Pulih Berkat Terbang

Buat setiap anak, Ibu adalah segala-galanya, sosok yang telah mengandung dan melahirkan kita, merawat kita sejak kanak-kanak, mendampingi kita belajar dan selalu ada di setiap masa bahkan sampai kita menikah dan dewasa.

Ketika mengetahui Ibu sakit, tentu segala upaya kita lakukan untuk mengembalikan kesehatan dan kesembuhannya bukan ? Ibu hidup bersama diabetes sejak tahun 1998, tepatnya gejala itu disadari beliau beberapa saat setelah Bapak meninggal. Saking sibuknya mengurus Bapak yang juga sudah mengalami stroke dua kali, Ibu tidak memperhatikan kondisi kesehatannya sendiri.

Setelah sadar mengidap diabetes, Ibu memang rutin memeriksakan kadar gula darah dan kesehatannya setiap bulan. Ibu juga minum obat secara teratur dan masih rajin jalan kaki ke pasar kaget dekat rumah. Namun yang disayangkan, Ibu masih belum bisa menahan diri pada kue dan makanan yang manis. Kalau aku mengingatkan mengapa Ibu membeli begitu banyak kue ? Ibu selalu menjawab bahwa kue dan semua makanan ini untuk persediaan kalau cucu-cucu datang berkunjung.

“Kenakalan” Ibu menyimpan dan mengkonsumsi makanan manis dan diet yang tidak terkontrol dengan baik karena Ibu tinggal sendiri dan berbelanja sendiri, membuat kadar gula darah Ibu naik dan tinggi sampai pada suatu hari terjadi pecah pembuluh darah atau stroke ringan sehingga Ibu terjatuh di kamar mandi pada bulan Juni 2008.

Stroke nya Ibu membuat aku dan keluarga panik, bingung dan sedih hati. Ibu yang biasanya ceria dan banyak cerita menjadi diam dan lemah, sulit untuk berjalan dan bergerak dan serba kesakitan. Akhirnya Ibu diputuskan dibawa ke rumah kami, yang tentunya sangat disetujui suami, karena memudahkan aku untuk mengontrol kondisi Ibu dan aku tidak harus mondar mandir dari rumah Ibu ke rumah ku. Upaya pertama, tentu membawa Ibu ke Dokter terdekat. Ibu dirontgen kepala. Dari hasil rontgen, dokter menyimpulkan tidak ada keretakan. Dokter memberi pengobatan untuk menghindari terjadi pendarahan otak.

Kondisi Ibu dari penanganan pertama tidak memberi perbaikan yang signifikan, kami terus mencari informasi penyembuhan Ibu sampai akhirnya kami memutuskan membawa Ibu untuk berobat ke Penang, tepatnya ke Penang Adventist Hospital (PAH). Satu-satunya maskapai yang ada saat itu dan terjangkau dengan keuangan kami adalah Air Asia Indonesia. Dengan menggunakan maskapai ini, aku dan adik mendampingi Ibu berobat ke Penang dengan nyaman. Pihak maskapai sangat membantu dan mengakomodir kebutuhan kami khususnya Ibu yang dalam kondisi sulit berjalan. Pada saat masuk kedalam pesawat, Ibu diantar dengan kursi roda dan didudukkan terlebih dahulu sebelum penumpang lain naik, demikian pula saat mendarat, petugas mengantar Ibu sampai ke kendaraan yang menjemput kami.

Keesokan harinya Ibu menjalani pemeriksaan secara detil dibawah pengawasan Dokter Lim dan Dr Ng Cheok Man, dan dari hasil pemeriksaan dinyatakan ada gumpalan darah di otak akibat pecahnya pembuluh darah yang diupayakan dihilangkan melalui obat terlebih dahulu. Apa yang tidak terdeteksi di Indonesia, terdeteksi di PAH. Namun jika upaya tidak berhasil, akan dilakukan tindakan operasi. Aku dan adik terkejut dan kaget namun berusaha tegar didepan Ibu, kami berdua tidak mengharapkan ada tindakan apapun untuk Ibu tapi kami berdua menuruti saran Dokter dengan keputusan yang ada dalam postingan “Ibu Di Rumah Sakit”. Kami bergantian menunggu Ibu di Rumah Sakit. Ibu dirawat di RS mulai malam itu.

Pemeriksaan dan perawatan Ibu sudah aku tuliskan dalam postingan yang berjudul “Ibu Dirawat Di PAH”

Puji syukur kehadirat Tuhan, kondisi Ibu membaik setelah 3 malam dirawat di PAH, maka pada pemeriksaan hari terakhir setelah semua dinyatakan baik, Ibu diijinkan meninggalkan RS.

Kepulangan kami ke Tanah Air juga bersama Air Asia Indonesia berjalan baik walau ada penundaan beberapa jam dengan pemberitahuan sebelumnya. Pengobatan Ibu di Penang dan penyembuhan beliau berkat terbang kesana memberikan dampak yang luar biasa pada kesehatan Ibu. Ibu kembali pulih, ceria walau sudah berkurang kegesitannya. Aku tersenyum membaca tagline yang menjadi slogan Air Asia Indonesia “Now Everyone Can Fly” ya betul, Everyone, siapapun dapat terbang, sekalipun dalam kondisi sakit akan diberi bantuan dan kemudahan untuk terbang demi pengobatan.

Air Asia Indonesia bukan hanya mengubah hidupku tapi juga mengubah Ibu menjadi lebih sehat. Keputusan membawa Ibu berobat ke Penang dan terbang bersama Air Asia adalah keputusan yang tepat. Terimakasih Air Asia Indonesia.

“Tulisan ini diikutkan dalam Kompetisi Blog 10 Tahun Air Asia Indonesia


One thought on “Pulih Berkat Terbang

  1. Pingback: Yakin , Air asia yang mengubahmu ? | beranitravel

Comments are closed.