Rabu Pahing, 06.11.2024
Aib orang sebenarnya hanya Tuhan yang tahu kebenarannya, kita ga berhak menertawakan, apalagi membagikan, sebagai bahan pembicaraan atau malah mungkin fitnahan.
Seorang mengadukan “aib” teman baikku, dari tahap pemberitahuan sampai tahap “berat” menurutku. Tahap awal, aku masih bisa mengkonfirmasi pada temanku tapi aduan selanjutnya, memikirkan dan untuk mengatakannya saja, aku merasa ga sanggup dan ga tega.
Aku bisa apa, selain menyimpannya. Aku ga tahu kebenarannya kan? Hanya Tuhan yang tahu, apakah itu benar atau tidak, bukan hakku untuk menghakimi atau mengabaikan aduan itu. Cukup mendoakan.
Terima kasih mbak Suryaning Dewanti untuk sharingnya pagi ini sudah menahan lama untuk menuliskan ini, tapi hari ini dapat kiriman gambar yang pas..