Macaroni Panggang, Jalan Salak 24, Bogor

Kami berangkat menuju Bogor pada hari Sabtu, 26 Desember 2010, sekitar pukul 8 pagi. Jalanan masih lancar dan sepi menuju kesana. Semula kami merencanakan untuk pergi ke Tajur, tapi karena masih pagi, kami menyusuri jalan mengikuti petunjuk, menuju lokasi the Jungle. Tiba disana, ternyata, walau belum masuk ke lokasi, kami kurang sreg dengan banyaknya orang, beraneka rupa, selain itu kami memang tidak ada persiapan untuk berenang atau bermain air. Jadi kami lanjutkan perjalanan, mencari sarapan di Macaroni Panggang, yang beralamat di Jalan Salak 24, Bogor.

Bagaimana menuju kesana ? sangat mudah sekali, cukup ikuti petunjuk dibawah ini, keluar dari pintu tol Jagorawi (arah Bogor), belok ke kanan, menuju Jalan Raya Pajajaran, terus lurus, melewati rumah makan KFC dan setelah melewati Hotel Permata (yang terletak di sebelah kanan jalan), ambil jalan di sebelah kiri, masuk ke Jalan Jalak Harupat, dan setelah melewati Jalan Pangrango, ada Jalan Salak di sebelah kanan. Rumah Makan ‘Macaroni Panggang’ tepat ada di ujung jalan Jalan Salak tersebut.

Tempatnya cukup luas, berlantai dua, sepertinya dulu merupakan tempat tinggal, yang dijadikan tempat usaha. Ada beberapa rumah makan sejenis di sekitarnya, seperti Home of Cup Cakes dan Apple Pie. Setelah memarkir kendaraan, kami turun dan mata serta hidung kami mulai disuguhi dengan sesuatu yang sedap disana, dengan pajangan bertuliskan ‘pizza meteran’ wah sedap keliatannya, ketika kami tanyakan berapa harganya per porsi, kira-kira ukuran 8 x 15 cm untuk sepotong pizza, diberi harga Rp 18.000,- oh lumayan juga, tapi nanti dulu ya, kami mau mencoba macaroni dulu. Kami masuk melalui teras, yang sudah mulai terisi beberapa meja pagi itu, kemudian kami juga naik ke lantai dua, yang ternyata tempatnya lebih sumpek dan sempit, akhirnya kami turun ke bawah dan memilih salah satu sudut, di depan piano, yang tak bisa dipakai, depan dapur dan meja kasir.

Kami mulai memesan. Menurut pelayan, macaroni panggang disini disediakan dalam 3 ukuran, yaitu personal, sedang dan besar. Menurutnya, yang ukuran personal hanya bisa untuk 1 orang saja, salah kami tidak melihat display makanan yang ada, karena ternyata setelah kami memesan yang berukuran sedang, pesanan itu tidak habis untuk kami berempat (ya, berempat karena Daniel memesan makanan yang lain). Kami yang biasa membuat sendiri macaroni schotel (dan datang kesini hanya karena penasaran) menganggap rasa macaroni disini ‘B’ aja alias biasa aja. Makaroni yang digunakan adalah macaroni ukuran sedang, panjang kurang lebih 5 cm, seperti biasa ada rasa susu, terigu dan juga campuran daging, namun menurut kami, selain di topping, keju kurang terasa dalam campuran adonan panggangan itu. Keju yang ada di topping memang banyak tapi terlalu kering, jadi saat kami memakannya seperti mengelupas masker kering dari wajah, hehe…..maap yaa. Secara keseluruhan, yaa itu tadi B aja. Untuk ukuran sedang, diberi harga Rp 48.000,- ukuran sedangnya cukup besar juga, tidak habis untuk kami berempat, jadi kami bawa pulang juga.

Menu makanan lain yang kami pesan, dipesan Daniel adalah Fried Potato and Sosis, alias kentang goreng dan sosis ukuran besar, yang rasanya untuk sosis seperti sosis yang biasa kami pesan, merk Bulaf, ada rasa pedas dan gurih. Untuk pesanan sepiring kentang dan sepotong sosis ini, kami diberi harga Rp 28.000,-

Satu lagi makanan yang dipesan Arum dan mengecewakan dirinya adalah Pancake ala Mode. Pancake nya tipis, hanya seperti dibuat dari sebuah telur, susu dan terigu saja, plain tanpa rasa, diberi susu kental manis coklat dan diberi topping es krim vanilla. Hm maaf lagi….Arum (bukan saya lho) membandingkannya dengan pancake di Melrimba Kitchen, katanya rasanya jauuuh. Untuk Pancake ala Mode ini kami dikenakan harga Rp 17.000,-.

Sedangkan untuk minumannya, kami memesan 2 gelas susu murni dingin dan panas @ Rp 9.000,-, 1 gelas Hot Chocolate seharga Rp 12.000,- dan Hot tea seharga Rp 3.000,- Total seluruh biaya pengembangan mulut dan perut ini kami menghabiskan sebanyak Rp 129.000,-. Oh ya sebelum pulang,kami membeli blunder tape ukuran sedang seharga Rp 29.000,- yang kami pesan untuk Ompung, yang akan kami kunjungi sepulang dari Bogor ini. Rasanya lumayan, cakenya lembut dan tidak bau amis.

Sedangkan untuk suasana wah nyaman sekali, karena suasananya rumahan sekali, teduh, banyak pohon, ada ayunan untuk anak-anak bermain sambil menunggu pesanan makanan.


4 thoughts on “Macaroni Panggang, Jalan Salak 24, Bogor

  1. emang ga enakkk mba….udah jgn kesitu lagiihhh…mendingan maen kerumah aku aja hehehhee…
    yg enak tuh masakan sunda yg di de’leuit, gurih 7, gili2 nahhhh itu baru okeehhhh…jadi ga rugi maen ke bogor nyaa

  2. Cobain Thata Macaroni Schotel dong, di jalan Pengadilan 27, rasanya beda jauh…mantap…ga nyesel

Comments are closed.