Rumah Impian

Setiap orang pasti punya sebuah rumah impian. Terlepas apakah itu mungkin terwujud atau tidak. Namanya juga impian ya. Dan ini rumah impianku saat ini, yang ya kurang lebih masih sama dengan impianku di masa kecil.

Oh ya ini gambarku ala-ala berkhayal ya….

Untitled design (2)

Gambar : delarasdoodle, sedikit editan canva (nambah 2 ekor anjing karena belum bisa gambar doggie)

Ini sebenarnya kurang lebih sama dengan rumah yang pernah dimiliki Bapak di daerah Pacet, Segunung, Cipanas, Jawa Barat. Mungkin sekitar tahun 1985. Rumah di kaki gunung, dengan kebun buah dan sayur.

Kini, impian itu tentu masih ada. Rumah dengan beberapa pohon kopi, supaya aku bisa memanen lagi biji kopi dan memproses sendiri kopi dari kebunku. Seperti yang aku ceritakan pada cerita ke-10 di buku cerita anak Aku dan Alam Semesta.

Tetap dengan aneka buah dan sayur. Aku suka semua jenis buah yang tidak masam dan aneka sayur. Memelihara ikan karena tentu ini sangat menyehatkan untuk masa tua. Ayam, agar daging dan terutama telurnya bisa dikonsumsi sehari-hari. Kambing, supaya bisa membuat kambing guling kalau ada acara keluarga 😀 dan tentu sapi, jika memungkinkan.

Rumah di kaki bukit, dekat dengan rumah ibadah dan fasilitas kesehatan. Ini menjadi penting buat masa tua. Agar sehat jasmani dan rohani tentunya. Rumah tingkat atau satu lantai? Kalau masa tua, sebaiknya satu lantai ya. Kamar tidur utama dan dua kamar tamu, jika keluarga datang berkunjung. Lalu ada rumah terpisah, untuk keluarga penjaga rumah dan kebun.

Ada mobil? Tentu dong, untuk mobilitas kami. Cukup mobil berkapasitas maksimal empat orang atau dua orang juga cukup. Mungkin mobil buatan Eropa, yang kecil saja tapi kuat untuk naik turun kaki gunung dan sekali waktu ke kota. Pick up? Ya pick up juga perlu, untuk membeli alat pertanian dan menjual hasil kebun.

Memelihara anjing? Oh tentu saja. I can’t live without them. Kucing? Boleh juga, asal mau anteng dan bersikap manis. Kelinci? Bebek? Oh mau dong…. juga dengan beberapa burung parkit dan burung puter, untuk menyemarakkan suasana hening di kaki gunung.

Apa yang ingin diwujudkan di sana? Oh banyak. Menulis dan menggambar itu sudah pasti. Membuat buku, wow akan semakin banyak topik yang bisa ditulis. Mulai dari cara berkebun, mengolah kopi, beternak, mengolah hasil kebun dan ternak, memelihara hewan peliharaan, membuat makanan sehat dan banyak lagi.

Hobi fotografi bisa dilanjutkan, akan banyak obyek foto makro bisa ditemukan di sana. Naik gunung ah semoga masih kuat ya 😉 setidaknya hobi hiking atau trekking bisa lebih sering dilakukan.

Lalu, membuat kelas online, bisa berbayar bisa bebas gratis, untuk topik-topik di atas. Jika sinyal tidak memadai, bisa membuat vlog dan posting di Youtube atau sosial media saat tiba di kota.

Huhu…. doakan akuh yaa

Lalu, kemana ini akan diwujudkan? Terus berdoa, namanya juga impian. Bagaimana kalau tidak terwujud? Ya tidak apa-apa. Mimpi setinggi langit, yang penting kaki tetap menginjak bumi.

Rumah Tanjung apakah sudah merupakan rumah impian? Iya, Puji Tuhan, Rumah Tanjung sudah nyaris menjadi rumah impian. Hanya kekurangan satu saja. Halaman yang sedikit luas, supaya bisa melepas doggie bermain dan sedikit lahan untuk menanam sayur. Mungkin ini bisa disiasati nanti dengan membuat kebun hidroponik di ruang jemur di atas. Sementara ini karena masih tinggal dekat pasar, tentu tidak perlu memelihara ayam atau kambing untuk mengkonsumsi dagingnya. Ikan nila sudah ada dipelihara. Ikan koi sebagai hiasan juga ada. Kopi? Ha iya kopi, masih dapat dipasok dari Sidikalang, jadi belum perlu pohon kopi. Lingkungan cukup nyaman dengan tetangga yang saling memperhatikan tapi ga kepo (semoga 😉 )

Jadi….. itulah rumah impianku, bagaimana dengan kalian?