Sabtu, 24 Agustus 2013, aku memenuhi undangan untuk hadir pada Seminar Sehari yang berjudul “ASEAN Connectivity Menuju Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 : Peran dan Kontribusi serta Media Sosial dalam Menghadapi Kompetisi di ASEAN”
Dengan menggunakan kendaraan bis Feeder Bus dari BSD, aku tiba tepat turun di depan gerbang Gedung Carakaloka, Pusdiklat Kementerian Luar Negeri RI di wilayah Senayan, Jakarta Selatan. Kehadiranku dan para blogger di Indonesia yang tergabung dalam Komunitas ASEAN Blogger dan juga para awak media, disambut dengan umbul-umbul biru yang melambai indah di pagi yang cerah itu.
Memasuki pelataran parkir, tampak beberapa mobil dan kendaraan bis saja tapi ternyata didalam peserta sudah banyak yang hadir, setelah mengisi buku tamu, Panitia meminta para blogger untuk berganti pakaian kaos berwarna putih dengan logo ASEAN yang keren itu.
Sambil menunggu tamu undangan, narasumber, para peserta seminar mulai menempati kursi yang sudah disediakan dan saling berkenalan satu sama lain, ternyata banyak juga peserta yang hadir dari luar Jakarta, seperti Bekasi, Bogor dan Yogyakarta. Aku bertemu dengan beberapa teman dari KEB seperti mbak Anazkia, mak Evi. mak Puh Indah Juli, mak Pon Mira Sahid dan mak Jurbay Irma Senja dan berkenalan dengan SekJen ASEAN Blogger mbak Ajeng (juga).
Seminar yang diadakan dengan tujuan mengajak blogger dan mahasiswa sebagai elemen citizen journalism agar dapat memanfaatkan media sosial dalam membangun social trust untuk menciptakan prakarsa atau ide kreatif sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam menghadapi tantangan dan peluang ekonomi AEC 2015, dibuka dengan kata sambutan dari Bapak Agung Wesaka Puja selaku Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN dan pada pemaparannya dalam sesi pertama dengan paparan yang berjudul “Komunitas ASEAN 2015”
Beliau menyampaikan bahwa untuk mencapai konektifitas ASEAN harus mengutamakan konektifitas hati terlebih dahulu, yang dilanjutkan dengan konektifitas dari orang ke orang (people to people contact). Beliau mengharapkan blogger dapat berperan aktif dalam mensosialisasikan arah program ASEAN, yang tentunya melibatkan Indonesia, menuju ASEAN Community dengan 3 pilar utamanya, melalui media yang biasa digunakan yaitu blog.
Pemaparan berikutnya dari Menteri Komunikasi dan Informasi, Bapak Tifatul Sembiring, yang diawali dengan pembukaan pantunnya yang khas, beliau menyampaikan topik sebagai keynote speechnya yang berjudul “Peran Teknologi Menyongsong Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) 2015″
Beliau menyampaikan ASEAN menjadi kawasan yang memiliki stabilitas, kesejahteraan dan daya saing tinggi dan salah satu peluang untuk menghadapi KEA 2015 adalah peningkatan daya tarik pariwisata.
Tantangan mindset yang mesti dihadapi adalah inward looking. Inward looking yang dipopulerkan Paul P Streeten di era 1980 an adalah strategi pembangunan yang lebih menekankan pada pembangunan industri domestik pengganti produk impor. Strategi itu ditempuh dengan cara proteksi industri domestik lewat tarif dan berbagai restriksi impor, untuk kemudian dalam jangka panjang melalui diversifikasi industri menuju kompetisi ekspor.
Indonesia diharapkan tidak hanya puas menjadi macan kandang tapi menjadi macan ASEAN, dalam Fortune Global 500, PERTAMINA menduduki peringkat ke-122. Walau masih ada kendala yang dihadapi yaitu infrastruktur, sumber daya manusia dan birokrasi.
Berikutnya pemaparan ke-3 dari Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bapak Rifal Affandi Lukman, dengan tema “Strategi Nasional Menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN 2015”
Beliau memaparkan di mata dunia, menurut HSBC, Standard Chart dan Mc Kinsey – ada optimisme bagi Indonesia, tapi jangan terlena dan tetap bekerja keras.
ASEAN News menuliskan agar semua negara bersiaplah karena keniscayaan KEA ada di depan mata, tanpa persiapan, semua peluang yang ada dapat menjadi ancaman.
Bapak Rifal menyampaikan bahwa saat ini pusat gravitasi bidang Ekonomi sedang menuju wilayah Asia, oleh karena itu diharapkan Indonesia harus mampu memanfaatkan integrasi regional melalui pasar tunggal.
Peranan UKM sangat penting untuk mencapai kawasan pembangunan ekonomi yang merata. Blogger diharapkan berperan aktif untuk memberikan informasi kepada masyarakat (institutional connectivity). Salah satu pilar AEC blueprint adalah integrasi dengan perekonomian dunia, yang dimonitor dengan AEC Scorecard.
Sebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia harus mampu meningkatkan daya saing. Pada tahun 2030 diprediksi 60% middle class dunia akan berada di kawasan Asia Pasifik. Ekspor Indonesia dalam PDB berada posisi terendah kedua setelah Myanmar padahal perekonomian Indonesia terbesar di ASEAN dari konsumsi Dalam Negeri.
Jika ingin mencapai income per kapita menjadi 15 ribu, perlu didukung dengan pertumbuhan diatas 6%. Ekspor Impor Indonesia 2012 sudah mencapai defisit karena import barang manufaktur sedangkan ekspornya berupa sumber daya alam antara lain batubara.
Ekspor non migas Indonesia mencapai defisit nilai perdagangan indirect trade melalui Singapura dan Malaysia. Rata-rata tarif bea masuk umum Indonesia termasuk cukup rendah, sudah mendominasi barang yang masuk.
Salah satu masalah kesiapan daya saing adalah rendahnya kualitas tenaga kerja. Rancangan yang disiapkan menuju KEA 2015 adalah pengembangan industri nasional, pertanian, kelautan, perikanan dan edukasi publik.
Pemaparan ke-4 di Sesi Paparan dan Diskusi mengenai Arah AEC 2015 ini adalah paparan yang disampaikan oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk ASEAN, Mr.David Carden, dengan topik US Perspective on the ASEAN Economic Community and US Experience on Public Diplomacy through Social Media.
Duta Besar Carden memberi ceramah yang membangun, difokuskan pada hal umum dari ide-ide bagaimana untuk mencapai masyarakat. Ia berbagi perspektif AS pada AEC, dukungan pemrograman AS melalui ACTI, dan pengalaman diplomasi publik melalui media sosial
Setelah pemaparan para narasumber di sesi kedua ini, peserta seminar dan narasumber istirahat sejenak, sebelum dilanjutkan ke sesi Tanya Jawab
Sesi III berikutnya berisi pemaparan dan diskusi mengenai AEC 2015 dari Perspektif Wirausahawan, dengan narasumber Raja Sapto Oktohari, Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang berjudul “Dampak Perdagangan Bebas bagi Pengusaha Indonesia”, Shinta W Dhanuwardoyo, Start Up Indonesia, yang berjudul “Peluang dan Tantangan yang dihadapi UKM dalam Perdagangan Bebas” dan akhir pada sesi ini adalah Aidil Akbar Madjid, Independent Financial Planner yang membawakan paparan berjudul “Peluang dan Tantangan Menghadapi Permasalahan Finansial di Era Kompetisi ASEAN”
Setelah ISHOMA, Seminar dilanjutkan dengan Sesi IV yang berisi mengenai Bedah Buku The DestinASEAN yang berisi kisah travelling dari 10 penulis di 10 negara.
Sesi terakhir mengenai Peran Media Sosial dalam ASEAN Community Building, dengan paparan dari Iman Brotoseno, Presiden ASEAN Blogger Community Chapter Indonesia, yang menyampaikan topik “Manfaat Blogger untuk Penguatan ASEAN Community 2015”, Hariko Wibawa Satria, Admin @ASEANCom2015 dengan topik “Manfaat Twitter dalam Kampanye ASEAN Community 2015” dan Muhammad Halim Noor Listyanto, Ketua Fan Page Facebook ASEAN Community.
Acara Seminar Sehari menuju KEA2015 yang dihadiri sekitar 150 orang blogger ini, diakhiri dengan Pengumuman Lomba Blog ASEAN Blogger Festival Solo 2013, Pengumuman Lomba Blog Ulang Tahun ASEAN dan Pengumuman Lomba Live Tweet.
Berakhirnya Seminar ini menjadi awal tanggungjawab ASEAN blogger untuk membangun kesamaan pandang terkait isu pokok AEC 2015 yang harus dihadapi Indonesia.
Selamat Bekerja !!
Tulisan ini disusun dalam rangka reportase kegiatan Seminar Sehari yang diselenggarakan oleh ASEAN Blogger pada hari Sabtu, 24 Agustus 2015 #menujuKEA2015