Hekeng atau Lap Cheong, Siapa yang Mau ?

Sebelum menutup hari ini, satu tulisan lagi akan aku buat, tapi maap ya ini edisi non halal, yaitu mengenai Lap cheong (susis babi) dan Hekeng…yang tidak mau baca, bisa skip halaman ini, tapi yang mau baca, silakan meleleh menahan lapar 😀

Hekeng adalah makanan khas Pontianak, terbuat dari daging udang dan daging babi yang telah dihaluskan kemudian diberi bumbu dan dibungkus dengan lembaran kembang tahu kering, yang biasanya setelah dikukus, dapat disimpan terlebih dahulu didalam lemari es dan dipotong-dipotong jika ingin digoreng untuk disajikan. Hekeng, biasa bisa disebut juga dengan Ngohiong, yang terkenal juga ada di Bogor, Jawa Barat. Sedangkan Lap Cheong atau Lap Chong adalah daging sosis babi kering, yang biasanya berbalut warna merah. Setelah dipotong tipis, masukan dalam kocokan telur, langsung goreng dalam minyak panas.

DSCN6926

Aku membeli Hekeng dan Lap Cheong di Toko Along Jalan Gajah Mada. Satu plastik Hekeng seharga Rp 50.000,- terdiri dari 5 potong hekeng ukuran panjang, sedangkan Lap Cheong per kilogram seharga Rp 80.000,- bisa terdiri 10-12 potong tergantung besarnya ukuran tiap sosis tersebut.

Baik Hekeng maupun Lap Cheong sangat enak bila dinikmati dengan nasi panas dan sambal terasi ebi, sekalipun tanpa lauk yang lain…..hmmm mantabs kalipun, ada yang mau ?


Oleh-oleh Khas Pontianak

Kalimantan Barat, Pontianak dan Singkawang khususnya merupakan tempat yang terkenal sebagai surga makanan. Sebagai suatu daerah yang terdiri dari 3 suku bangsa dan budaya yang sangat kental peradabannya, juga membuat cita rasa makanan disana menjadi begitu khas dan bervariasi. Bukan hal yang sulit, selama kantong masih tebal (baca : dompet berisi uang 🙂 ) maka banyaaaak sekali makanan ataupun minuman yang dapat menjadi alternatif untuk dibawa pulang, mulai dari makanan basah sampai yang kering ada, mau yang segar sampai yang sudah diawetkan juga tersedia.

Dua buah tempat yang kami datangi, selama kami berada di Pontianak, adalah pusat oleh-oleh yang ada di Jalan Patimura dan di Jalan Gajah Mada.

IMG01074-20120901-2043

DSCN6871

DSCN6874

http://i1247.photobucket.com/albums/gg634/dlaraswatih/ke4/DSCN6893-1.jpg

Dikedua tempat ini, jenis makanan minuman ataupun jajanan yang dijual kurang lebih sama. Disana tersedia aneka macam dodol seperti dodol durian, dodol aneka buah dan dodol lidah buaya. Kerupuk juga tersedia dari krupuk mentah atau kering sampai krupuk yang mentah.Makanan kering terbuat dari talas, kacang ataupun berupa kripik kentang. Demikian juga hasil laut seperti cumi kering, udang kering berbagai ukuran, dendeng udang, dendeng rusa, juga dendeng babi. Sirup atau selai buah juga tersedia disana. Bahkan, minyak dari buah jeruk khasi Pontianak tersedia juga. Di Toko buah AHUI juga menjual buah segar, seperti buah jeruk, kalau tidak berat tentu ingin membawanya.

Di sebelah toko buah AHUI, terdapat toko yang menjual aneka kerajinan tangan seperti souvenir, kaos, pakaian jadi, anyaman, manik-manik, kain batik dan kain songket khas Pontianak, yang juga dapat menjadi alternatif oleh-oleh untuk kerabat dan keluarga di rumah.

Satu toko yang berbeda dari toko yang ada, adalah Toko ALONG di Jalan Gajah Mada, dimana mereka menjual makanan non halal, lap chiong dan hekeng, mengenai yang dua ini akan aku ceritakan kemudian.


Akhirnya….Tiba di Pontianak !!

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam dari Sei Pinyuh, kendaraan kami mulai memasuki kota Pontianak. Tapi kami tidak langsung menuju penginapan, tapi kami pergi ke tempat oleh-oleh di Jalan Patimura dan makan malam di Jalan Gajah Mada. Setelah perut kami kenyang, kami menuju hotel untuk check in dan beristirahat.

Hotel kami adalah Hotel Peony, berlantai 4 dan tidak terlalu besar tapi mempunyai fasilitas yang baik serta terletak di pusat keramaian yaitu jalan Gajah Mada. Kamar kami ada di lantai 3 dan saling berdekatan. Setelah mandi, kami masih menyempatkan diri menyeberang hotel untuk menikmati duren singkawang di kota Pontianak, seharga Rp 20.000,- per buah, sayang ya kami tidak sempat menikmati duren di tempat asalnya di Singkawang.

DSCN6905

DSCN6916

DSCN6917

DSCN6879

DSCN6882-1

Malam itu aku agak kesulitan tidur, padahal aku sudah cukup lelah dalam kegiatan dan perjalanan hari ini, sementara temanku sudah pulas, ntah karena secangkir kopi di Sei Pinyuh tadi atau karena duren yang baru kami nikmati itu ? Puji Tuhan, aku sembuh keesokan paginya, setelah sarapan di lantai 5 Hotel Peony, kami pergi berjalan-jalan ke dua buah toko dekat hotel, untuk mencari hekeng dan lapchiong …. alamaak 😀


Kedai Kopi Sei Pinyuh

Pantai Pasir Panjang telah kami tinggalkan, perjalanan kami lanjutkan kembali, saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 dan tujuan kami adalah menuju ke Pontianak. Lalu lintas antara Singkawang menuju Pontianak maupun sebaliknya sangat padat, bang Nevi yang mengemudikan kendaraan, melaju dengan kecepatan antara 40 sampai 60 km/jam. Sekali-kali aku tertidur dan badan mulai terasa lelah, waduh kenapa belum sampai juga ya, mana perut juga mulai terasa lapar.

Puji Tuhan, kendaraan didepan, dimana pimpinan rombongan, bu Inneke didalamnya berbelok ke salah satu dari deretan Kedai Kopi di Sei (Sungai) Pinyuh, waktu menunjukkan pukul 18.10 yang berarti oh hampir 3 jam kita berada didalam mobil yaa….pantas badan ini terasa kaku semua ya ?

Kami berhenti sejenak di Kedai Kopi IDOLA Sei Pinyuh, di daerah ini memang banyak terdapat kedai kopi karena jalan ini merupakan jalur utama yang menghubungkan kota Pontianak sampai ke perbatasan Malaysia, sehingga memang menjadi jalur yang ramai dilalui kendaraan bermotor, baik orang yang mau bekerja ke ladang, ke kantor ataupun pengemudi truk yang membawa angkutan barang.

IMG01072-20120901-1824

dengan waktu yang tidak terlalu lama, aku memesan secangkir kopi hitam, menikmati sepotong pastel dan pie susu, hanya dengan selembar uang lima ribuan

IMG01071-20120901-1810

singgahlah kalau abang lewat, begitu kira-kira pemilik kedai di sepanjang jalur ini mengajak para pelanggannya untuk datang sekedar menikmati secangkir kopi