Seminar Sehari Awal Kerja Para Blogger #Menuju KEA 2015

Sabtu, 24 Agustus 2013, aku memenuhi undangan untuk hadir pada Seminar Sehari yang berjudul “ASEAN Connectivity Menuju Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 : Peran dan Kontribusi serta Media Sosial dalam Menghadapi Kompetisi di ASEAN”

Dengan menggunakan kendaraan bis Feeder Bus dari BSD, aku tiba tepat turun di depan gerbang Gedung Carakaloka, Pusdiklat Kementerian Luar Negeri RI di wilayah Senayan, Jakarta Selatan. Kehadiranku dan para blogger di Indonesia yang tergabung dalam Komunitas ASEAN Blogger dan juga para awak media, disambut dengan umbul-umbul biru yang melambai indah di pagi yang cerah itu.

Memasuki pelataran parkir, tampak beberapa mobil dan kendaraan bis saja tapi ternyata didalam peserta sudah banyak yang hadir, setelah mengisi buku tamu, Panitia meminta para blogger untuk berganti pakaian kaos berwarna putih dengan logo ASEAN yang keren itu.

Sambil menunggu tamu undangan, narasumber, para peserta seminar mulai menempati kursi yang sudah disediakan dan saling berkenalan satu sama lain, ternyata banyak juga peserta yang hadir dari luar Jakarta, seperti Bekasi, Bogor dan Yogyakarta. Aku bertemu dengan beberapa teman dari KEB seperti mbak Anazkia, mak Evi. mak Puh Indah Juli, mak Pon Mira Sahid dan mak Jurbay Irma Senja dan berkenalan dengan SekJen ASEAN Blogger mbak Ajeng (juga).

Seminar yang diadakan dengan tujuan mengajak blogger dan mahasiswa sebagai elemen citizen journalism agar dapat memanfaatkan media sosial dalam membangun social trust untuk menciptakan prakarsa atau ide kreatif sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam menghadapi tantangan dan peluang ekonomi AEC 2015, dibuka dengan kata sambutan dari Bapak Agung Wesaka Puja selaku Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN dan pada pemaparannya dalam sesi pertama dengan paparan yang berjudul “Komunitas ASEAN 2015”

Beliau menyampaikan bahwa untuk mencapai konektifitas ASEAN harus mengutamakan konektifitas hati terlebih dahulu, yang dilanjutkan dengan konektifitas dari orang ke orang (people to people  contact). Beliau mengharapkan blogger dapat berperan aktif dalam mensosialisasikan arah program ASEAN, yang tentunya melibatkan Indonesia, menuju ASEAN Community dengan 3 pilar utamanya, melalui media yang biasa digunakan yaitu blog.

Pemaparan berikutnya dari Menteri Komunikasi dan Informasi, Bapak Tifatul Sembiring, yang diawali dengan pembukaan pantunnya yang khas, beliau menyampaikan topik sebagai keynote speechnya yang berjudul “Peran Teknologi Menyongsong Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) 2015″

Beliau menyampaikan ASEAN menjadi kawasan yang memiliki stabilitas, kesejahteraan dan daya saing tinggi dan salah satu peluang untuk menghadapi KEA 2015 adalah peningkatan daya tarik pariwisata.

Tantangan mindset yang mesti dihadapi adalah inward looking. Inward looking yang dipopulerkan Paul P Streeten di era 1980 an adalah strategi pembangunan yang lebih menekankan pada pembangunan industri domestik pengganti produk impor. Strategi itu ditempuh dengan cara proteksi industri domestik lewat tarif dan berbagai restriksi impor, untuk kemudian dalam jangka panjang melalui diversifikasi industri menuju kompetisi ekspor.

Indonesia diharapkan tidak hanya puas menjadi macan kandang tapi menjadi macan ASEAN, dalam Fortune Global 500, PERTAMINA menduduki peringkat ke-122. Walau masih ada kendala yang dihadapi yaitu infrastruktur, sumber daya manusia dan birokrasi.

Berikutnya pemaparan ke-3 dari Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bapak Rifal Affandi Lukman, dengan tema “Strategi Nasional Menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN 2015”

Beliau memaparkan di mata dunia, menurut HSBC, Standard Chart dan Mc Kinsey – ada optimisme bagi Indonesia, tapi jangan terlena dan tetap bekerja keras.

ASEAN News menuliskan agar semua negara bersiaplah karena keniscayaan KEA ada di depan mata, tanpa persiapan, semua peluang yang ada dapat menjadi ancaman.

Bapak Rifal menyampaikan bahwa saat ini pusat gravitasi bidang Ekonomi sedang menuju wilayah Asia, oleh karena itu diharapkan Indonesia harus mampu memanfaatkan integrasi regional melalui pasar tunggal.

Peranan UKM sangat penting untuk mencapai kawasan pembangunan ekonomi yang merata. Blogger diharapkan berperan aktif untuk memberikan informasi kepada masyarakat (institutional connectivity). Salah satu pilar AEC blueprint adalah integrasi dengan perekonomian dunia, yang dimonitor dengan AEC Scorecard.

Sebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia harus mampu meningkatkan daya saing. Pada tahun 2030 diprediksi 60% middle class dunia akan berada di kawasan Asia Pasifik. Ekspor Indonesia dalam PDB berada posisi terendah kedua setelah Myanmar padahal perekonomian Indonesia terbesar di ASEAN dari konsumsi Dalam Negeri.

Jika ingin mencapai income per kapita menjadi 15 ribu, perlu didukung dengan pertumbuhan diatas 6%. Ekspor Impor Indonesia 2012 sudah mencapai defisit karena import barang manufaktur sedangkan ekspornya berupa sumber daya alam antara lain batubara.

Ekspor non migas Indonesia mencapai defisit nilai perdagangan indirect trade melalui Singapura dan Malaysia. Rata-rata tarif bea masuk umum Indonesia termasuk cukup rendah, sudah mendominasi barang yang masuk.

Salah satu masalah kesiapan daya saing adalah rendahnya kualitas tenaga kerja. Rancangan yang disiapkan menuju KEA 2015 adalah pengembangan industri nasional, pertanian, kelautan, perikanan dan edukasi publik.

Pemaparan ke-4 di Sesi Paparan dan Diskusi mengenai Arah AEC 2015 ini adalah paparan yang disampaikan oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk ASEAN, Mr.David Carden, dengan topik US Perspective on the ASEAN Economic Community and US Experience on Public Diplomacy through Social Media. 

Duta Besar Carden memberi ceramah yang membangun, difokuskan pada hal umum dari ide-ide bagaimana untuk mencapai masyarakat. Ia berbagi perspektif AS pada AEC, dukungan pemrograman AS melalui ACTI, dan pengalaman diplomasi publik melalui media sosial

Beliau menyampaikan bahwa dalam sebuah komunitas yang terpenting adalah adanya Identitas. Kesalahan yang sama di masa yang lalu, jangan dilakukan di masa yang sekarang dan masa yang akan datang. “They create economics, they create health and prosperity for the future, because now we are together in the world,” begitu pesan Carden dengan gayanya yang khas.

Setelah pemaparan para narasumber di sesi kedua ini, peserta seminar dan narasumber istirahat sejenak, sebelum dilanjutkan ke sesi Tanya Jawab

Sesi III berikutnya berisi pemaparan dan diskusi mengenai AEC 2015 dari Perspektif Wirausahawan, dengan narasumber Raja Sapto Oktohari, Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang berjudul “Dampak Perdagangan Bebas bagi Pengusaha Indonesia”, Shinta W Dhanuwardoyo, Start Up Indonesia, yang berjudul “Peluang dan Tantangan yang dihadapi UKM dalam Perdagangan Bebas” dan akhir pada sesi ini adalah Aidil Akbar Madjid, Independent Financial Planner yang membawakan paparan berjudul “Peluang dan Tantangan Menghadapi Permasalahan Finansial di Era Kompetisi ASEAN”

Setelah ISHOMA, Seminar dilanjutkan dengan Sesi IV yang berisi mengenai Bedah Buku The DestinASEAN yang berisi kisah travelling dari 10 penulis di 10 negara.

Sesi terakhir mengenai Peran Media Sosial dalam ASEAN Community Building, dengan paparan dari Iman Brotoseno, Presiden ASEAN Blogger Community Chapter Indonesia, yang menyampaikan topik “Manfaat Blogger untuk Penguatan ASEAN Community 2015”, Hariko Wibawa Satria, Admin @ASEANCom2015 dengan topik “Manfaat Twitter dalam Kampanye ASEAN Community 2015” dan Muhammad Halim Noor Listyanto, Ketua Fan Page Facebook ASEAN Community.

Acara Seminar Sehari menuju KEA2015 yang dihadiri sekitar 150 orang blogger ini, diakhiri dengan Pengumuman Lomba Blog ASEAN Blogger Festival Solo 2013, Pengumuman Lomba Blog Ulang Tahun ASEAN dan Pengumuman Lomba Live Tweet.

 

Berakhirnya Seminar ini menjadi awal tanggungjawab ASEAN blogger untuk membangun kesamaan pandang terkait isu pokok AEC 2015 yang harus dihadapi Indonesia.

Selamat Bekerja !!

Tulisan ini disusun dalam rangka reportase kegiatan Seminar Sehari yang diselenggarakan oleh ASEAN Blogger pada hari Sabtu, 24 Agustus 2015 #menujuKEA2015

 


Sensasi Suka Duka #10daysforASEAN

Euforia menulis atau lomba blog #10daysforASEAN yang diprakarsai ASEAN Blogger baru saja berakhir hari ini, Kamis, 5 September 2013 pukul 10 pagi tadi dan sekarang saat para blogger mulai menata waktunya dengan deadline yang lain, para juri mulai menatap layar laptop dengan puluhan mungkin ratusan postingan dari para blogger selama 10 hari ini.

Pasti para juri sedang asyik atau pusing ya, karena berkat topik dan tema yang dilemparkan kepada para blogger dan mampu membuat kepandaian para blogger meningkat berkali lipat (dan juga menaikkan tensi tekanan darah – ihiks :-), maka telah muncul banyak tulisan yang keyen-keyen banget….hayo salah siapa, melempar topik “berat” yang bikin tuing-tuing baca topiknya dan hasilnya tulisan bagus hasil pancingan juri….hehe ga ada yang salah kok, topiknya memang sudah pas sesuai tema utamanya yaitu mensosialisasikan pembentukan Komunitas ASEAN 2015 yang tinggal beberapa saat lagi.

Tidak Sengaja Awalnya

Aku sendiri sebenarnya tidak sengaja ikut tantangan ini, awalnya setelah mengikuti Sosialisasi berjudul “ASEAN Connectivity Menuju Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 : Peran dan Kontribusi Blogger serta Media Sosial dalam menghadapi Kompetisi di ASEAN” yang diadakan pada tanggal 24 Agustus 2013 di Carakaloka, Pusdiklat Kementerian Luar Negeri, aku bermaksud membuat reportasenya, maka aku membuka website www.aseanblogger.com, dan ternyata pada hari Senin 26 Agustus 2013 aku membaca ada tantangan ini, aku tertantang pertama karena aku jarang sekali bisa rutin nulis setiap hari, selalu ada aja alasan dan halangannya, walau ide banyak muncul tapi kadang kelelahan membuat gagal nulis. Kemudian alasan kedua karena temanya mengenai ASEAN dan aku pikir ini saatnya aku membantu sosialisasi melalui blog ku sehingga bisa bermanfaat buat siapapun, minimal buat anak-anakku.

Tema, Tantangan dan Postingan

Temanya bener-bener berbobot dan semuanya memiliki kata kunci salah satu nama negara di ASEAN, karena temanya berbobot maka ya ga bisa asal-asal nulis, bisa aja mestinya, tapi aku ga bisa (uhuk!!) aku nyari dulu bahan-bahannya dan bener-bener terkejut dengan kondisi negara-negara di Asia Tenggara ini, termasuk keterlibatan dan keterkaitan didalam ASEAN sendiri, selain itu juga terpesona sama keindahan banyak spot pariwisata di negara-negara tersebut, yah namanya juga penyuka jalan-jalan, sambil mencari informasi, tentu ga ketinggalan browsing juga tempat wisatanya dong 😉

Hari pertama (Senin, 26/08/2013) : Bagaimana kalau di sekitar perumahanmu banyak berdiri salon-salon Thailand yang profesional dan mempunyai sertifikat tingkat internasional, apakah itu akan menggeser salon lokal ? Apa analisismu ? Deadline : 27 Agustus 2013 pukul 09.00 WIB.

Hasil postingan dipublikasikan Selasa 27 Agustus 2013 pukul 01.29

http://laraswati.com/2013/08/27/salon-lokal-percaya-diri-menuju-komunitas-ekonomi-asean-2015/

Hari Kedua (Selasa, 27/08/2013): Sudah pernah berwisata ke Candi Borobudur? Menurut penjelasan ahli sejarah, relief Borobudur ada kemiripan dengan Candi Angkor Wat, yang berada di Kamboja. Padahal, Borobudur dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat ada.  Apakah ini menandakan bahwa negara-negara di ASEAN itu serumpun? Apa pendapatmu mengenai hal itu? Deadline: 28 Agustus 2013, pukul 09.00 WIB.

Postingan dipublikasikan pada Rabu, 28 Agustus 2013 pukul 01.00 WIB

http://laraswati.com/2013/08/28/serumpun-dalam-keragaman-itu-indah/

Hari Ketiga (Rabu, 28/08/2013) : Branding Nation

Indonesia kaya dengan beragam budaya, namun di sektor wisata, Malaysia lebih berhasil mem-branding “Truly ASIA”. Kira-kira apa ya branding yang cocok untuk Indonesia? Buat tagline, dan jelaskan kenapa tagline itu cocok untuk Indonesia di kawasan ASEAN.  Deadline: Kamis, 29 Agustus 2013, pukul 08.00 WIB

Postingan dipublikasikan Kamis 29 Agustus 2013, pukul 02.29

http://laraswati.com/2013/08/29/tagline-indonesia-is-the-beautiful-diversity/

Hari Keempat (Kamis, 29 Agustus 2013) : Visa

Hampir semua negara di ASEAN, telah membebaskan pengurusan visa bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke negaranya, namun tidak dengan Myanmar. Kenapa ya, berwisata ke Myanmar tidak cukup dengan mengandalkan paspor saja? Perlu atau tidak visa bagi perjalanan wisata? Deadline: Jumat, 30 Agustus 2013, pukul 08.00 WIB.

Postingan dipublikasikan Jumat, 30 Agustus 2013, pukul 01.13

http://laraswati.com/2013/08/30/minga-lar-par-mari-berwisata-ke-myanmar/

Hari Kelima (Jumat, 30 Agustus 2013) : Kopi

Sekarang ini, minum kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern. Hampir di seluruh penjuru kota, tidak hanya di Indonesia tetapi juga ASEAN, banyak tersebar gerai kopi. Di dunia, negara penghasil kopi terbesar adalah pertama: Brazil,  kedua: Vietnam dan ketiga adalah Indonesia. Kedua negara terakhir adalah anggota ASEAN. Menuju Komunitas ASEAN 2015 ini, mampukah Vietnam dan Indonesia merebut pangsa pasar kopi dunia?

Bisakah kedua negara tersebut menjadi partner produksi kopi, bukan menjadi rival atau saling bersaing.

Tuliskan pendapatmu di blog tentang kemampuan Indonesia dan Vietnam merebut pangsa pasar kopi di dunia, berkaitan dengan Komunitas ASEAN 2015. Tidak hanya bersaing tetapi bisa juga menjadi partner bersama. Deadline tema hari kelima, Sabtu, 31 Agustus 2013, pukul 08.00 WIB

Postingan dipublikasikan 31 Agustus 2013 pukul 03.14 WIB

http://laraswati.com/2013/08/31/sinergi-indonesia-vietnam-merebut-pangsa-pasar-komoditas-kopi-dunia/

Hari ke-6 (Sabtu, 31 Agustus 2013) : Laos

Visi ASEAN 2015 adalah menjadi ASEAN komunitas tunggal, baik di bidang ekonomi mau pun politik. Laos, atau Republik Demokratik Laos, meski sudah bergabung dengan ASEAN sejak tahun 1997, namun baru membuka diri seluas-luasnya dengan negara lain pada tahun 2004, dan melakukan kerjasama di berbagai bidang. Peran Republik Demokratik Laos di ASEAN, bisa dikatakan belum banyak berkontribusi, tenggelam di bawah bayang-bayang negara ASEAN lainnya yang semakin maju. Dengan adanya Komunitas ASEAN, diharapkan Laos menjalin kemitraan yang baik dengan  negara ASEAN lainnya.

Jika posisi Anda adalah negara Laos, investasi diplomatik apa yang diharapkan dengan kemitraan yang terjalin dengan dunia internasional, khususnya negara-negara ASEAN.  Tuliskan pendapatmu di blog tentang hal tersebut. Fokus pada peran Laos sebagai anggota Komunitas ASEAN.

Deadline tema hari keenam, Minggu, 1 September, pukul 09.00 WIB.

Postingan dipublikasikan Minggu, 1 Sept 2013 pukul 04.19 WIB

http://laraswati.com/2013/09/01/optimisme-laos-melalui-investasi-diplomatik/

Tema hari ke-7 (Minggu, 1 September 2013) : Singapura dan Problematikanya.

Tahun 2015 diharapkan ASEAN menjadi satu komunitas tunggal, yang merangkul seluruh negara di ASEAN.  Namun di antara anggota ASEAN, ada juga yang memiliki sengketa antar negara, terutama terkait dengan perbatasan antar negara. Seperti yang terjadi dengan Singapura dan Malaysia.

Singapura mempunyai sengketa perbatasan dengan Malaysia pada pulau di pintu masuk Selat Singapura sebelah timur. Ada tiga pulau yang dipersengketakan, yaitu Pedra Branca atau oleh masyarakat Malaysia dikenal sebagai Pulau Batu Puteh, Batuan Tengah dan Karang Selatan. Persengketaan yang dimulai tahun 1979, sebenarnya sudah diselesaikan oleh Mahkamah Internasional tahun 2008, dengan menyerahkan Pulau Pedra Branca kepada pemerintahan Singapura. Namun dua pulau lagi masih terkatung-katung penyelesaiannya dan penyerahan Pedra Branca itu, kurang diterima oleh Masyrakat Malaysia sehingga kerap terjadi perselisihan antar masyarakat.

Bagaimana menurut teman-teman blogger penyelesaian konflik ini terkait dengan Komunitas ASEAN 2015? Deadline hari ketujuh, Senin, 2 September 2013, pukul 09.00 WIB.

Postingan dipublikasikan Senin, 2 September 2013 pukul 00.00

http://laraswati.com/2013/09/02/karang-selatan-south-ledge-diantara-tiga-negara/

Tema hari ke-8 (senin, 2 September 2013) : Filipina dan Kebebasan Berekspresi.

Kebebasan berekspresi dan kebebasan informasi di negara-negara anggota ASEAN tidak sama. Beberapa negara, termasuk Indonesia, bebas atau longgar dalam hal kebebasan pers dan kebebasan berekspresi bagi para blogger, yang sekarang ini menjadi salah satu alternatif dalam penyebaran informasi atau jurnalis warga. Tetapi ada juga negara yang mengekang kebebasan berekspresi warganegaranya, dan ada negara yang memenjarakan blogger jika tulisannya menentang pemerintahan negaranya.

Bagaimana dengan Filipina? Apakah Filipina termasuk negara yang longgar dalam kebebasan berekspresi dan informasi bagi para warganegaranya, termasuk blogger atau jurnalis warga?

Tuliskan dalam satu postingan menarik bagaimana pendapatmu tentang kebebasan berekspresi dan kebebasan informasi di Filipina. Deadline untuk hari kedelapan: Hari Selasa, 3 September 2013, pukul 10.00 WIB (pagi)

Postingan dipublikasikan Selasa 3 Sept 2013 pukul 00.00

http://laraswati.com/2013/09/03/mabuhay-mari-berekspresi-di-filipina/

Tema hari ke-9 (Selasa, 3 September 2013) Sudah bisa menduga kan kalau negara yang akan dibahas kali ini adalah negara yang beribukota Bandar Seri Begawan, yang juga juga menjadi negara penyelenggara KTT ASEAN ke-22 pada bulan April 2013 lalu. Dalam KTT ke-22 di Brunei Darussalam itu,  tema yang diangkat adalah “Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan”, dengan pokok perundingan pembangunan badan persatuan ASEAN, dengan tiga pilar yaitu Persatuan Keamanan, Persatuan Ekonomi dan Persatuan Sosial dan Kebudayaan. Pembangunan Badan Persatuan ASEAN itu harus dirampungkan sebelum 31 Desember 2015.

Tema: Dengan ketiga pilar tersebut, bagaimana mencapai tujuan pembangunan badan persatuan ASEAN? Mampukah negara-negara ASEAN mewujudkan Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan? Deadline untuk hari ke-9 : Hari Rabu, 4 September 2013, pukul 10.00 WIB (pagi)

Hasil postingan dipublikasikan 4 Sept 2013 pukul 00.02 WIB

http://laraswati.com/2013/09/04/harmonisasi-menuju-komunitas-ekonomi-asean-2015/

Tema hari ke-10 (Rabu, 4 Sept 2013) : Jakarta, Diplomatic City of ASEAN

Indonesia adalah negara terakhir yang dijadikan tema dalam lomba Blog #10DaysforASEAN yang diadakan oleh ASEAN Blogger Chapter Indonesia bersama dengan beberapa sponsor di antaranya US Mission.

Untuk tema kali ini dipilih Jakarta, ibukota negara Indonesia, yang juga menjadi markas ASEAN Secretary bertempat di Jalan Sisingamangaraja 70 A, Jakarta Selatan.  Keberadaan markas ASEAN Secretary di Jakarta merupakan suatu kepercayaan bahwa Indonesia bisa menjadi penghubung antar negara-negara anggota ASEAN atau Diplomatic City of ASEAN.

Menurut teman-teman blogger mengapa Jakarta bisa terpilih sebagai Diplomatic City of ASEAN? Apa dampak positif dan negatifnya bagi Indonesia khususnya Jakarta? Kesiapan apa saja yang perlu dilakukan oleh Jakarta sebagai tuan rumah dari Perhimpunan Bangsa-bangsa ASEAN?

Deadline untuk hari ke-10 ini adalah hari Kamis, 5 September 2013, pukul 10.00 WIB (pagi)

Hasil postingan, diposting 4 Sept 2013 pukul 23.00 WIB :

http://laraswati.com/2013/09/04/jakarta-menjadi-diplomatic-city-of-asean-mari-bergegas/

 

Suka 😀 dan Duka :-I

Sudah tahukan betapa berbobotnya tema yang diajukan panitia dan membuat para blogger membentuk supporting group di KEB, untuk saling menguatkan satu sama lain dengan komen inspiratif untuk bertahan, terutama pada dua hari terakhir saat sudah ingin cepat mengakhiri perjuangan.

Sudah lihat juga kan pukul berapa postingan aku publikasikan ? itulah dukanya, aku menulis setelah pulang kerja, biasanya juga sambil menemani si bungsu belajar. Kadang kelelahan dan akhirnya tertidur dan mulai menulis lagi malam hari. Menulis sampai pagi dan bangun subuh menyiapkan bekal sekolah dan juga berangkat ke kantor, yang sedang padat-padatnya menjelang akhir bulan.

dan …… akhirnya aku benar-benar terkapar di tantangan hari ke-5, pundak terasa sakit dan kaku karena kurang tidur, untungnya itu terjadi di hari Sabtu, setelah posting jam 3 pagi, aku tertidur lagi sampai jam 7 pagi…T.T

Kalau ditanya mana tantangan yang paling asyik ? Aku sangat menikmati menulis pada tantangan hari ke-1 karena aku agak paham mengenai kompetensi ini. Tantangan mengenai pembuatan visa di Myanmar juga seru buat aku karena ternyata Myanmar itu indah ya, walau karena alasan politik, wisatawan harus membuat visa. Tantangan berikutnya yang seru juga adalah sinergi Vietnam dan Indonesia mengenai kopi, karena aku memang penikmat kopi.

Tantangan yang agak berat dan membuat tertantang benar adalah tantangan hari ke-7 mengenai sengketa wilayah Karang Selatan, mengapa demikian ? karena sebelumnya aku tidak pernah tahu mengenai konflik kawasan ini. Seandainya tahu, ya hanya sekedar tahu, tidak mau ambil pusing, tapi pada saat mengerjakan tulisan ini, aku benar-benar membaca satu per satu dimana letak masalahnya dan dimana letak wilayah yang disengketakan ini (buka peta, buka atlas, pasang kaca pembesar, maklum dah tuwir)

Tantangan yang sempat membuat getar dan hati menangis adalah tantangan hari ke-8 mengenai kebebasan pers di Filipina, dimana jurnalis dan media yang mestinya bebas berekspresi menyampaikan dan menuliskan fakta yang sebenarnya, malah dibungkam dan dimatikan.

Secara keseluruhan, semua tantangan yang diberikan panitia dan juri benar-benar membukakan mataku bahwa pengetahuanku mengenai ASEAN belum seberapa dan ternyata masih banyak yang harus dibenahi dalam hubungan antar anggota ASEAN ini, baik permasalahan didalam negeri masing-masing ataupun dengan dunia internasional.

Saran dan Masukan buat Panitia

  • Berkaitan dengan keanggotaan ASEAN Blogger, ada data base blogger, sehingga setiap anggota bisa saling mengenal satu sama lain
  • ASEAN Blogger punya kas untuk membantu ASEAN Blogger di negara lain
  • Membina kerjasama dengan Blogger di seluruh ASEAN, membuat pertemuan bersama dan melakukan kegiatan bersama dan nyata
  • Berkaitan dengan Lomba, dibuat data base postingan para blogger dalam bentuk yang mudah untuk dilihat, sehingga tidak sulit untuk melihat rekapan tulisan dari tiap blogger, baik dari segi jumlah maupun isinya
Ini kesempatan para blogger untuk mendukung terwujudnya Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 dengan 3 pilar utamanya, dan satu lagi tantangan #10daysforASEAN ini mampu membuat (memaksa) aku untuk konsisten menulis di blog paling tidak selama 10 hari ini, semoga tidak hanya berakhir disini.

Terimakasih ASEAN Blogger, kiranya ada kesempatan lain untuk berpartisipasi dalam komunitas ini. Juga kepada Mak Puh Indah Juli  atas undangannya untuk hadir ke Seminar Sehari di Carakaloka dan semua teman di KEB (Kumpulan Emak Blogger), khususnya Mak Winda Krisnadefa, yang selalu memberi semangat untuk menulis sampai pagi hari 🙂

 

 


Jakarta Menjadi Diplomatic City of ASEAN, Mari Bergegas !!

Sekretariat ASEAN terdiri atas Sekretariat Tetap ASEAN dan Sekretariat Nasional ASEAN. Sekretariat Tetap ASEAN berkedudukan di Jakarta, sedangkan Sekretariat Nasional ASEAN berkedudukan di negara masing-masing anggota ASEAN.

Sekretariat ASEAN yang berdiri sejak tanggal 7 Juni 1976, berfungsi untuk membantu negara-negara anggota ASEAN dalam mengelola dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan ASEAN serta melakukan kajian-kajian yang dibutuhkan.

Sekretariat Tetap ASEAN yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal (SekJen) bertugas menyelenggarakan keperluan administratif dan pada pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Sekretariat Nasional ASEAN. SekJen dipilih secara bergantian oleh masing-masing anggota ASEAN.

Selanjutnya, untuk memperkuat Sekretariat ASEAN, para Menteri Luar Negeri ASEAN mengamandemen Agreement on the Establishment of the ASEAN Secretariat melalui sebuah protokol di Manila, tahun 1992. Protokol tersebut menaikkan status Sekretaris Jenderal ASEAN sebagai pejabat setingkat menteri dan memberikan mandat tambahan untuk memprakarsai, memberikan nasihat, melakukan koordinasi, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan ASEAN. Sekretaris Jenderal ASEAN ditunjuk untuk jangka waktu 5 tahun.

Le Luong Minh dari Vietnam, resmi terpilih menjadi Sekretaris Jenderal ASEAN untuk masa jabatan terhitung mulai Januari 2013 sampai dengan 2017.

Mengapa Jakarta dipilih sebagai Diplomatic City of ASEAN ?  Hal ini dikarenakan sebagai berikut

  1. Indonesia terletak diantara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta berada diantara dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, sehingga Indonesia dianggap memiliki posisi yang strategis baik dari segi politik maupun ekonomi Internasional.
  2. Jakarta adalah Ibukota Negara Indonesia, dimana hampir seluruh sarana, prasarana dan infrastruktur yang diperlukan, telah tersedia sehingga mampu memfasilitasi komunikasi dengan banyak negara
  3. Jakarta merupakan Kota Metropolitan, dengan luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa pada tahun 2011] Wilayah metropolitan Jakarta (Jabodetabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara
  1. Jakarta telah menjadi Kota Kosmopolitan, yang artinya kota besar yang mempunyai sifat internasional dengan banyaknya lembaga yang mewakili lembaga negara lain dan banyaknya penduduk yang merasa dirinya mewakili kebudayaan dan pemikiran internasional. Misal Gedung Kedutaan Besar, Gedung PBB dan lain sebagainya
  2. Jakarta adalah kota yang berada pada urutan ke-21 dari 25 kota di dunia yang memanfaatkan kemajuan teknologi dan informatika untuk melakukan bisnis
  3. Hampir 80% kegiatan ekonomi global yang ada di Indonesia, berada di Jakarta. Hampir seluruh kantor pusat kegiatan perbankan berlokasi di Jakarta. Dan nyaris 60% perputaran uang di negara ini terjadi di Jakarta. Letaknya yang strategis, untuk konteks lalulintas barang-jasa dunia,

 

Dampak Positif yang mungkin terjadi dengan dicanangkannya Jakarta sebagai Diplomatic City di ASEAN adalah perubahan sosial budaya dalam masyarakat, yang akan tampak pada bidang :

  • Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dapat mendorong tingkat kehidupan masyarakat menjadi semakin maju
  • Perubahan Tata Nilai dan Sikap seiring dengan masuknya banyak pengaruh dari luar, membuka pandangan dan membuat masyarakat berpikir lebih rasional
  • Membuka kesempatan luas pada pekerjaan dan memberi perbaikan tingkat kehidupan pada masyarakat

 

Sedangkan Dampak Negatif yang mungkin terjadi dari pengaruh Globalisasi di Jakarta ini, antara lain adalahl
  • berubahnya pola hidup menjadi lebih konsumtif karena pengaruh masuknya negara-negara lain
  • Sikap individualistis : orang cenderung memikirkan diri sendiri untuk meraih apa yang diinginkan dari masuknya orang asing kedalam masyarakat di Jakarta
  • Munculnya kesenjangan sosial dari kehidupan orang-orang di Jakarta dan daerah sekitarnya
  • Sikap hidup yang tidak mencirikan budaya bangsa Indonesia, mulai dari pola makan siap saji yang banyak berasal dari luar, gaya berpakaian bergaya K pop, juga aliran musik yang tidak mencirikan lagi karakter bangsa sendiri
 
Lalu, persiapan apa yang mesti dilakukan warga masyarakat Jakarta dengan penetapan Jakarta menjadi Diplomatic City of ASEAN dan sebagai Tuan Rumah dari bangsa-bangsa di Asia Tenggara ini, sebagai berikut :
  1. mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, kawasan kumuh, kemacetan, degradasi lingkungan dan lain sebagainya.
  2. meningkatkan penyediaan infrastruktur kota, memiliki ruang kota, transportasi publik dan ruang terbuka hijau RTH yg baik
  3. menyiapkan Jakarta menjadi pusat bisnis dan pusat budaya, memperbaiki fasilitas di Museum dan tempat bersejarah lain di Jakarta, sehingga dengan banyaknya warga di lingkup ASEAN yang datang, juga tidak hanya untuk berbisnis tapi mengenal budaya dari suku bangsa di Indonesia
  1. mengatasi kemacetan di Jakarta dengan menyediakan transportasi publik yang nyaman dengan mewujudkan rencana pembangunan monorel dan subway
  2. memanfaatkan aliran sungai sebagai sarana transportasi dan wisatawan
  3. menyediakan taman publik dan ruang publik serta jalan trotoar bagi pejalan kaki
  4. mempertahankan beberapa situs dan bangunan bersejarah di Jakarta diantaranya Kota Tua, Gedung Arsip Nasional, Gedung Chandranaya, Vihara Jin De Yuan, Petak Sembilan, Pecinan Glodok, Gereja Sion, Tugu Jam Kota Tua Jakarta, Stasiun Jakarta Kota, Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Seni Rupa dan lain-lain.


Selain kesiapan diatas, yang tak kalah pentingnya adalah dukungan masyarakat Jakarta atas penobatan Jakarta sebagai Diplomatic City of ASEAN dengan mengambil hal yang baik dari pengaruh positif budaya bangsa lain yang datang, membentengi diri dengan agama dan keyakinannya serta makin mencintai kebudayaan bangsa sendiri dan berusaha melestarikannya.
Dengan persiapan baik dari dalam diri setiap anggota masyarakat dan dukungan Pemerintah untuk memperbaiki kota Jakarta kedalam keadaan yang lebih baik, maka layaklah Jakarta disebut sebagai Diplomatic City of ASEAN.
Tulisan ini dibuat sebagai tulisan hari ke-10 dalam #10daysforASEAN bersama ASEAN Blogger untuk ASEAN yang menjadi lebih baik
Sumber :

Harmonisasi Menuju Komunitas Ekonomi ASEAN 2015

Brunei Darusalam, negara berdaulat di Asia Tenggara, yang terletak di pantai utara Pulau Kalimantan dan beribukotakan Bandar Seri Bagawan, adalah negara penyelenggara Komisi Tingkat Tinggi ASEAN ke-22 pada bulan April 2013 lalu.

 

 

 

 

 

 

 

Sebelum melanjutkan tulisan mengenai tema yang diangkat dalam KTT ke-22 itu, mari kita mengenal lebih dekat salah satu negara terkaya di lingkup ASEAN ini. .

Negara ini memiliki wilayah seluas 5.765 km² yang menempati pulau Kalimantan dengan garis pantai seluruhnya menyentuh Laut Cina Selatan. Wilayahnya dipisahkan ke dalam dua bagian oleh negara bagian di Malaysia yaitu Sarawak. Dengan jumlah penduduk yang hanya mencapai 400 ribu jiwa di tahun 2011,
Indeks Pembangunan Manusia tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Singapura, sehingga diklasifikasikan sebagai negara maju.

Menurut Dana Moneter Internasional, Brunei memiliki produk domestik bruto per kapita terbesar kelima di dunia dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Sementara itu, Forbes menempatkan Brunei sebagai negara terkaya kelima dari 182 negara karena memiliki ladang minyak bumi dan gas alam yang luas.

Sama seperti potensi pariwisata negara di ASEAN, Brunei juga terkenal dengan Wisata Sejarah yang kental dengan pengaruh Melayu, yaitu Istana Lama Brunei, Istana dan Makam Sultan Bolkiah dan Kubah Makam Diraja Brunei, yang selalu dikunjungi wisatawan kala datang ke Brunei.

Dalam KTT ASEAN ke-22 di Brunei Darussalam itu pada bulan April 2013, tema yang diangkat adalah “Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan”, dengan pokok perundingan pembangunan badan persatuan ASEAN, dengan tiga pilar yaitu Persatuan Keamanan, Persatuan Ekonomi dan Persatuan Sosial dan Kebudayaan. Pembangunan Badan Persatuan ASEAN itu harus dirampungkan sebelum 31 Desember 2015.

Untuk menjawab pertanyaan : Bagaimana mencapai tujuan pembangunan badan persatuan ASEAN dengan ketiga pilar tersebut ? Mampukah negara-negara ASEAN mewujudkan Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan?

Mari kita lihat apa yang sudah dicapai oleh Para Pemimpin ASEAN dan kesepakatan apa yang telah dihasilkan dalam KTT tersebut, yaitu :

  • membahas kesiapan anggota dalam memasuki Komunitas ASEAN di bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya pada 2015
  • setiap anggota ASEAN perlu mempersiapkan peraturan dan regulasi di negaranya masing-masing yang terhubung dengan implementasi MEA pada 2015.
  • implementasi dari cetak biru Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Comunity/AEC) pada 2015 nanti telah mencapai 77, 54%. sejak diluncurkan cetak biru MEA 2015 tersebut pada November 2007, telah tejadi peningkatan perekonomian.
  • Pendapatan perkapita di kawasan meningkat dari US$2.267 menjadi US$3.759 AS di 2012. Perdagangan antar negara ASEAN meningkat dari US$520 miliar pada 2010 menjadi US$598 juta pada 2011. Selain itu juga telah mendorong peningkatan investor asing (FDI) dari US$92 miliar menjadi US$114 miliar pada periode yang sama
  • isu ketegangan di Laut China Selatan masalah sengketa Laut China Selatan belum juga dapat dituntaskan

Berdasarkan hasil KTT ASEAN ke-22 tersebut, mampukah negara-negara yang tergabung didalam perhimpunan atau ASEAN ini untuk menyatukan rakyat seluruh ASEAN demi menciptakan masa depan ? tentu mampu dengan komitmen yang tinggi dari Kepala Negara dan Pemerintahan setiap negara sampai ke seluruh anggota masyarakatnya, dengan cara melakukan :

  1. sosialisasi terus menerus agar tercapai kepahaman yang sama untuk mencapai tujuan bersama ini
  2. harmonisasi antar negara ASEAN yang sangat heterogen ini, terutama dalam hal perekonomian. Setiap negara mempunyai kondisi yang berbeda satu sama lain. Benahi inflasi dan kondisi makro tiap negara
  3. isu penyatuan mata uang ASEAN perlu didukung dengan kondisi fundamental ekonomi yang baik dan kebijakan di negara-negara yang bersangkutan di regional tersebut harus harmonis

[Catatan : Ketika terdapat adanya kesatuan moneter ini maka ada keuntungan serta resikonya. Keuntungannya, dari segi ekonomi, adalah mengurangi biaya transaksi dan memperluas fleksibilitas makro ekonomi, sementara dari segi politik, mata uang internasional dapat menghasilkan pembagian dalam hal kekuatan dan gengsi negara (Cohen, 2002: 7).

Namun resikonya adalah dalam kebijakan tertentu terdapat paksaan-paksaan yang dapat mengganggu dengan tekanan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada.

Sehingga untuk menentukan apakah kesatuan moneter itu tepat atau tidak maka perlu dilihat contoh yang ada, yaitu EMU, berhasil atau tidak. Jika EMU ini berhasil maka ini akan menjadi demonstrasi yang efektif dan menjadi contoh bagi yang lainnya, seperti mungkin bagi Mercosur yang ada di Amerika Selatan ataupun Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) (Cohen, 2002: 7)]

4. penyatuan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal. ASEAN dapat belajar dari kesalahan Eropa dalam mendirikan komunitas ekonomi. “Saat anda menyatukan moneter, anda juga harus menyatukan fiskal. Inilah kesalahan Eropa. Mereka punya kesatuan moneter, yakni zona euro, tapi mereka tidak punya kesatuan fiskal,” menurut Barry Desker, mantan Duta Besar Singapura untuk Indonesia periode 1986-1993 tersebut.

Menyatukan Rakyat demi Menciptakan Masa Depan akan mampu dan dapat tercapai dengan pemahaman dari seluruh rakyat anggota ASEAN, memberi dukungan dan turut ambil bagian sesuai dengan perannya serta berkomitmen demi tercapainya masa depan terwujudnya Komunitas ASEAN 2015 dengan penyatuan 3 pilar utamanya.

Tulisan ini diposting dalam rangka #10daysforASEAN hari ke-9 bersama ASEAN Blogger

 

sumber :
http://www.bisnis.com/m/ktt-asean-xii-cetak-biru-mea-7754-negara-anggota-harus-siapkan-regulasi
http://finance-murtiyoso.blogspot.com/2011/03/bi-asean-masih-jauh-dari-penyatuan-mata.html#.UiXBl9JASf4
http://www.bisnis.com/articles/masyarakat-ekonomi-asean-perekonomian-indonesia-akan-semakin-kuat