Bersama DIA, Tak Akan Sia-sia

Judul diatas adalah bagian dari tema yang diambil pada Kebaktian Penguatan/Persiapan Ujian Nasional (UN) Murid SMPK Ora Et Labora BSD, yang mengambil judul tema “Dalam Persekutuan dengan Tuhan, Jerih Payahmu Tidak Sia-sia”

Kebaktian diadakan pada hari Sabtu, 16 April 2011, dengan mengundang para orangtua, seluruh siswa kelas IX dan para guru. Acara tepat dimulai pada pukul 08.00, dengan pengantar dari Kepala Sekolah, Bapak Drs. Yulius, yang memberikan penjelasan mengenai Hasil Ujian Akhir Sekolah (UAS), Sistem Penilaian Nilai Akhir UAS, Bobot Nilai UAS, Bobot Nilai UAN dalam penghitungan Nilai Akhir Kelulusan.

Acara dipimpin oleh MC, ibu guru Bahasa Indonesia, Marta Simamora, S.Pd, diawali dengan Pujian dari Siswa, Panggilan Beribadah, Doa Pembukaan (Drs.Lamhot A.Ompusunggu, M.Pd), Narasi 1, Narasi 2, Litani Penguatan yang diucapkan bersahutan antara Orang Tua, Guru dan Siswa, kemudian Narasi 3 dan Pelayanan Firman.

Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt Maria Tabitha Hallatu-Mejer, dengan mengambil ayat dari 1 Korintus 15 : 58, yang berisi sesuai dengan tema kebaktian pagi itu. Beliau menyampaikan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan tidak akan sia-sia, karena semua dilakukan dengan pengorbanan, berupa waktu (perlu waktu untuk belajar), perlu tenaga untuk berpikir keras, perlu biaya karena tidak murah biaya pendidikan di negeri ini, perlu perhatian dengan mengesampingkan kesenangan karena mesti serius belajar.

Semua pengorbanan yang telah dilakukan tentu tidak ingin jadi sia-sia karena kita tidak hanya berkorban, tapi juga berjerih payah, bekerja keras, aktifitas dilakukan dengan luar biasa, kadang dengan penderitaan juga. (Contoh, misal ini menurut aku, ada orang yang tidak melakukan rekreasi atau bersenang-senang agar dapat menyekolahkan anaknya, atau memasukkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi, agar anaknya menjadi lebih baik dari orangtuanya).

Pelari dapat mencapai finish lebih dahulu, setelah berlatih setiap hari, lalu berlomba dan menang. Kemenangan 75% ada di tangan kita kalau sudah berlatih (dengan berjerih payah). Bekerja tidak cukup mengandalkan otak (kognitif) saja, perlu pakai hati atau perasaan (afektif), maka yang dikerjakan menjadi luar biasa.

Bagi para orangtua, bukan hanya uang atau materi yang diperlukan anak-anak, tapi juga kata-kata yang menguatkan, sangat dibutuhkan mereka.

Selain berjerih payah, kita semua perlu bersekutu dengan Tuhan. Sudah berjerih payah dan sudah bersama Tuhan, maka tidak perlu rasa takut lagi untuk menghadapi apapun.

Demikian firman Tuhan yang memberikan kekuatan dan pengharapan kepada anak-anak siswa, orang tua dan guru, untuk tegar menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN) yang akan diadakan pada tanggal 25 sampai dengan 28 April 2011 nanti.

Kebaktian diakhiri dengan Doa khusus untuk Siswa, Persembahan dan Doa Penutup oleh Ibu Pendeta.

“Kau-lah Harapanku”

Bukan dengan kekuatanku, kudapat jalani hidupku/Tanpa Tuhan yang di sampingku, ku tak mampu sendiri/Engkaulah kuatku, yang menopangku

Reff : Kupandang wajah Mu dan berseru/ Pertolonganku datang dari Mu/ Peganglah tanganku, jangan lepaskan/ Kaulah harapan dalam hidupku

 

Sumber foto : dari Bpk Yulius dan Pribadi