Berburu Rumah, Bak Pangeran Mencari Putri Idaman

Berburu Rumah, Bak Pangeran Mencari Putri Idaman, ungkapan ini tidak bisa dikatakan salah karena benar, mencari rumah idaman seperti itu adanya. Mengapa demikian? Kita harus menyeleksi luar dalam. Bukan hanya melihat dari promosinya yang aduhai dan mentereng dimana-mana, atau melihat foto-foto rumah di buklet-buklet yang disebarkan bak kacang goreng di setiap mall pusat perbelanjaan, tapi kita memang harus datang ke lokasi, untuk melakukan survei, mempelajari akses menuju perumahan tersebut dan juga melihat rumah contoh yang ada dan kalau ada pun, kadang rumah contoh dan rumah yang dibuat bisa berbeda. Alamak, susah kali pun mencari rumah idaman.

Rumah Idaman adalah rumah yang diinginkan seluruh anggota keluarga untuk ditempati, jadi mesti nyaman dan menyenangkan buat semua, berada di lingkungan yang baik dan tentu saja punya akses yang mudah untuk dijangkau, baik bagi yang bersekolah maupun bagi yang bekerja. Pengalaman ku mencari rumah idaman yang sekarang sedang kami tempati juga cukup panjang dan rumit. Saat itu sekitar tahun 1999 kami baru bergabung kembali ke rumah orang tua, sebelumnya setelah menikah kami kontrak rumah dekat rumah orang tua. Setelah ayah meninggal, Ibu minta kami menemani, namun sebagai keluarga dengan 2 orang anak batita saat itu, kami juga ingin mempunyai rumah sendiri. Karena aku dan suami sama-sama bekerja, kami baru sempat survei ke lokasi rumah hanya pada hari Sabtu dan Minggu.

Pertama kami mencari informasi melalui Pameran Perumahan yang diselenggarakan di Senayan, disana kami tertarik pada promosi sebuahpengembang di kawasan Alam Sutra. Kami mendapat informasi dari Sales nya dan kami memutuskan mencari kaveling yang sesuai dengan anggaran kami. Setelah sempat survei lokasi, masalah kami terbentur pada persetujuan dari Bank, anggaran kami berdua tidak cukup untuk cicilan bulanan KPR yang kami usulkan. Demikian juga untuk yang kedua di wilayah Melati Mas, kami langsung survei ke lokasi dan Tanpa Perantara bertemu Pemilik. Kami pun gagal dengan masalah yang sama. Jodoh ternyata tak lari kemana, kami dipertemukan dengan rumah idaman kami sekarang, yaitu di kawasan Bumi Serpong Damai. Itupun tanpa sengaja kami temukan. Rumah yang sebenarnya kami inginkan melalui iklan di internet, ternyata sudah laku. Data dari iklan ini tidak up to date, lalu kami berkeliling di sekitar kawasan tersebut dan kami melihat ada sebuah rumah yang ditawarkan sebuah broker properti, kami mengontak nomer telpon yang tertera dan melihat kedalam rumah tersebut.

Rumah mesti memenuhi kebutuhan keluarga, punya kamar yang cukup untuk orang tua dan anak-anak secara terpisah. Mempunyai ventilasi yang cukup dan sinar matahari dapat masuk kedalam rumah. Ada ruang yang cukup untuk anak-anak kami bermain. Saat kami memilih rumah kami, tanahnya seluas 162 meter persegi dengan luas bangunan 45 meter persegi, dengan 3 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Kami melakukan renovasi secara bertahap. Ada kebun yang luas di bagian belakang. Selain itu rumah kami berada di depan taman perumahan sehingga pandangan ke rumah depan kami berjarak cukup. Rumah juga sebaiknya dekat dengan sekolah sehingga anak-anak tidak lelah dengan masalah transportasi menuju sekolah. Kami bersyukur tinggal di BSD, yang mempunyai banyak pilihan sekolah di kawasan ini. Tambahan lagi untuk menuju ke Pasar Modern ataupun tempat Shuttle Bus BSD, bisa kami tempuh dengan berjalan kaki. Bak pangeran menemukan putri idaman, demikian pula yang terjadi pada kami saat itu.

Namun sekarang, berburu rumah telah mencapai banyak kemudahan, selain iklan melalui internet yang didukung dengan informasi yang up to date, juga kemudahan mengakses informasi tersebut di banyak tempat. Selamat mencari Putri Idaman 🙂


12 thoughts on “Berburu Rumah, Bak Pangeran Mencari Putri Idaman

  1. kalau sy pengin bangun rumah sendiri..dirancang sendiri sesuai kebutuhan..tp ya itulah kembali ke doku…jadilah beli rumah KPR yg terjangkau…tetap bersyukur

  2. @mak ina….iya mak, aku juga pengennya begitu, bebas desain sendiri, iya, aku juga KPR, direnovasi bertahap…tentu, harus tetap bersyukur 🙂 tks sdh mampir yaa

Comments are closed.