Mazmur 15

Mazmur 15 adalah Mazmur tanggapan dalam Pelayanan Firman hari Minggu, 29 Januari 2017 di GKI Serpong dan dinyanyikan oleh Cantoria berbalasan dengan Jemaat

15:1 Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang u  dalam kemah-Mu 1 ? v  Siapa yang boleh diam di gunung-Muw  yang kudus? 15:2 Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, x  yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenarany  dengan segenap hatinya, 15:3 yang tidak menyebarkan fitnah z  dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya; 15:4 yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan a  orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, b  walaupun rugi; 15:5 yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba c  dan tidak menerima suap d  melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah e  selama-lamanya.

 

psalm15

Mazmur ini menjawab pertanyaan, “Orang yang bagaimanakah mengalami kehadiran dan persekutuan intim dengan Allah?” Dalam mazmur ini tersirat bahwa kita dapat membuat Allah menarik kehadiran-Nya dari kehidupan kita melalui perbuatan tidak benar, penipuan, hujat, atau sifat mementingkan diri. Oleh karena itu kita harus memeriksa tindakan kita setiap hari, mengakui dosa-dosa kita, berbalik daripadanya, senantiasa berusaha supaya kita layak di hadapan Allah melalui Kristus (bd. 2Tim 2:15), dan sadar bahwa kehilangan hubungan dengan Allah berarti kehilangan segala sesuatu (bd. 1Yoh 1:6-7; 2:3-6; 3:21-24).

Mazmur ini juga membuat hatiku ciut mengecil, siapakah aku ini, kapan aku tidak mementingkan diriku sendiri, kapan aku tidak membicarakan orang lain dan selalu hidup benar ? Mazmur 15 yang mengingatkan aku dan kita semua untuk selalu menjaga perilaku dan perbuatan kita setiap hari, agar hidup semakin berkenan di hadapan Tuhan.

 

Sumber : www.alkitabsabda.org – Pinterest


Mazmur 23 Tuhan, Gembalaku Yang Baik

mz

 

Mazmur 23:1-6

Tuhan, Gembalaku Yang Baik

 

  • 23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
  • 23:2Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
  • 23:3Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
  • 23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
  • 23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
  • 23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Jika Ini Natal Terakhir

Setiap insan pasti mengharapkan bahwa perayaan yang dirayakan pada tahun ini akan menjadi perayaan yang dapat dirayakan lagi tahun yang akan datang. Dapat kembali berkumpul bersama sanak saudara untuk saling bercanda tawa dalam suasana suka cita. Namun setelah perayaan usai dan kita kembali pada kesibukan dan keseharian kita, apakah kita sudah mengisi hidup kita berkenan kepada NYA, Tuhan Sang Pemilik Hidup kita, sudahkah saya dan saudara mengisi hari-hari ini dengan bijaksana ?

Tulisan berikut sudah dipublikasikan dalam Majalah PELANGI GKI Serpong Edisi ke-13 Bulan Desember 2015, selamat membaca dan tulisan ini menjadi bahan renungan bagi kita semua untuk menjalani hari-hari di tahun 2016.

 

Malam kudus, sunyi senyap,
bintang-Mu gemerlap
Jurus’lamat manusia,
ada datang di dunia
Kristus Anak Daud,
Kristus Anak Daud.

Memasuki minggu terakhir bulan November, suasana menjelang Perayaan Natal mulai terasa dimana-mana. Lagu-lagu Natal berkumandang. Anggota Paduan Suara mulai berkumpul untuk latihan bersama. Dekorasi dan hiasan Natal mulai dijual dan menghiasi pusat-pusat pertokoan. Kaum perempuan mulai merancang gaun Natal yang akan dipakai. Kaum Ibu mulai mempersiapkan bahan membuat kue  dan membuat daftar masakan yang akan disajikan. Bahkan tak mau ketinggalan meramaikan suasana ini, banyak gerai menawarkan diskon besar-besaran. Namun berguman sendiri, betulkah begini suasana memaknai Natal yang sesungguhnya ? Apakah semua hal diatas salah ? Tentu tidak, tapi apakah sudah benar ?

Hari Natal yang kerap dirayakan pada tanggal 25 Desember adalah hari raya memperingati kelahiran Tuhan Yesus, Sang Juru Selamat sekian ribu tahun yang lalu. Mengingat bagaimana Yesus lahir dalam kesederhanaan dan memahami mengapa Ia mesti hadir ke dunia ini, sesungguhnya Natal itu adalah sebuah anugerah bagi setiap umat di dunia ini. Anugerah adalah sesuatu yang kita terima walau sesungguhnya kita tidak layak menerimanya. Dalam konteks kelahiran Tuhan Yesus, kita manusia yang berdosa ini tidak layak menyambut kehadiranNya di dunia ini, namun Tuhan sendirilah yang menjadikan kelahiranNYa sebagai sebuah anugerah bagi kita umat manusia agar genap janjiNya untuk menebus dosa manusia.

Layaknya seorang yang menyambut peristiwa kelahiran, ada banyak sikap dan perilaku yang bisa saja terjadi. Ada yang sibuk, ada yang tenang-tenang bahkan tak ambil pusing. Lalu bagaimana dengan kita dalam menyambut Natal yang sesungguhnya sebuah Anugerah bagi kita ini.

Peringatan Kelahiran Tuhan Yesus dalam Perayaan Natal sesungguhnya mengajak kita untuk terus berjaga dan menyadarkan bahwa dalam kehidupan ini, kita punya Yesus yang akan hadir kembali. Seperti didalam 1 Tesalonika 3 ayat 13, Timotius menyampaikan kabar baik demikian “ Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya”  Pesan ini disampaikan agar kita semua menyambut kedatangan Yesus dalam Natal dengan tidak bercacat cela dan hidup kudus karena Natal adalah sebuah anugerah.

Terlebih, tak seorangpun tahu apakah ini akan menjadi Natal Terakhir dalam hidup kita, sudahkah kita hidup berguna bagi orang lain. Merayakan Natal dengan berpesta dalam kesukacitaan duniawi memang menjadi hak pribadi setiap kita. Namun apakah kita mengingat banyak orang di luar kita, yang sama sekali tidak merasakan kehadiran Yesus dalam Natal, yang hidup tanpa sandang pangan dan papan, bahkan yang hidup kesepian, sendiri tanpa teman atau saudara.

Jika saat ini ternyata adalah Natal Terakhir kita, sudahkah kita hidup layak di hadapan Allah dan Bapa selama ini ? Apakah masih ada kesempatan bagi kita melakukan yang terbaik bagi DIA. Mari kita siapkan diri menyambut Natal yang sungguh sebagai Anugerah dengan sikap dan perilaku seperti yang Tuhan Yesus inginkan. Merayakan kelahiran Tuhan Yesus untuk kemuliaan namaNya, berbagi sukacita dengan yang membutuhkan serta menjadi kesaksian hidup bagi setiap orang yang mengenal kita melalui perayaan yang kita lakukan, bukan dengan pesta pora dan kepuasan diri sendiri. Tinggalkan tradisi-tradisi lama yang hanya untuk kesenangan sendiri atau keluarga. Mari lebih memperhatikan kepentingan dan kedamaian bagi para janda, lansia, tunawisma dan anak yatim piatu.

Selamat Hari Natal, kiranya Natal kali ini lebih memberikan makna bagi sesama. Selamat Menyambut Kedatangan Yesus Sang Mesias. Tuhan memberkati kita semua. Amin


Menanti Jawab NYA

Tuhan menjawab satu per satu, sesungguhnya ketika kita berdoa memohon, Tuhan juga sudah mendengar, namun jawaban Tuhan adalah “Tunggu, Belum sekarang” agar kita bersabar dan pada waktu NYA kita dapat bersyukur dengan sorak sorai

Kalimat diatas adalah susunan kata yang kutuliskan di awal minggu ini sebagai bentuk kesaksian bahwa jawaban doa seorang yang kukasihi sudah dijawab lagi oleh Tuhan.

Tuhan memang hanya sebatas doa permohonan kita. Tuhan ingin kita bertekun dalam penantian, apapun itu, selama itu baik dan menjadi bagian dari rencana Tuhan pasti Tuhan akan menjawab. Namun kadang kita kurang sabar, kita lelah berdoa, lelah menangis, lelah berusaha dan lelah meminta. Sering kita hanya mencari mudah dan jalan pintas, mengganggap Tuhan tidak mempedulikan dan tidak pernah mendengar doa-doa kita.

Seseorang ditempatkan bekerja di tempat yang sebelumnya tidak ia inginkan, ia merasa pimpinan mengirim ia ke tempat yang sangat jauh dari tempat tinggalnya. Waktu yang diperlukan menerjang kemacetan menuju tempat kerja semula dirasakan sebagai sebuah beban. Lelah berangkat dan pulang dari tempat kerja. Namun setelah menyadari bahwa ada maksud Tuhan dibalik semua yang dihadapi dan diterimanya, hari-hari kerja menjadi begitu menyenangkan. Kemacetan di perjalanan dihadapi dengan penuh semangat, diiringi dengan kotbah dan musik rohani dari radio dalam kendaraan, menambah tebal iman percayanya kepada Tuhan. Doa dan dukungan keluarga selalu mengiringi hari-hari kerjanya. Begitu banyak perbaikan dilakukan di tempat kerja sehingga kinerja pribadi dan performansi tempat kerja mencuat sampai ke pimpinan diatas, akhirnya campur tangan Tuhan bekerja lagi, kekasih hati dipromosikan. Puji Tuhan.

Hal terjadi tidak seberapa dengan apa yang dialami tiap orang, yang mungkin berada dalam penantian yang lama menunggu kehadiran buah hati berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, yang menderita sakit menahun seolah tanpa harapan, yang dikirim kerja di pelosok daerah, yang menderita menghadapi suami pemabuk atau istri penjudi, yang melamar pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain, yang menangis darah demi menyekolahkan anaknya, yang mengalami penolakan dari apa yang dikerjakan  dan banyak lagi.

Banyak lagi bentuk penantian yang mesti dilakukan dan bisa terjadi dalam kehidupan seseorang, namun aku percaya penuh bahwa Tuhan pasti selalu menyertai anak-anakNYA, Tuhan tidak akan membiarkan anak-anak NYA yang sudah hidup kudus dalam penantian jawaban permohonan, jatuh tergeletak.

Tuhan akan selalu mendengar dan memelihara kita senantiasa. Amin.

Gambar dari www.BestQuotes4You.com

 


Hanya DIA yang Tahu

Memasuki Tahun yang baru, yang biasanya disambut dengan penuh semangat oleh setiap orang, kadang akan menjadi hal yang biasa dan rutin saja saat sudah menjalaninya.

Sama seperti hari-hari di tahun yang lalu, pekerjaan datang bertubi-tubi di awal tahun, PR tahun lalu harus rampung di bulan pertama, anak-anak mulai sibuk dengan kegiatannya yang baru, semua berpacu dengan waktu berjuang di semester genap tahun ajaran berjalan, yang mau ujian SMA seperti kakak mbarep juga sudah mulai pada waktu belajarnya yang ketat dan padat karena ujian praktek akan mulai bulan Februari….semua dengan target capaian masing-masing baik yang didalam keluarga maupun di tempat kerja.

Lalu, kalau di tengah semangat menggebu ini, Tuhan memberi waktu lagi untuk “break” melalui waktu istirahat yang diberikan dokter untuk salah seorang anggota keluarga, haruskah kita marah dan berontak, dengan bertanya, ada apa lagi Tuhan ? kami baru mulai hari yang baru, kami baru mulai mempersiapkan pelajaran, kami baru mulai bekerja dan menyisihkan dana kami untuk menjalani hari ke depan, mengapa Tuhan meminta kami untuk berobat dan berhenti lagi ? ini kan baru memasuki minggu ke-2 awal tahun…

Teman, walau kita terkejut dengan apa yang terjadi, tapi alangkah baiknya kita tidak banyak bertanya dan berdebat dengan Tuhan. Lalu apa yang kita lakukan ? ya jalani apa yang ada di hadapan kita dan mohon penyertaan Tuhan serta kekuatan dari NYA agar apa yang kita lakukan diluar perencanaan kita, dapat kita imani sebagai rencana Tuhan yang terbaik buat hidup kita.

Tahun yang lalu, tepatnya 17 Januari 2013, kami juga ditinggal pergi Ibu terkasih dan Eyang anak-anak ke Rumah Bapa di Surga….tak seorangpun tahu, hanya DIA yang tahu.

Bila nampak olehku berjuta bintang di angkasa, ku tak faham yang dilukiskannya
Namun Tuhan Allahku yang menabur bintang itu, berencana di tiap karyanya

Hanya DIA lah yang tahu kan segala rahasia
Tiada ku takut kan kuasa gelap
Masa yang datang tak jelas, tapi ini terang bagiku
Tangan Tuhan yang atur segenap

Sumber Gambar : Google
Sumber Lagu : Known Only to Him, Stuart Hamblen (NKB 48)


Kidung Pujian “Seribu Lilin”

Seribu Lilin

Seribu lilin nyalakan di tengah dunia
Biar sinarnya menyatakan kemuliaan surga

Wartakan pada dunia kabar sukacita
Tlah lahir Yesus Penebus Juru Selamat kita

Hai bintang indah Betlehem, kiranya sinar mu
Bawa harapan dan damai bahagia di kalbu

Kehangatan Mu kirimkan di hati yang beku
Kehangatan kasih Tuhan di Natal yang syahdu

Selamat Hari Natal 2013, kiranya kita semua dapat menjadi Lilin dan Terang dalam Dunia ini


Mazmur 112

Haleluya! Berbahagialah orang
yang hatinya takut akan Tuhan.

Haleluya! Berbahagialah orang
yang menyukai segala titahNya.

 

Anak-cucunya berkuasa di bumi.
Generasinya dilimpahi berkat.
Di rumahnya ada harta kekayaan,
kebajikannya tetap selamanya.

 

Di dalam gelap terbit terang baginya.
kasih sayang memenuhi hatinya.
Mujur orang yang menaruh belas kasih,
yang setulus hati mau meminjamkan.

 

Tidak akan orang yang benar ‘kan goyah.
Orang ‘kan mengingatnya selamanya.
Dengar kabar buruk pun ia ‘tak takut,
kar’na pada Tuhan yakin sepenuh.

 

Dia suka memberi pada yang miskin.
Kebajikannya tetap selamanya.
Tanduknya meninggi dalam kemuliaan.
Teguh, tak gentar terhadap lawannya.

 

Orang fasik akan iri melihatnya,
geram lihat nasib orang yang benar.
Orang fasik mengalami kehancuran,
kematian jadi akhir hasratnya!

Lagu pujian diatas dinyanyikan berdasarkan ayat dalam Mazmur 112, dibawah perikop Berbahagialah Orang Benar, Pemazmur menyampaikan apa yang akan diperoleh Orang Benar dalam hidupnya. Orang Benar yang dimaksud disini adalah orang yang hidupnya berkenan kepada Allah.

Tak ada yang perlu ditakuti dan diragukan jika orang hidup berkenan pada Allah karena Allah sendiri akan turun tangan menjaga, melindungi serta mengatur hidupnya selama-lamanya.

Tuhan memberkati kita selalu. Amin


Retret Karyawan dan Keluarga PUK PT Bank DKI

Dalam rangka memperingati kegiatan Paskah tahun 2013, kembali Persekutuan Umat Kristiani Karyawan PT Bank DKI mengadakan pembekalan rohani bagi karyawan dan keluarga karyawan berupa kegiatan retreat selama 2 (dua) hari 1 (satu) malam, yang diadakan di Vila Anugerah, Gunung Geulis, Gadog, Bogor, jawa Barat.

Sesi pertama dimulai setelah makan siang di hari Sabtu, 15 Juni 2013, dengan mengambil tema “Gambar Diri”, yang disampaikan olehnya Pendeta Nixon Manalu. Dengan mengawali sesi dari ayat dalam Amsal 23 : 7a yang berbunyi, “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri, demikianlah ia”, beliau menjelaskan bagaimana memiliki Gambar Diri yang sehat karena melalui pikiran, hati dan perbuatan yang baik akan menghasilkan karakter yang baik, sementara pola pikir yang salah akan menghasilkan keributan.

Diungkapkan ada 4 sindroma yang dapat menyebabkan Gambar Diri yang salah, yaitu :

Takut Gagal atau Ketagihan Sukses, yang mana seseorang tersebut memiliki standar tertentu, contohnya : seorang perfeksionis, orang yang mengejar sukses dengan cara apapun, persaingan, mengasihani diri sendiri atau tidak berani ambil resiko

Disampaikan dalam Roma 3 : 28 mengenai Kebenaran Allah bahwa karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan oleh iman, bukan karena ia melakukan hukum Taurat

Takut tertolak atau Ketagihan menyenangkan orang lain, misal : selalu menyenangkan orang lain, takut kesepian, rasa tidak aman, mudah tersinggung dan takut dikritik
Roma 8:15 menyimpulkan bahwa kita sangat berharga di mata Tuhan karena telah menerima roh yang menjadikan kita sebagai anak-anak Allah

Takut Dihukum atau Ketagihan rasa tertuduh, misal pada orang yang mudah terintimidasi, yang sulit masuk ke hadirat Tuhan, yang suka mengritik orang lain dan suka menyalahkan orang atau situasi pada saat gagal

Rasa Malu atau Ketagihan kebiasaan buruk, misal orang yang memiliki rasa minder atau sulit bergaul, tertutup dan jaga image atau yang melakukan pelarian dengan terikat pada kebiasaan buruk

Gambar Diri yang salah disebabkan karena kepercayaan yang salah, yang merupakan hasil tipu daya iblis. Kita berharga bukan karena kata orang tapi karena siapa yang ada didalam diri kita, seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 4 : 3

Kepercayaan yang benar adalah Kebenaran Allah, seperti tertulis dalam 1 Samuel 16 : 7 b yang demikian bunyinya, “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah, manusia melihat apa yang didepan mata, tetapi Tuhan melihat hati”. Harga diri saya adalah siapa saya, pribadi saya dan apa kata Tuhan.

Orang percaya sangat berharga di mata Tuhan, seperti tertulis dalam ayat berikut :

  • Yohanes 14 : 8 – 10 manusia dipulihkan
  • 1 Petrus 1 : 18-19 manusia ditebus
  • Kis 1 : 8 manusia menerima kuasa Roh Kudus

Jadi, siapa yang ada dalam diri kita, yang menjadi gambar diri kita, itulah yang akan terpancar melalui pikiran, perkataan dan perbuatan yang membentuk karakter kita dalam hidup keseharian.

Sesi kedua, dilanjutkan setelah istirahat dan makan malam, dimulai pada pukul 19.00 sampai dengan selesai, yang disampaikan oleh hamba NYA yaitu Pendeta Yorie Abas, yang mengambil tema inti acara yaitu “Sehati Bersama Melayani Tuhan” dengan berdasar pada firman Tuhan dari Filipi 2 : 1-5 dibawah perikop Nasihat supaya bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus.

Beliau menyampaikan bahwa sebagai anak Tuhan sudah semestinya kita memiliki kualitas prima atau excellent, melalui karakter dan sikap, bersama sehati dalam melayani Tuhan.

Ada beberapa Musuh dari Komunitas, diantaranya :

Kelicikan, seperti dalam Bilangan 32 : 1 – 5, dimana hanya untuk membangun image agar tampak “sehati” padahal sesungguhnya tidak demikian. Juga dalam Lukas 18 dimana hidup keagamaan orang Farisi seperti pemungut cukai, orang Yahudi yang hidup untuk bangsa Romawi

Manipulasi Efraim dalam Hakim 8 : 1-3, Gideon berperang bersama 300 orang yang dipilih Tuhan untuk melawan bangsa Midian. Bagi Tuhan, ketaatan lebih penting daripada sebuah pengertian. Manipulasi terjadi di saat perang hampir usai karena orang-orang ini hanya ingin dicatat dalam sejarah.

Euforia Simon dalam Lukas 5 : 6-7, dari yang semula hidup untuk diri sendiri menjadi penjala manusia yang dipilih Tuhan. Yesus memberi interupsi berupa isyarat dan mentalitas teman Simon yang mau turut membantu

Acara malam hari itu ditutup dengan kegiatan Api Unggun, yang mana sebelumnya seluruh peserta diminta menuliskan hal-hal buruk apa yang ingin dilepaskan dan didoakan agar dapat dimusnahkan dan dileburkan kedalam api.

Sesi terakhir dalam kegiatan Retreat ini adalah sesi yang disampaikan oleh Pendeta Peter Wowor, yang menyatakan bahwa motivasi sebuah pelayanan tergantung pada hidup kita sendiri, seperti tertulis dalam Kis 20 : 33 – 35, “……. adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima”

Motivasi dalam Pelayanan diantaranya adalah seperti yang disampaikan dalam ayat berikut :

  • Lukas 6 : 46 menjadikan Tuhan Yesus sebagai Tuhan (Juru Selamat)
  • Mazmur 1 : 1-2 menjalankan Firman Tuhan sebagai kesukaannya
  • Matius 28 : 9-12 pelayanan bukan beban tapi sebagai sebuah kehormatan
  • Efesus 5:17 memberikan waktu untuk mengerti kehendak Tuhan
  • Kolose 3:23 Rendahkanlah dirimu satu dengan yang lain, seperti takut akan Tuhan. Melayani sesamamu, jangan mencari pujian tapi hanya berfokus kepada Tuhan

Apa yang harus dilakukan agar pelayanan benar ?

  • Mempunyai visi dan misi benar dan sama seperti dalam Efesus 4:13
  • Menghindari perilaku jahat
  • Tunduk pada otoritas/pemimpin tertinggi (Tuhan) untuk berubah karakter

Kegiatan retreat ini diakhiri dengan pemilihan Ketua PUK untuk periode yang baru berikutnya, kiranya seluruh karyawan PT Bank DKI yang tergabung dalam PUK PT Bank DKI dapat terus bertumbuh bersama dan makin setia melayani Tuhan beserta segenap keluarga besarnya.