Street Food atau jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai Makanan Jalanan yaitu makanan atau minuman siap saji yang dijajakan di jalan atau area umum, seperti pasar ataupun bazar, oleh pedagang keliling ataupun pedagang di tepi jalan. Sering penjual Street Food ini berada di tempat yang sifatnya sementara atau ‘portable”, biasanya mereka punya tempat mangkal yang tetap dengan pelanggan tetap pada jam tertentu, dengan perabot berupa kain terpal penutup tenda, bangku plastik dan meja lipat, juga bambu atau kayu untuk penopang tenda yang biasanya diletakkan di tempat mangkal pemilik tenda.
Di Indonesia, Street Food ini sendiri biasanya berupa makanan yang mudah disajikan seperti siomay atau bakso, namun tidak jarang Street Food ini berupa makanan yang disajikan dan dimasak di tempat, seperti warung tenda ikan bakar, penjual mie godok, martabak, sate padang, ketoprak dan beberapa makanan lain. Mengapa pedagang tidak berjualan di tempat permanen, biasanya karena pedagang mencari harga sewa tempat yang lebih murah dan dapat menjangkau pembeli dimana saja, itulah sebabnya harga Street Food lebih murah daripada di rumah makan atau restoran.
Pandangan saya tentang Street Food di Indonesia
Street Food di Indonesia mungkin adalah makanan yang paling bervariasi di dunia ini. Aneka jenis makanan dapat disajikan di jalan atau tepi jalan dan Street Food ini khususnya menjadi ciri khas suatu daerah, sangat dirindukan bagi para perantau yang pergi dari kampungnya, misal seperti Gado-gado Uleg, Kue Rangin, Putu Bambu, Sate Padang, Soto Kudus, Lumpia Semarang, Garang Asem Kudus, Gudeg Jogja dan lain-lain.
Namun saat ini mencicipi Street Food khas daerah tertentu masih dimungkinkan karena banyaknya perantau di suatu tempat, yang memanfaatkan peluang ini dan mempunyai kemampuan untuk menyajikan hidangan khas daerah, dengan membuka dagangan makanan khas daerah mereka masing-masing dalam bentuk Street Food. Dari segi rasa, hampir seluruh Street Food yang pernah saya cicipi, tak diragukan kelezatannya dan memang memiliki bumbu yang sesuai dengan khas daerah tersebut.
Keanekaragaman makanan ciri khas daerah, keterbatasan tempat dan modal yang kurang, menyebabkan menjamurnya makanan yang dijajakan di jalan. Hanya sayangnya, faktor kebersihan sering kurang diperhatikan oleh beberapa tempat penjualan Street Food ini. Pedagang biasanya meletakkan makanan berdekatan dengan tempat pembuangan sampah. Mereka juga tidak menggunakan tangan yang bersih atau sarung tangan untuk menyajikan makanan. Pembuat merangkap menjadi kasir, sehingga menerima uang bayaran, menyimpannya dan melanjutkan lagi pekerjaannya untuk menyiapkan masakan. Selain kebersihan penyaji, faktor lain yang kurang diperhatikan adalah penyiapan alat makan, biasanya penjaja Street Food kurang mendapat persediaan air bersih, sehingga mereka mencuci alat makan bebas pakai dengan asal dan seadanya saja. Hal yang ketiga adalah kurangnya kepedulian pedagang terhadap sampah yang ditimbulkan dari makanan yang disajikan, baik karena pembuangan bahan sisa atau sisa makanan.
Walaupun sederhana, banyak tempat Street Food di Indonesia ini yang mengelola dagangan mereka dengan cukup serius, namun karena sedikitnya modal mereka, kadang faktor seperti kebersihan dan penyajian kurang mereka perhatikan, selain kualitas makanan tersebut.
Berikut adalah beberapa contoh Street Food di beberapa tempat di Indonesia, yaitu
Street Food Pisang Epe di Makasar, merupakan makanan ringan yang banyak ditemui di Makasar, berupa pisang kepok yang dipipihkan, dipanggang dan disiram dengan air gula merah. Sangat nikmat dimakan pada sore hari. Dalam penyajiannya, seperti kebanyakan pedagang keliling, mereka tidak membersihkan tangannya lebih dahulu dan menjajakannya di tepi jalan. Membuang kulit pisang juga kadang dilakukan sembarangan.
Tungku Pedagang di Sumatera Utara
Aneka Jajanan di Sumatera Utara
Menikmati Kuetiaw Goreng di Sxxxx Pxxxxxx, Sumatera Utara. Jika datang ke Medan, hampir pasti orang akan singgah kesini. Namun sama seperti kebanyakan Street Food, pasti ada kendaraan yang lewat, saat kita sedang asyik menyantap hidangan
Penjual Durian di Berastagi. Durian sebagai salah satu buah lokal yang terkenal di Sumatera Utara, juga sudah menjadi Street Food Indonesia, karena pedagang mempersiapkan tikar disana, agar pembeli dapat langsung menikmati kelezatan daging buah durian. Pedagang buah ini biasanya sudah mempersiapkan keranjang untuk membuang kulit durian dan menyediakan air cuci tangan bagi pembeli.
Salah satu tenda Street Food di Berastagi. Hampir sama dengan kebanyakan tenda Street Food beginilah kurang lebih bentuknya, tenda terdiri dari kain terpal, yang menutupi bagian atas dan kiri kanan, sementara yang lainnya dibiarkan terbuka untuk display makanan. Ada meja untuk menyiapkan makanan, perhatikan juga perabot yang ada disana, ember plastik yang kemungkinan digunakan juga untuk mencuci alat makan bekas pakai.
Street Food di Pelabuhan Ajibata, Sumatera Utara. Di pelabuhan ini, banyak penjual seperti ini, mereka biasanya membawa keranjang berisi termos air untuk menyeduh kopi atau teh dan makanan berupa telur rebus, kacang dan mie Gomak (mie khas daerah Samosir).
Street Food Gudeg di Jalan Yogyakarta. Sama seperti beberapa penjual Gudeg yang lain, ibu ini juga mempunyai tempat tetap di tempat ini, walau bentuknya sederhana, cita rasa masakannya tidak diragukan lagi. Ibu penjual sudah sadar juga akan kebersihan penyajian dan menempatkan sampah di tempatnya, namun yang tak dapat dihindari adalah debu jalan yang beterbangan karena jualannya dilewati oleh pengendara becak dan juga motor.
Street Food Sate Ayam Madura di Jakarta Pusat. Boleh percaya boleh tidak, apa yang saya rindukan jika saya pergi ke Toko Es Krim, ya sate ayam yang dijual di depannya. Walau demikian keadaan jualannya tapi sate ayam ini banyak dicari, perhatikan bentuk angkringannya yang khas, bakaran pemanggang sate, setumpukan tusukan sate ayam siap dibakar dan juga ember pencuci piringnya. Soal rasa, tidak akan ada yang meragukan lagi. Soal kebersihan dan debu jalanan, banyak juga yang tidak memperhatikan hal tersebut. Beginilah salah satu bentuk Street Food yang digemari banyak orang di Indonesia
Street Food Mie Juhi dan Asinan Jakarta. Makanan ringan dan sederhana ini, yang terdiri dari mie, daun selada, irisan sayur, potongan kentang, kerupuk kuning dan saus yang khas, juga digemari. Kabarnya makanan ini hanya ada di Jakarta saja. Dijajakan dalam bentuk gerobak keliling dengan bunyi dentingan sendok dan botol saus menjadi suatu yang ditunggu orang di sore hari.
Harapan saya untuk Street Food di Indonesia
Saya mengharapkan Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat ikut membantu Street Food ini lebih dikenal banyak orang, baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Banyak wisatawan asing ragu mencoba Street Food karena ragu dengan kebersihannya. Dengan menyediakan tempat dengan harga sewa murah bagi pedagang kecil, menyediakan air bersih yang cukup dan mengedukasi mereka untuk membuang sampah sekaligus memilahnya agar ramah lingkungan, dapat meningkatkan minat bagi banyak orang untuk mencoba mencicipi keanekaragaman cita rasa Street Food Indonesia dari berbagai daerah.
Pedagang mungkin mengalami kesulitan mencapai pelanggannya, namun jika ada beberapa lokasi di suatu daerah yang dapat menampung pedagang Street Food ini, maka faktor kebersihan dan faktor penyajian pada pelanggan dapat lebih ditingkatkan. Kualitas dan kebersihan makanan dapat lebih terjamin. Selain itu beberapa makanan dari beberapa daerah dapat lebih mudah ditemui di satu tempat yang sama. Penjual tidak lagi mencari pembelinya tapi pembeli yang rindu pada masakan mereka akan datang berkunjung ke tempat tersebut.
Selain itu, mampu meningkatkan minat pencinta kuliner untuk datang dan menyicipi santapan hidangan yang sederhana tersebut namun mempunyai keunikan sesuai dengan kekhasan daerahnya serta memupus kerinduan menikmati Street Food Nusantara. Itu tidak terbatas hanya peminat lokal tapi juga dunia.
Semua Foto adalah Koleksi Pribadi. Postingan ini diikutsertakan dalam Femina Foodlovers Blog Competition 2013 dan tulisan ini menjadi salah satu dari 10 tulisan pilihan, yang pengumumannya dapat disimak disini
Pingback: Pemenang Lomba Foodlovers Blog Competition 2013 : Honey Bee
Selamat ya mbak,, tulisan ini menang kontes.
@ Ika Koentjoro, terimakasih dah mampir ke blogku, dan terimakasih juga ya atas perhatiannya 🙂