Perjalanan ke Makasar

Perjalanan kali ini adalah perjalanan menuju Kota Makasar, Ujung Pandang, Sulawesi Selatan. Ini adalah kali pertama aku berada di kota ini, maksudku benar-benar menginjakkan kaki disana, beberapa kali tiba di Makasar, hanya untuk transit beberapa jam saja di Bandara.

Aku dan teman-teman, akan menghadiri acara Akad Nikah dan Resepsi Pernikahan salah seorang teman di kantor kami, Zarlina – jauh-jauh hari kami sudah memesan tiket penerbangan Jakarta – Makasar – Jakarta agar dapat memperoleh tiket promo dengan harga murah, maklum kami saat itu hanya memikirkan pertemanan kami dan ingin menghadiri acara tersebut. Alhasil, kami memperoleh tiket sore hari Jumat, dengan pesawat Lion Air yang rencana keberangkatannya jam 17.30 WIB dan tiba disana pukul 20.55 WITA.

Kami meninggalkan kantor pukul 14 dan tiba di bandara sekitar pukul 15.30. Setelah check in, kami menunggu di Red Corner Bandara, setelah teman-teman sholat, beberapa teman makan berat alias makan nasi Padang sementara aku sendiri makan bakwan Malang untuk menghangatkan perut. Sekitar pukul 16.30 kami masuk ke ruang boarding dan menunggu disana, pesawat yang rencananya diberangkatkan pukul 17.30 baru diberangkatkan pukul 19.30 dengan pengganti 1 dus snack box yang berisi 2 potong kue dan 1 gelas air mineral – oh 🙁

Keterlambatan ini menyebabkan kami mendarat di Bandara Sultan Hasanudding Makasar pukul 23 Wita. Hari sudah cukup malam dan melelahkan, tapi perut kami kelaparan, setelah menurunkan barang bawaan kami di rumah kakak Zarlina di perumahan Anging Mamiri, wilayah Hertasning, kami pergi mencari makan di malam yang larut ini.

Kota Makassar (Makassar, kadang dieja Macassar, Mangkasar; dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai Ujungpandang atau Ujung Pandang) adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Kotamadya ini adalah kota terbesar pada 5°8?S 119°25?EKoordinat: 5°8?S 119°25?E, di pesisir barat daya pulau Sulawesi, berhadapan dengan Selat Makassar.

Makassar berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.

Kota ini tergolong salah satu kota terbesar di Indonesia dari aspek pembangunannya dan secara demografis dengan berbagai suku bangsa yang menetap di kota ini. Suku yang signifikan jumlahnya di kota Makassar adalah suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa. Makanan khas Makassar yang umum dijumpai seperti Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Kue Tori, Palubutung, Pisang Ijo, Sop Saudara dan Sop Konro.

Makassar memiliki wilayah seluas 175,77 km² dan penduduk sebesar kurang lebih 1,4 juta jiwa.

Kami diantar untuk makan malam di Sari Laut di wilayah Petarani, makan berenam dengan menu nasi dan lauk masing-masing udang, ayam, bebek dan ikan baronang serta sambal lalap yang mantap, kami hanya membayar sebesar Rp 129.000,- saja, perut kami sudah kenyang dan kembali ke rumah untuk mandi dan beristirahat – hari sudah masuk pukul 00.30 lelahnya hari ini, semoga lancar acara dan kegiatan kami selama disini

Gambar dan Info : Google