Banyak teori yang membahas mengenai keterkaitan antara kesenian dengan kecerdasan emosional seseorang. Namun karena bukan ahlinya, aku tidak membahas hal itu. Kurang ilmu untuk membahas hal tersebut. Tapi satu hal yang pasti, melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kesenian baik seni musik, seni tari atau seni lukis maupun kreativitas yang lain, dapat melembutkan hati seseorang dan meningkatkan kecerdasan emosionalnya, menurut pengamatanku.

Mengapa demikian? karena cenderung terjadi keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan mereka. Dan keseimbangan otak, tempat berkumpulnya jutaan saraf, menjadi satu hal yang sangat penting dan wajib diusahakan agar tidak menjadi masalah
Kecerdasan emosi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sosial, yang terdiri dari 1) kemampuan intrapersonal yaitu kemampuan untuk memahami diri sendiri dan juga bertanggung jawab atas kehidupan diri sendiri, dan 2) kemampuan
interpersonal yaitu kemampuan individu untuk berhubungan dengan individu yang lain dan lingkungan sekitarnya.
Kecakapan tersebut meliputi, kemampuan memotivasi diri, pengendalian diri, empati, memahami dan menjaga
perasaan orang lain, dan lain sebagainya.”
Musik juga dapat menjadi sarana pengekspresian diri. Musik diakui mempunyai kekuatan untuk mengantar dan menggugah emosi, baik dituangkan melalui penjiwaan terhadap alur cerita, musik, dan watak tokoh yang diperankan maupun sebagai sarana untuk mengekspresikan diri. Oleh sebab itu, musik tidak dapat dipisahkan dari emosi
Aku beruntung punya kesempatan menidurkan anak-anak saat mereka bayi (meninabobokan) dengan menyanyi (dengan suara pas-pasan) di telinga mereka, setiap malam, pada mereka bertiga. Walau melakukannya dengan setengah mengantuk dan bergantian, terutama saat kakak sulung masih batita karena hanya berjarak 22 bulan dengan kakak tengah. Biasanya aku menidurkan kakak tengah dulu baru mengurus kakak sulung, yang punya ritual tidur yang unik 😉 didongengi dulu diseling dengan nyanyi beberapa lagu kanak-kanak, seperti Pelangi, Bulan Sabit, Kulihat Awan atau lagu-lagu Sekolah Minggu.
Efek dari apa yang aku lakukan ini berdampak setelah mereka besar dan hampir positif. Mereka menyukai musik. Mereka lebih peka dan perasa. Sekalipun sekarang, mereka kuat seperti baja dan berkata-kata tegas dalam setiap forum, tapi hati mereka (semoga) selalu lembut. Dalam setiap nada selalu ada doa, bisikkan itu selalu pada mereka sebelum mereka tidur. Segala sesuatu yang baik, akan terekam dalam alam bawah sadar mereka dan yang pasti melembutkan mereka.
Sebagai orangtua, aku terus belajar dan sedang mengamati buah pola asuh yang mengejutkan semalam, sebagai bahan introspeksi kita sebagai orangtua. Kadang bukan salah orangtua mengasuh atau memberi pola asuh, namun pengaruh eksternal jauh lebih besar mempengaruhi kepribadian anak. Itulah gunanya peran orangtua dan sekolah, sebagai lingkungan terdekat pada anak terutama pada masa perkembangannya, agar anak memiliki kepribadian yang tangguh untuk menghadapi setiap pengaruh.