Maaf ini edisi non halal, silakan baca bagi yang berkenan, sayang untuk dilewatkan 🙂 Masakan dengan bahan dasar daging babi memang ada banyak, tapi ntah kenapa aku selalu ketagihan dengan masakan babi guling di Bali. Mungkin karena cara memasaknya yang berbeda dan juga jarang pergi ke Bali maka masakan ini selalu bikin ngiler sebelum berangkat kesana.
Babi guling atau yang biasa disebut sebagai suckling pig adalah seekor babi utuh yang isi perutnya telah dikeluarkan dan diisi dengan aneka bumbu dan rempah serta sayuran seperti daun ketela pohon. Bumbu yang dimasukkan kedalam perut biasanya merupakan bumbu lengkap atau disebut bumbu ganep atau genap, yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, jahe, cabai besar dan kecil, lengkuas, kemiri, kunyit, garam dan terasi. Selanjutnya babi dipanggang sambil diputar-putar (diguling-gulingkan) sampai matang dengan ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi kecoklatan dan renyah.
Awalnya babi guling pada mulanya digunakan untuk sajian pada upacara baik adat maupun keagamaan, namun saat ini babi guling telah dijual sebagai hidangan baik di warung, rumah makan bahkan hotel tertentu di daerah Bali dan lainnya. Di Bali sendiri ada beberapa tempat paling top untuk menikmati babi guling ini. Dari dua tempat yang aku datangi, Babi Guling Ibu Oka tahun 2014 yang lalu dan sekarang Babi Guling Chandra, aku belum dapat menemukan perbedaan yang signifikan, buatku keduanya enak, juga didukung dengan tempat yang cukup nyaman tentunya.
Satu yang lebih dapat kutemukan saat (akhirnya) mampir di Babi Guling Chandra adalah kulit dagingnya yang benar-benar renyah (tidak alot) saat digigit dan dikunyah..kreyes kreyes 😀
Warung Babi Guling Chandra terletak di Jalan Teuku Umar Denpasar, tidak jauh dari Simpang Enam dan karena kali ini dekat dengan tempat kami menginap maka kami sempat dua kali datang kesini. Warung ini dikelola dengan mempekerjakan 20 karyawan, buka dari pukul 7 pagi hingga 10 malam. Selain menyediakan makanan yang disajikan di meja, Warung juga menyediakan nasi bungkus Babi Guling mulai dari harga Rp 10.000,- yang menurut penjelasan pramusaji, dengan porsi lauk yang lebih sedikit dan tanpa kuah sop.
Dalam sehari, tanpa pemesanan khusus, Warung ini menyediakan 10 ekor babi guling setiap harinya. Wow. Dengan pengolahan secara tradisional, babi yang telah dibersihkan siap dipanggang di atas bara api ukuran sedang. Bahan bakar yang digunakan adalah sabut kelapa, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil pemanggangan yang maksimal dan daging babi matang secara merata. Proses pemanggangan dilakukan 1 sampai 2.5 jam tergantung dari ukuran besar seekor babi.
Satu porsi nasi babi guling terdiri dari satu piring nasi, irisan babi guling, termasuk kulit crispynya, dua tusuk sate (sate babi dan sate ikan), kerupuk paru dan sayur khas Bali berbumbu berwarna hijau yang sangat lezat rasanya karena kaya rempah 🙂 serta semangkuk sop, hm… meleleh ngiler nih. Dipatok dengan harga Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah), porsi ini cukup besar, bisa dinikmati berdua dengan menambah nasi dan satu gelas es jeruk, bisa membuat ketagihan dan ingin kembali lagi.
Selamat menikmati, ini rumah makan Babi Guling kedua yang saya datangi di Bali 🙂
salam haram mbak, dari Rina Simanungkalit 🙂
salam mantabs hehe – tetap makan dan jalan2 – trimksh sdh mampir ya