Webinar FEB Online Seminar (FOS) Series #78 “Perlindungan Data sebagai Pilar Ketahanan Pangan: Analisis Kebijakan, Teknologi, dan Regulasi di Indonesia”

Jumat, 29 November 2024, saya hadir sebagai peserta dalam Webinar FEB Online Seminar (FOS) Series #78, yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Telkom University, yang bertajuk “Perlindungan Data sebagai Pilar Ketahanan Pangan: Analisis Kebijakan, Teknologi, dan Regulasi di Indonesia” dengan pembicara pada Sesi 1 yaitu Dr. Ir. Arief Arianto Hidayat, M.Sc.Agr, selaku Periset dan Ketua Kelompok Riset Agro Industri di BRIN dan sebagai Dosen di Telkom University.

Sedangkan pembicara pada Sesi 2 adalah Dr. Helni Mutiarsih Jumhur, SH., MH., CLA selaku Head of Central of Excellence Policy and Ethic Technology dan Dosen di Telkom University.

Acara ini dimoderatori oleh Galuh Sudarawerti, S.E., MBA, yang juga seorang Dosen dan Peneliti di Telkom University.

Kata sambutan disampaikan oleh Ibu Dr. Maya Ariyanti, S.E, M.M

Seperti kita ketahui bersama, salah satu dari 17 program prioritas strategis Presiden Prabowo Subianto dalam Kabinet Merah Putih adalah swasembada pangan, energi dan air. Menghadiri webinar ini menambah wawasan saya mengenai keterkaitan antara Swa Sembada Pangan dan Ketahanan Pangan serta pentingnya perlindungan data sebagai pilar ketahanan pangan melalui analisis kebijakan, analisis teknologi dan analisis regulasi, yang disampaikan secara runut, komprehensif dan mudah dimengerti oleh Dr. Arief, selaku pembicara pertama.

Dr. Arief memulai paparannya dengan pendahuluan mengenai Sistem Pangan Nasional yang terdapat dalam UU No 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Pilar Ketahanan Pangan, Situasi Ketahanan Pangan dan Gizi Nasional, yang didukung data Global Food Security Index dan Global Hunger Index, yang menunjukkan posisi Indonesia dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2020. Selain itu dipaparkan juga dalam pendahuluan ini, Situasi Rentan Pangan dan Gizi Masyarakat (data Susenas BPS tahun 2017 sampai dengan 2021), Proporsi Status Gizi Balita (Stunting, Wasting, dan Underweight, 2019 dan 2021) dan Prevalensi Stunting, Wasting dan Overweight  Global danNasional tahun 2021, yang menunjukkan posisi dan status Indonesia dari data tersebut.

Selanjutnya disampaikan peran Agroindustri 4.0 hulu dan hilir. Seperti kita ketahui,  Agroindustri 4.0 adalah penerapan teknologi digital dan otomasi pada sektor pertanian dan pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan. Dalam konteks agroindustri 4.0, istilah hulu dan hilir mengacu pada rantai nilai pertanian dan agroindustri, yang tentunya sangat erat kaitannya dengan ketahanan pangan yang berasal dari sektor pertanian.

Secara runut, Dr. Arief menyampaikan mengenai pengertian dari Data, Ketahanan Pangan, yang didefinisikan sebagai adalah kondisi di mana semua orang, kapan saja, memiliki akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap pangan yang cukup, bergizi, aman, dan sesuai dengan preferensi budaya merekauntukmenjalanihidup yang aktif dan sehat. Pilar Ketahanan Pangan yang terdiri dari Ketersediaan, Akses, Pemanfaatan dan Keberlanjutan Pangan.

Tiga tantangan yang dihadapi Ketahanan Pangan dan tujuh tantangan terhadap perlindungan data ketahanan pangan diuraikan dan disampaikan Dr. Arief secara jelas dengan contoh yang konkrit dalam paparan beliau. Tantangan yang dihadapi ini menjadikan betapa pentingnya perlindungan data ketahanan pangan tersebut harus dilakukan, karena data ketahanan pangan adalah data yang sensitif dan penyalahgunaan dapat mengancam stabilitas politik dan keamanan suatun egara, sehingga perlindungan datanya menjadi hal yang penting dan strategis.

Tiga analisis dalam paparan ini terdiri dari Analis Kebijakan, Analisis Teknologi dan Analisis Regulasi, disampaikan mulai dari yang ada dan digunakan saat ini, apa yang menjadi tantangan dan rekomendasi yang diberikan.

Sebelum mengakhiri paparannya, Dr. Arief menguraikan juga mengenai Harapan terhadap Pemerintah dan dari Masyarakat berupa 1) transparansi dan akurasi data 2) sistem prediksi yang canggih 3) integrasi data antar sektor dan 4) aksesibilitas dan pemanfaatan oleh semua pihak.

Pembicara kedua, Dr. Helni menyampaikan paparannya yang berjudul Satu Data Pangan untuk Menunjang Perlindungan Data Pangan Nasional.

Selesai pemaparan, dilanjutkan dengan Tanya Jawab, yang karena keterbatasan waktu tidak seluruh pertanyaan terjawab dalam sesi ini.

Mengakhiri Webinar ini, saya jadi semakin memahami bahwa program prioritas Presiden Prabowo berupa Swa Sembada Pangan terkait erat dengan Ketahanan Pangan, yang nota bene perlu dan penting dengan adanya perlindungan data Ketahanan Pangan tersebut.

Swasembada pangan adalah langkah untuk menciptakan kemandirian, sedangkan Ketahanan pangan memastikan stabilitas, keberlanjutan, dan distribusi yang adil. Keduanya saling mendukung: swasembada yang berhasil akan memperkuat ketahanan pangan, sementara ketahanan pangan mendorong stabilitas ekonomi dan sosial. Dalam visi Presiden Prabowo, kedua program ini dirancang untuk menciptakan Indonesia yang mandiri dan tangguh dalam menghadapi tantangan global dan sepertinya yang disampaikan Dr. Arief Arianto, di awal paparannya, secara gamblang, bagaimana caranya agar 275 juta penduduk Indonesia tidak mengalami kelaparan dan menjadi individu SDM yang sehat, aktif dan produktif. Mari kita bersinergi dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian bangsa.

Terima kasih FEB TU, Panitia dan para Pembicara, yang telah memberi pencerahan dan menambah wawasan pada saya dan peserta.


Zoominar #14 Teks Narasi, Deskripsi dan Naskah Lomba GTK Inovatif

Terimakasih Komunitas Penulis Guru, Guru-guru PGRI, Collabowriter Publisher dan para narasumber untuk kebersamaan dan saling sharingnya malam hari ini. Semoga dapat saling menginspirasi dan mendatangkan manfaat. Aamiin

Zoominar #14, Sabtu, 16 November 2024, 19.00 – 20.30

Materi pertama mengenai Naskah GTK Inovatif disampaikan oleh Ibu Hj. Anita, S.Ag, M.Pd, yang telah menjadi Pemenang Juara I Lomba Kepala Sekolah Inovatif. Beliau menyampaikan pengalaman dan naskah yang telah disusun dan berhasil memenangkan perlombaan itu.

Selanjutnya aku sebagai Pemateri kedua menyampaikan mengenai Teks Narasi dan Deskripsi, apa yang dimaksud dengan teks narasi dan deskripsi, apa cirinya, bagaimana membuat teks narasi dan deskripsi menjadi menarik, dengan contoh dan latihan

Terakhir, paparan ketiga disampaikan Kak Desiana dari Collabowriter Publisher yang mengajak para peserta untuk dapat berkontribusi dalam penyusunan buku Antologi dengan menggunakan teknik penulisan yang telah disampaikan pada zoominar #14 hari ini.

Acara yang dimoderatori oleh Kak Anita, dilanjutkan dengan tanya jawab dengan peserta, yang sangat berantusias menulis.

#merdekamengajar#collabowriters#persatuangururepublikindonesia

#komunitasgurupenulis#tutwurihandayani#DeLaras


Mikul Dhuwur Mendem Jero, Masih Berlaku?

Rabu Pahing, 06.11.2024

Aib orang sebenarnya hanya Tuhan yang tahu kebenarannya, kita ga berhak menertawakan, apalagi membagikan, sebagai bahan pembicaraan atau malah mungkin fitnahan.

Seorang mengadukan “aib” teman baikku, dari tahap pemberitahuan sampai tahap “berat” menurutku. Tahap awal, aku masih bisa mengkonfirmasi pada temanku tapi aduan selanjutnya, memikirkan dan untuk mengatakannya saja, aku merasa ga sanggup dan ga tega.

Aku bisa apa, selain menyimpannya. Aku ga tahu kebenarannya kan? Hanya Tuhan yang tahu, apakah itu benar atau tidak, bukan hakku untuk menghakimi atau mengabaikan aduan itu. Cukup mendoakan.

Terima kasih mbak Suryaning Dewanti untuk sharingnya pagi ini ???????? sudah menahan lama untuk menuliskan ini, tapi hari ini dapat kiriman gambar yang pas..


29

28.10.95 Perjalanan Penuh Warna. Terima kasih Tuhan, selalu menjadi Nahkoda kami, walau kami kerap menjadi ABK yang lari ke sana kemari, mengabaikan, tidak mau mendengarkan dan bahkan melawan Nahkoda sehingga kapal kami terombang ambing, Tuhan tetap setia menjaga kami.

Dua puluh sembilan tahun perjalanan kami
Suka duka berbaur dalam langkah untuk setia,
Lika-liku gelombang kerap melelah jiwa
Pimpinan tangan Tuhan jadi pelindung dan penerang

Dua puluh sembilan tahun pernikahan adalah perjalanan yang penuh warna, dengan suka dan duka yang datang silih berganti. Lika-liku hidup menghadirkan tantangan yang terkadang tak terduga, namun juga momen kebahagiaan yang tak ternilai. Di tengah segala ujian dan kebahagiaan, keyakinan bahwa Tuhan selalu memimpin dan menjaga perjalanan ini menjadi kekuatan utama untuk terus melangkah bersama, setia, dan saling menguatkan. Amin.

Dear Bapak Ibu, Abang Adek, Kakak, Eda, Amang Bao, Saudara dan Teman terkasihku, “terima kasih, matur nuwun, mauliate godang” atas banyak doa, ucapan dan perhatiannya untuk kami berdua beserta keluarga. Kiranya Allah yang Maha Baik, yang telah mempersatukan kita dengan pasangan kita masing-masing, akan terus menyertai kita sampai akhir hayat, di tengah segala gelombang kehidupan yang kita hadapi. Aamiin…..


Perjalanan Itu

Rabu, 23.10.24 Foto ini adalah foto pertemuanku yang pertama kalinya, duduk semeja dengan Ibu Sekretaris Utama dan Bapak Inspektur Utama. Mungkin hal yang biasa buat orang lain, tapi sesuatu yang luar biasa untukku.

Hidup adalah perjalanan yang penuh dengan ketidakpastian. Kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang akan terjadi di masa depan atau siapa yang akan kita temui di sepanjang jalan. Kadang-kadang, kita dipertemukan dengan seseorang secara tak terduga, dan pertemuan itu bisa mengubah hidup kita selamanya.

Mungkin mereka membawa kebahagiaan, pelajaran berharga, atau bahkan tantangan yang membuat kita tumbuh menjadi lebih kuat. Inilah yang membuat hidup begitu menarik—keajaiban dari hal-hal yang tak terduga.

Aku yakin Tuhan akan berperkara dengan dahsyat untuk anak-anakNYA. Amin


“Perubahan Dinamika Kerja : Dari Mutualisme ke Parasitisme”

Aku kerap menganalogkan sifat tumbuhan dengan aspek perilaku dan karakter manusia dalam tulisanku. Ada beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa periset terkait hal ini, salah satu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dorothy Retallack. Retallack melakukan eksperimen pada tahun 1970-an yang menunjukkan bahwa tanaman yang terpapar musik tertentu tumbuh lebih baik. Selain itu ada juga penelitian yang dilakukan oleh Cleve Backster. Backster melakukan eksperimen pada tahun 1960-an yang menunjukkan bahwa tanaman dapat merespons emosi manusia, meskipun hasilnya masih diperdebatkan.

Dari beberapa penelitian ini, aku meyakini adanya kesamaan antara manusia dengan tumbuhan, yang kemungkinan disebabkan terutama dalam cara tumbuhan beradaptasi, berkembang, dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Sama seperti manusia, tumbuhan juga memiliki hubungan baik dengan sesamanya (intraspesifik atau interspesifik), maupun dengan jenis tumbuhan yang lain. Pada masa duduk di sekolah dasar, kita sudah mempelajari ada tiga hubungan dasar yang dapat terjadi, dalam kurun waktu tertentu dan memberikan dampak menguntungkan atau merugikan yaitu yang disebut simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme dan simbiosis komensialisme.

Seperti tumbuhan, manusia berhubungan dengan sesamanya, pada umumnya karena ada prinsip saling menguntungkan, ingin bekerja sama untuk dapat saling bertukar pendapat dan berdiskusi karena berasal dari kepakaran yang berbeda dan berharap mendapatkan solusi dari kerjasama tersebut atau ada goal atau tujuan berupa temuan atau karya tulis yang dapat memberikan dampak dan manfaat pada banyak pihak dari penelitian bersama tersebut. Atau bisa juga kerjasama yang terjadi karena satu pihak memiliki dana dan mengharapkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dimanfaatkan di institusi atau negaranya, sementara pihak lain, tidak punya dana tapi punya keahlian dengan kapasitas periset yang mumpuni. Ini salah satu hubungan yang mungkin terjadi dan memberikan dampak yang menguntungkan pada kedua belah pihak, yang jika menggunakan istilah dalam hubungan pada tumbuhan adalah simbiosis mutualisme.

Contoh pada tumbuhan adalah hubungan antara lebah dan bunga, di mana lebah mendapatkan nektar, sedangkan bunga terbantu dalam proses penyerbukan. Atau kalau dalam dunia penelitian, pihak yang satu punya cuan, pihak yang lain butuh dana penelitian untuk publikasi jurnal, membuat prototipe atau paten, yang digunakan untuk memenuhi angka kredit dalam Keluaran Kerja Minimal (KKM) atau sekedar menambah pendapatan berupa honor sebagai narasumber dari kegiatan tersebut.

Lalu apa yang dimaksud dengan simbiosis parasitisme? Simbiosis parasitisme adalah suatu bentuk hubungan yang terjadi kala satu organisme mendapat keuntungan, sementara organisme lain dirugikan. Contoh: kutu yang hidup di tubuh hewan dan memakan darahnya. Contoh lain yang sering kita dengar adalah kehidupan benalu, tanaman benalu yang menempel pada pohon inangnya. Benalu mengambil air dan nutrisi dari pohon tersebut, sementara pohon inang mengalami kerugian. Kerugian yang dialami adalah batang pohon akan semakin kurus kering dan lama-lama lapuk karena kehabisan air dan nutrisi.

Apakah bisa dalam sebuah hubungan, yang semula simbosis mutualisme lalu menjadi simbiosis parasitisme atau komensalisme? contohnya pada tanaman apa dengan apa? Ya, tentu saja hal itu bisa terjadi. Dalam hubungan simbiosis, interaksi antara dua organisme bisa berubah dari simbiosis mutualisme menjadi parasitisme atau komensalisme, tergantung pada kondisi lingkungan atau perubahan perilaku salah satu organisme. Ini bisa terjadi karena faktor seperti perubahan ketersediaan sumber daya, perubahan iklim, atau tekanan lain di lingkungan.

Contoh perubahan hubungan simbiosis pada tanaman, misalnya adalah Jamur Mikoriza dan Tanaman. Semula, hubungan keduanya adalah simbiosis mutualisme, dimana Jamur mikoriza hidup di akar tanaman dan membantu tanaman menyerap air dan nutrisi (seperti fosfor) dari tanah. Sebagai imbalannya, jamur mendapatkan karbohidrat yang dihasilkan oleh tanaman melalui fotosintesis. Hubungan ini sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak pada awalnya. Lalu bagaimana hubungan ini dapat berubah menjadi Parasitisme? Hal ini disebabkan karena jika kondisi tanah menjadi sangat subur (misalnya karena penggunaan pupuk yang berlebihan), tanaman mungkin tidak lagi memerlukan bantuan jamur untuk mendapatkan nutrisi. Namun, jamur tetap mengambil karbohidrat dari tanaman, sehingga hubungan ini berubah menjadi parasitisme, di mana tanaman malah dirugikan.

Selanjutnya, apakah hubungan simbiosis mutualisme ini dapat berubah menjadi parasitisme pada manusia? Ya, perubahan dari simbiosis mutualisme menjadi parasitisme atau komensalisme juga bisa terjadi dalam hubungan manusia, terutama dalam konteks sosial, bisnis, atau personal. Hubungan ini bisa berubah seiring waktu karena berbagai faktor, seperti perubahan kebutuhan, kekuatan, atau tujuan dari individu yang terlibat, yang disebut sebagai perubahan dinamika, yang bisa saja terjadi tanpa diduga atau bisa juga disengaja karena harapan keuntungan berupa materi atau immaterial (tak berwujud). Dan bisa saja tidak dapat saling melepaskan karena unsur balas budi atau keterikatan yang sudah terjadi.

Yang dimaksud dengan perubahan dinamika kerja adalah perubahan yang merujuk pada perubahan dalam cara individu, tim, atau organisasi bekerja dan berinteraksi satu sama lain. Ini dapat mencakup berbagai aspek seperti struktur kerja, komunikasi, kolaborasi, dan adaptasi terhadap kondisi baru. Perubahan dinamika kerja sering dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor profesional termasuk teknologi, budaya kerja, kebijakan organisasi, serta perubahan dalam pasar dan ekonomi dan faktor non profesional seperti perilaku individu didalamnya.

Contohnya ketika salah satu pihak mulai mendapatkan lebih banyak keuntungan tanpa memberikan imbalan yang setara, atau bahkan mulai memanfaatkan sumber daya perusahaan lain tanpa izin, hubungan ini bisa menjadi parasitisme. Misalnya, jika satu pihak hanya “menumpang” popularitas atau jaringan distribusi pihak lain tanpa memberikan kontribusi nyata.

Atau dapat juga terjadi hal-hal yang “melenceng” dari perjanjian kerja sama, ketika salah satu pihak atau oknum tertentu mulai menuntut lebih dari apa yang telah disepakati dan bahkan mulai melakukan tindakan yang merugikan atau mengganggu, seperti meneror atau memanipulasi pihak lain, baik yang berada dalam tim atau diluar tim, maka hubungan ini bisa disebut sebagai hubungan parasitisme atau bahkan eksploitasi. Dalam konteks manusia, perilaku semacam ini dapat dianggap sebagai tindakan manipulatif atau abusive.

Tindakan menyimpang yang dilakukan seperti intimidasi, pemerasan, penguntitan (stalking), teror melalui media digital (cyberbullying atau cybercrime), jika memenuhi unsur-unsur yang diatur dalam undang-undang, pelaku tetap dapat dikenakan sanksi pidana dan sanksi perdata.

Nah, jangan sampai terjadi ya, hubungan kemanusiaan yang semula menguntungkan kedua belah pihak atau banyak pihak, jadi hubungan yang berujung di meja hijau, seperti benalu yang menggerogoti pohon inangnya, salah satu mati atau mati semua atau temannya yang mati.

Selamat bekerja.

Sumber gambar : AI