Perjalanan

Aku kerap kali melakukan sebuah perjalanan, baik itu perjalanan dinas maupun perjalanan bersama keluarga.

Sejak tahun 1989 aku bekerja, sudah beberapa kota besar aku datangi dari Sumatera sampai NTT, aku pernah ke Lampung, Jambi, Bengkulu, Pekan Baru, hampir seluruh kota besar di Jawa, Banjarmasin, Balikpapan, Pontianak, Kendari, Manado, Makasar, Bali, Madura, Mataram dan Kupang. Juga perjalanan bersama keluarga ke beberapa tempat terutama di Jawa Barat. Dalam perjalanan dinas, hampir selalu walau aku suka bepergian, pastilah ada tugas yang harus dilakukan, ntah datang ke kantor propinsi (saat aku masih bekerja di BPS), atau menjadi instruktur bagi pencacah atau sebagai petugas pengawas atau pengecekan di lapangan, atau mengikuti pembekalan dan lain-lain. Semua perjalanan diatas, dilakukan karena tugas atau perintah atasan, namun tentu aku nikmati karena aku suka melakukan sebuah perjalanan.

Demikian juga perjalanan bersama keluarga, pasti akan sangat aku nikmati karena itu adalah saat-saat bersama suami dan anak-anak terlepas dari kegiatan rutin, mulai dari bangun pagi jam sekian, mandi, masak, siapkan bekal, mandikan Ibu, berdoa bersama, mengantar anak dan suami untuk berangkat dan pergi ke kantor, terus berulang-ulang terjadi seperti itu selama beberapa hari dan kembali lagi rutin dari siang hingga malam hari – maka liburan atau perjalanan bersama keluarga tentu akan sangat menyenangkan, berada bersama keluarga, bangun di tempat yang berbeda, makan makanan yang lain (yang pasti karena tidak perlu memasak 😀 ) dan lebih pasti lagi, tentu dengan kegiatan yang berbeda, tidak mesti belajar bersama si bungsu dan menemaninya sampai selesai tugas-tugasnya.

Nah perjalanan yang ingin kuceritakan kali ini adalah perjalanan yang baru aku lakukan, perjalanan yang sudah berakhir 9 hari yang lalu, bersama teman-teman baru dan aku rasakan sangat berbeda dengan perjalanan yang pernah aku lakukan selama ini. Beberapa hari setelah pulang, aku seperti terbangun dan merasa yang baru terjadi itu ‘hanya mimpi’ semua terasa begitu cepat, walau untuk mencapai tempat tujuan, perjalanan terasa begitu panjang dan melelahkan. Atau karena aku terlalu ‘excited” sehingga merasa perjalanan ini begitu menyenangkan, mungkin akan ada yang bilang, coba kamu lebih lama disana, pasti akan terasa bosan dan tidak nyaman – begitukah ? aku rasa tidak akan begitu.

Atau apakah aku terlalu lebai dan galau, seperti kata anak muda sekarang ? Lebai ? apalagi galau ? ah ya tentu tidak mungkin, kenapa harus seperti itu, usiaku sudah tidak sesuai untuk berlebai dan bergalau ria, tapi memang, sejujurnya aku merasa ada separuh (oh terlalu banyak barangkali) karena separuh jiwaku ada untuk suami, anak dan Ibuku – aku merasa ada yang tertinggal disana, di tempat itu kah ? tidak kurasa – tapi di perjalanan. Perjalanan itu, perjalanan yang baru aku lalui, membuatku sampai detik ini, begitu memikirkan dan membayangkannya, ntah mengapa 😐 mungkin karena perjalanan itu begitu menyentuh hati dan menyenangkan batinku …..