Catatan awal : Mestinya lebih afdol kalau ini diceritakan langsung oleh anakku, Andita Silalahi
Menyambung postingan yang lalu, tidak terasa sudah genap satu tahun anakku berada di Kothen. Dan Puji Tuhan, ia sudah menyelesaikan masa Studienkolleg dalam 2 (dua) semester di HS Anhalt di Kothen.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan Studienkolleg adalah masa persiapan memasuki Universitas atau bisa juga sebagai masa penyesuaian bagi calon mahasiswa dari luar Jerman karena perbedaan masa pendidikan dasar di negaranya.
Sebelum masuk kuliah di Perguruan Tinggi, setiap siswa dari luar Jerman wajib mengikuti masa transisi di Studienkolleg, karena perbedaan sistem pendidikan antara Indonesia dengan Jerman, yang mana Indonesia menerapkan pendidikan dasar 12 tahun (6 tahun SD, 3 tahun SMP dan 3 tahun SMA) sementara di Jerman menerapkan 13 tahun, sehingga setiap siswa wajib mengikuti Studienkolleg (Pre University) selama 2 semester sebelum kuliah di Universitas.
Dalam masa persiapan di Indonesia, anakku menerima beberapa undangan untuk test masuk Studienkolleg (diantaranya Kothen, Halle dan Dresden). HS Anhalt yang pertama mengadakan test dari undangan yang ada, yaitu tanggal 25 Agustus 2015. Anakku berangkat dari Indonesia tanggal 12 Agustus 2016, melalui Bandara Berlin dan menuju Kothen dengan kereta. Postingan selengkapnya ada di postingan sebelumnya.
Setelah mengikuti test masuk pada tanggal 25 Agustus 2015, rencananya anakku akan mengikuti test masuk di Nordhausen pada tanggal 31 Agustus 2015, namun ternyata pada tanggal 28 Agustus 2015, anakku diumumkan lulus masuk Studienkolleg di HS Anhalt bersama beberapa orang anak Indonesia lainnya.
Karena anakku berasal dari Jurusan IPS, maka ia mengambil kelas W Kurs di Studienkolleg Universitas. Kelas W (W-Kurs) adalah kelas untuk jurusan Ekonomi dan Ilmu Sosial. Mata pelajaran di kelas ini adalah Matematika, Informatika (ilmu komputer), Ekonomi, Bahasa Inggris dan Bahasa Jerman selama 2 (dua) semester. Jadwal kuliah setiap harinya, bisa terdiri dari 2 (dua) mata pelajaran, yang dimulai dari pagi sampai dengan siang, dengan istirahat satu kali. Masa belajar di Studienkolleg, selain pemberian materi juga ada test (kuis) atau ujian.
Perkuliahan di Studienkolleg dimulai dari tanggal 1 September 2015 sampai dengan 17 Juni 2016.
Puji Tuhan, ia bisa menyelesaikan tepat dalam 2 (dua) semester. Untuk studi di studienkolleg, setiap siswa diberi kesempatan belajar selama 4 (empat) semester saja.
Banyak suka duka belajar di kelas studienkolleg ini, sukanya dapat belajar bersama dengan rekan dari negara lain dan kesulitan pelajaran dapat dihadapi bersama dengan belajar kelompok. Pelajaran yang diberikan masih sama dengan pelajaran di Indonesia dengan pendalaman-pendalaman, namun disampaikan dalam Bahasa Jerman. Dukanya karena tidak banyak waktu untuk bermain-main, diantara penyampaian materi pelajaran, banyak ujian yang harus dihadapi berupa test dan kuis.
Belajar di luar negeri bukan suatu yang mudah tapi bukan suatu yang sulit untuk dijalani, yang terpenting disiplin diri.
(Tulisan selanjutnya – Ujian Feststellungspruefung)
Seru mbak baca pengalaman putrinya. Sebagai ibu, kangen tentunya ya? 🙂 Semoga studinya lancar. Salam kenal.
Terimakasih sudah mampir ke blog saya. Kangen tentu pasti ya, tapi era sekarang lebih mudah diatasi ya. Bisa berkomunikasi lewat Skype atau Video Call. Amin semoga lancar studinya, kelanjutannya bisa dibaca di postingan berikutnya ya. Salam
Halo, kak! Beberapa waktu lalu saya mendapat undangan test dari studienkolleg yang sama. Jika diperbolehkan saya ingin mengontak anak ibu untuk menanyakan pengalaman test serta tips & trick yang bisa digunakan. Terima kasih ?
hai… maaf baru baca, bisa email ke saya d_laraswati_h@yahoo.co.id