Jika bermaksud mendatangi suatu negara, alangkah baiknya juga belajar bahasanya. Sama seperti dengan anakku yang sangat bercita-cita untuk belajar di Jerman, (semoga keinginan ini bisa tercapai), tapi yang pasti salah satu syaratnya menuju kesana adalah menguasai Bahasa Jerman sampai dengan minimal tingkat ZD.
Sebelumnya mengapa ia ingin belajar kesana, mari simak alasan berikut ini (seperti yang terdapat juga di website DAAD), diantaranya :
- Bahasa Jerman merupakan bahasa pertama yang paling banyak digunakan di Eropa oleh kurang lebih 100 juta penutur. Kekuatan bisnis dan industri Jerman serta aktivitas perusahaan dan korporasi Jerman yang makin mendunia juga menjadikan bahasa Jerman sebagai bahasa yang penting di pasar internasional
- Hampir semua universitas di Jerman dibiayai oleh negara. Sejauh ini mahasiswa Jerman dan asing dapat melaksanakan studi dan penelitian mereka tanpa perlu mengkhawatirkan uang kuliah. Situasi ini sekarang berubah. Universitas di Jerman mulai menerapkan uang kuliah. Bagaimana dan berapa besar uang kuliah tergantung dari kebijakan masing-masing negara bagian. Bagaimanapun besarnya uang kuliah di Jerman lebih rendah dibanding dengan negara barat lainnya.
Jadilah, kami datang ke Goethe Institut yang terletak di Jalan Sam Ratulangi Menteng Jakarta Pusat, sesuai dengan jadwal yang telah diberikan di website Goehe, bahwa ada penerimaan baru siswa kursus di tempat ini pada tanggal 26 dan 27 September 2013. Maka kami datang kesana, hari yang kami pilih adalah Kamis 26 September 2013.
Setiba disana, kami diminta untuk mengambil nomer antrian dan ternyata, padahal kami tiba belum pukul 09.00, anakku sudah mendapat nomer antrian 136. Dan karena anakku sudah pernah mengikuti kursus sebelumnya, maka anakku mengikuti Tes Penempatan yang diadakan juga disana, tidak berlaku untuk kelas Pemula.
Untuk Pemula, bisa langsung antri sesuai nomer antrian, untuk memasukkan data, mendaftar (memilih hari kursus), membayar langsung biaya kursus triwulan pertama (kurang lebih 10 minggu) dan membeli buku di counter yang disediakan.
Tes Penempatan terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes tertulis dan tes lisan. Waktu keseluruhan pelaksanaan tes hanya sekitar 30 menit. Untuk tes tertulis, peserta diminta mengerjakan 20 soal pilihan ganda dan langsung memperoleh hasil (skor) nilai nya. Berdasarkan hasil tersebut, peserta masuk ke ruangan berikutnya untuk tes lisan. Tes lisan seperti umumnya wawancara bahasa yang lain, lehrer atau guru mengajukan pertanyaan sederhana dalam Bahasa Jerman. Setelah memperoleh hasil Tes Penempatan, peserta kembali melalui ruang antrian pendaftar sesuai nomer, tapi jika nomer sudah dipanggil (terlewat), peserta dapat langsung masuk untuk memasukkan data dan mendaftar seperti proses diatas.
Biaya Tes Penempatan seperti tercantum dalam pengumuman adalah sebesar Rp 180.000,- (Seratus Delapan Puluh Ribu rupiah) yang dibayarkan tunai pada saat mendaftar.
Sedangkan untuk Biaya Kursus karena anakku mengambil Kelas Hari Minggu dari pukul 08.30 sampai dengan 13.45, maka dikenakan biaya sebesar Rp 2.000.000,- (Dua Juta rupiah) untuk periode Oktober sampai dengan Desember 2013.
Selesai sudah proses mendaftar kursus di Goethe, anakku mendapat kelas A2.2, kalau dia lancar dan dapat mengikuti pelajaran di kelas ini dengan baik, 3 bulan kedepan ia sudah memasuki kelas B1.1 (yang menjadi kelas persyaratan minimum untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi) dan memperoleh sertifikat Zertikate Deutsch (ZD).
Viel Gluck !!
sukses yah mak 🙂
moga lancar ya, mak. pengen ikutan yang di bandung, lebih deket hehe
iya mak…ooh mak Ila di Bandung ? sukses juga ya mak, siapa tau bisa ketemu, aku juga terus berdoa nih, semoga tercapai dan semua diberi kesehatan, amiin
@mak Rahmah….amin…iya terimakasih doanya utk anakku yaa 🙂
tes nya seperti apa kka
@rakha…yang ikut tes, anak saya, katanya ada tes tertulis dan wawancara dalam Bhs Jerman
banyak juga ya peminat kursus bahasa Jerman di Goethe Institut… sampai nomor antriannya ratusan begitu hehe. demi Zertifikat ya 😀
terimakasih sudah mampir…ya demi sertifikat dan demi bisa berkomunikasi dalam Bahasa Jerman. Bagaimana bisa studi kalau ga paham Bahasanya ? Lucu banget komennya Pak/Bu Guru di Ruang Guru