Aku mau mengatakan bahwa tak ada kata “terlambat” untuk belajar dan jangan pernah “menyesali” kalau hal itu baru terjadi sekarang. Aku memang sudah sejak lama suka menulis, sudah pernah kuceritakan sebelumnya bahwa kegiatan Mengarang Cerita dalam Pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran kesukaanku saat di bangku Sekolah Dasar. Setelah menginjak bangku SMP, aku lebih banyak melanjutkan hobi menulisku dengan mencatat kegiatanku dalam buku harian. Hobi ini terus kulakukan hingga aku kuliah dan bekerja, sebelum menikah. Waktu itu aku belum mengenal dunia blogging dan social media.
Kegiatan tulis menulisku terhenti setelah aku menikah. Seandainya aku punya buku catatan atau agenda tahunan, isinya lebih banyak pada urusan anak-anak dan rumahtangga, seperti perkembangan pertumbuhan anak, jadwal imunisasi, catatan belanja, dan urusan keuangan lainnya. Selebihnya, aku banyak melakukan kegiatan menulis di media instansi, majalah JENDELA SDM sampai dengan tahun 2010 dan majalah SENTRA POLIMER dari 2010 sampai dengan sekarang.
Tahun 2009 gadget sedang booming dan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap orang. Saat itu orang dapat terkoneksi dengan mudah satu sama lain, aku mulai mengenal social media Face Book pertama kalinya. Melalui media itu, aku bertemu dengan teman semasa SMA ku, Imelda Coutrier, yang juga memiliki blog. Dari sana, aku belajar membuat blog, malah Imelda membantu aku membuat domain, berlangganan dan sampai hal kecil membantu aku membuat blog ku.
Sejak itu, aku mulai mengisi blogku dengan catatan perjalanan, sharing pekerjaanku, resensi buku dan resensi kuliner. Sekali waktu aku mengikuti Kompetisi Blog. Tahun 2012, setelah perjalananku bersama keluarga ke Medan, Sumatera Utara di tahun 2011, aku menulis banyak artikel perjalanan yang aku kirimkan ke event Faces Of Indonesia yang diselenggarakan oleh ADIRA, berkat informasi dari teman blogger juga, Eka Situmorang. Predikat EXPLORER yang kuperoleh karena aku mengirimkan 33 artikel perjalanan pada event ini, membuatku ingin membukukan Catatan Perjalanan itu.
Belum beruntung, setelah mengirimkan Draft Naskah ke penerbit mayor, draft itu ditolak. Sempat patah semangat karena begitu menginginkan buku itu terbit.
Writer Positivity #187 :
“It’s never too late to start writing,
just like it’s never to late to
find what makes you happy“
Setelah penolakan itu, aku lebih banyak menulis di blog saja, belajar, terus membaca dan bergabung dengan beberapa komunitas penerbit juga komunitas penulis. Tak disangka malah bahwa sebuah buku antologi yang sebelumnya tidak direncanakan diterbitkan menjadi sebuah buku, karena awalnya hanya sebuah kontes Give Away, menjadi buku pertamaku bersama 125 penulis, yang terbit di penghujung tahun 2015. Sejak terbitnya buku antologi “Hati Ibu Seluas Samudra”, yang diprakarsai Pak De Abdul Cholik, semangat menulisku semakin terpacu. Bukan hanya menulis kisah fiksi, non fiksi, bahkan sekarang pun aku juga belajar membuat puisi.
Aku tidak pernah menyesali bahwa aku baru bisa menerbitkan 1 buku antologi saja, aku tidak menyesal dan mengatakan mengapa aku terlambat bergabung dengan komunitas-komunitas ini. Aku melihat banyak orang muda yang kukenal dalam komunitas sudah menerbitkan puluhan buku. Aku mensyukuri setiap proses yang harus aku jalani dan semua tahapan ini. Sekarang tugasku menyelesaikan tulisanku dan mengajak banyak orang baik melalui lisan saat bertemu teman atau saudara dan melalui tulisan di blog ku. Semoga tulisan dan buku-buku ku nantinya dapat berkualitas dan mendatangkan manfaat. Semangat !!
sumber quotes : maxkirin.tumblr.com
better late than never…
@emake Joe….iya, lebih baik terlambat daripada ga pernah membuat buku sama sekali….ayo lu bikin buku lagi