi akhir tahun 2010 ini, akhirnya kami tidak bisa pergi ke gereja karena suamiku baru tiba di rumah pukul 22.00 malam. Dan akupun tidak bisa pergi meninggalkan rumah karena anak tengahku, Arum, diare dan muntah sejak siang.
Aku menikmati apapun yang terjadi di akhir malam 2010 itu, aku masuk ke kamar, menemani si bungsu tidur, merenungi betapa baiknya Tuhan kepadaku dan keluarga sepanjang 2010 ini, begitu besar berkat dan karunia yang tidak selayaknya kami terima, sudah diberikan Tuhan kepada kami, anakku Arum lulus Sekolah Dasar, walau pada saat ujian sedang mengalami deman berdarah. Aku yang tidak berencana pindah ke kantor di Serpong, akhirnya pindah sejak bulan Mei 2010. Daniel bisa diterima di Sekolah Dasar. Andita naik kelas dengan nilai baik. Aku dengan kegiatan Voice of Banten dipimpin Tuhan terus sejak awal tahun, memenangkan lomba dan festival, mulai dari ITB, Yamuger dan Pesparawi Banten. Suami masih diberi kepercayaan untuk memegang jabatannya. Orangtua dalam keadaan sehat. Kehidupan pernikahan dan keluarga yang pasang surut pun masih didalam tangan Tuhan. Keadaan keuangan yang kembang kempis, toh kami tetap diberi hidup sampai saat ini.
Tidak ada kata lain, selain Puji Tuhan, tak kutahu kan hari esok tapi kuyakin tangan Tuhan yang pegang.