Untukmu, Ibu …….

Selamat malam Ibu.

Aku mendoakan Ibu selalu dan tentu bersama Bapak di sana, berada dalam keadaan baik dan penuh damai sejahtera. Kutuliskan untaian kata ini karena aku begitu merindukan kehadiran Ibu di sisiku.

Ah airmataku mulai menetes lagi Bu padahal tulisan ini kubuat untuk menceritakan betapa aku berterimakasih atas begitu besarnya cintamu padaku di sepanjang hidupku. Hampir 2 tahun Ibu meninggalkan ku selama-lamanya di dunia nyata ini, tepatnya 1 tahun 11 bulan lebih 6 hari. Hari-hari kepergianmu yang tiba-tiba itu terasa begitu berat buatku. Aku berdoa terus agar aku dikuatkan dengan mengingat betapa Tuhan punya rencana yang indah dalam mengatur setiap detil perpisahan. Jadi, aku tidak mau sedih lagi, walau sering aku amat sangat merindukan untuk menciummu, memelukmu, memandikanmu dan menggosok punggungmu kala dingin datang seperti saat ini, Ibu.

Aku berterimakasih padamu Ibu atas kebaikan hatimu, yang selalu berada di sisiku di kala aku susah dan sedih. Walau aku punya Mas dan 3 adik perempuan, Ibu selalu tahu jika aku sedang murung dan hadir menanyakan apa masalahku. Ibu selalu ada setiap aku sakit dan selalu punya pertolongan pertama yang menenangkanku.

Aku berterimakasih karena Ibu selalu ada saat aku tidak bisa mengerjakan PR Berhitung. Ibu tentu masih ingat kan, jaman aku di Sekolah Dasar belum ada pelajaran Matematika dan aku punya berlembar-lembar PR Berhitung dari Buku Cerdas Tangkas. Ibu selalu membantu dan mendampingiku dengan sabar.

Aku berterimakasih Ibu mendampingiku melewati masa-masa pra remajaku, saat aku mengalami menstruasi pertama. Waktu itu aku tidak mengerti mengapa Ibu begitu gembira mengetahui kalau sudah haid. Ibu mengajari aku bagaimana aku menggunakan pembalut, membersihkannya dan menjaga tubuhku. Ibu juga menyiapkan selamatan sederhana hari itu, aku tidak tahu mengapa Ibu begitu sibuk. Sekarang aku tahu, dalam masyarakat Jawa, ini adalah sebuah tahapan seorang anak perempuan memasuki tahap baru dalam hidupnya dan ini harus dibuat selamatan atau syukuran. Walau hanya sederhana dan mengerjakannya sendiri, ini menjadi momen yang selalu kuingat dalam hidupku.

Aku berterimakasih karena Ibu walau sering panik dan kuatir, Ibu selalu mendengarkan cerita dan keluh kesahku tentang teman-temanku dan Ibu selalu menyediakan diri untuk membelaku. Kadang Ibu berlebihan ya bu ? tapi aku percaya itu semua Ibu lakukan karena Ibu tidak ingin satu anaknya pun terluka baik lahir maupun batin, apalagi tersakiti oleh teman.

Aku berterimakasih atas semua kebaikan Ibu memberi semangat agar aku rajin pergi kursus Bahasa Inggris walau itu berarti Ibu mesti meninggalkan adik-adik di rumah dan istirahat siang Ibu. Juga kala aku mesti ikut praktikum di sekolah sehingga harus pulang sore. Terimakasih Ibu juga ikut menemani Bapak menjemput aku pulang kuliah malam.

Terimakasih atas setiap dukungan yang Ibu memberikan saat aku bingung memilih teman hidupku. Ibu orang yang tahu persis dan mempunyai perasaan yang tepat dalam memberi penilaian pada teman dekatku.

Terimakasih untuk setiap detil yang Ibu lakukan dalam mempersiapkan pernkahanku. Bukan hal yang mudah tentunya buat Ibu merelakan anak putri tertuanya menikah dengan pria dari suku bangsa lain dimana Ibu mesti beradaptasi dalam banyak hal dan menunjukkan toleransi yang besar. Aku tahu itu tidak mudah Bu, sekalipun Ibu selalu menguatkanku dengan mengatakan, “kalau memang itu rencana Tuhan, Ibu dan Bapak akan terus mendukungmu”

Terimakasih Ibu untuk kehadiranmu yang selalu berada di dekatku, Ibu selalu mendampingi ku saat aku melahirkan tiga anakku. Ibu selalu membantu, menguatkan dan mencucikan ari-ari anak-anakku bersama suamiku.

Terimakasih Ibu atas cintamu yang begitu besar kepada anak-anakku, cucu-cucu Ibu sehingga sampai saat ini pun mereka tahu dan merasakan betapa besar cintakasih Ibu kepada kami sekeluarga.

Aku mohon maaf dan ampun atas kesalahan yang aku buat baik yang aku sengaja maupun tidak sengaja mendukakan hati Ibu, membuat Ibu marah dan jengkel karena aku sering tidak sependapat dengan Ibu, karena aku tidak mengerti apa maksud Ibu sesungguhnya, karena aku tidak tahu apa rencana Ibu di balik semua tindakan dan perkataan Ibu.

Maafkan aku ya Bu, kalau selama Ibu sakit dan tinggal bersama ku, aku kadang tidak sabar dalam menjaga dan merawat Ibu, bahkan aku sering lupa betapa waktu aku kecil sering menyusahkan Ibu dan mengeluh atas ketidaknyamanan yang terjadi. Maafkan aku ya Bu. Aku kadang memang lelah dan aku lupa bahwa itu juga terjadi saat Ibu merawat aku di masa dulu.

Kebaikan dan cintakasihmu yang dalam dan seluas jagad raya ini tak bisa kubalaskan dan tak bisa kuulang lagi karena Ibu sudah tiada.

Kini….bagaimana Ibu mengasihi aku akan kuteruskan kepada semua anakku, dengan mengingat cinta Ibu sepanjang masa dan sepanjang hidup.

Selamat beristirahat Ibu, aku mencintai Ibu. Sungguh.

Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan: Hati Ibu Seluas Samudera