Kunjungan STP pertama pada hari ketiga adalah menuju ke Bakpia Pathuk, walau tas oleh-oleh sudah penuh dan berat, namun rasanya ga pas kalau ke Yogya dan pulang tidak membawa oleh-oleh Bakpia. Apalagi anakku sudah memesan bakpia keju dan bakpia coklat, sedangkan aku sendiri ya suka yang original, bakpia itu ya kacang hijau lah.
Mengenai merk, aku ga pernah fanatik pada merk tertentu, karena buatku, selama itu bukan makanan basi, yang ada ya hanya enak dan enak sekali. Jadi sewaktu ditawari mau ke Bakpia 25, ya monggo kulo nderek… 🙂
Ini hasil jalan-jalan ku dan teman-teman mengunjungi Pabrik Bakpia Pathuk 25 di Yogyakarta.
Sejarah :
Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau. Selain itu pula bakpia mulai diproduksi di kampung Pathok Yogyakarta, sejak sekitar tahun 1948. Waktu itu masih diperdagangkan secara eceran dikemas dalam besek tanpa label, peminatnya pun masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga mengalami perubahan dengan kemasan kertas karton disertai label tempelan.
Pada tahun 1980 mulai tampil kemasan baru dengan merek dagang sesuai nomor rumah, diikuti munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek dagang nomer berlainan. Demikian pesatnya perkembangan “kue oleh-oleh” itu hingga mencapai booming sejak sekitar tahun 1992.
Produksi bakpia yang dilakukan oleh bapak Arlen Sanjaya (Bp Arlen Sanjaya adalah generasi penerus pembuat Bakpia Pathok 25 yang dahulu berasal dari bisnis keluarga) setiap harinya tidak tetap karena produk yang dibuat bersemboyan “Selalu Baru dan Hangat”.
Perusahaan Bakpia Pathok “25” mempunyai 5 toko cabang yaitu 2 toko cabang di jalan AIP KS. Tubun dan 1 toko cabang di jalan Bhayangkara,serta 2 toko dijalan Laksada Adisucipto (jalan ke arah kota Solo). Toko-toko cabang ini biasanya mengambil bakpia dari pusat produksi dengan merek dagang 25.
Pada tahun-tahun pertama, perusahaan menggunakan oven dengan bahan bakar arang. Setelah usaha beliau semakin sukses menambah lagi jumlah oven dengan bahan bakar gas.
Dalam usahanya bapak Arlen Sanjaya dibantu oleh beberapa karyawan pria dan wanita. Pegawai wanita yang biasanya bertugas sebagai pencetak bakpia dan pengemas, sedangkan pegawai pria biasanya bertugas sebagai pembuat adonan, pembuat isi / kumbu, pengoven serta pemasar ataupun mengirim bakpia ke sejumlah tempat.
Proses Produksi :
Proses Produk Bakpia Pathok “25” terdiri dari beberapa tahap. Semuanya memberikan rasa yang lebih untuk para pelanggan. Sekarang saatnya kami, Bakpia Pathok “25” membeberkan proses produksi kami!
Adapun langkah-langkahnya dibagi menjadi 7 langkah utama yaitu:
- Menjemur kacang hijau untuk menghilangkan kutu dan seleksi kacang. Memisahkan kacang dengan kulit kacang hijau.
- Dipecah menjadi 2 bagian dan dicuci bersih.
- Pengukusan.
- Digiling sampai lembut. Dimasak dalam mixer, dicampur dengan gula pasir secukupnya.
- Pembuatan kulit. Bahan yang digunakan adalah, tepung terigu, gula pasir, air, minyak goreng. Diaduk dalam mixer. Proses ini dinamakan proses rolling, sampai kalis.
- Proses pemanggangan.
- Terakhir proses packing / pengemasan.
Sumber Informasi dari www.bakpia25.com
Foto-foto : Pribadi