mengapa kita tidak seperti lebah madu? yang diam, namun memberikan banyak manfaat kepada manusia dan selalu bekerja sama dengan sesamanya…yang marah, bila diganggu namun berbuah manis…yang sengatnya tajam dan mematikan namun mampu menolong yang sakit….
Rabu, 23.10.24 Foto ini adalah foto pertemuanku yang pertama kalinya, duduk semeja dengan Ibu Sekretaris Utama dan Bapak Inspektur Utama. Mungkin hal yang biasa buat orang lain, tapi sesuatu yang luar biasa untukku.
Hidup adalah perjalanan yang penuh dengan ketidakpastian. Kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang akan terjadi di masa depan atau siapa yang akan kita temui di sepanjang jalan. Kadang-kadang, kita dipertemukan dengan seseorang secara tak terduga, dan pertemuan itu bisa mengubah hidup kita selamanya.
Mungkin mereka membawa kebahagiaan, pelajaran berharga, atau bahkan tantangan yang membuat kita tumbuh menjadi lebih kuat. Inilah yang membuat hidup begitu menarik—keajaiban dari hal-hal yang tak terduga.
Aku yakin Tuhan akan berperkara dengan dahsyat untuk anak-anakNYA. Amin
Aku kerap menganalogkan sifat tumbuhan dengan aspek perilaku dan karakter manusia dalam tulisanku. Ada beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa periset terkait hal ini, salah satu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dorothy Retallack. Retallack melakukan eksperimen pada tahun 1970-an yang menunjukkan bahwa tanaman yang terpapar musik tertentu tumbuh lebih baik. Selain itu ada juga penelitian yang dilakukan oleh Cleve Backster. Backster melakukan eksperimen pada tahun 1960-an yang menunjukkan bahwa tanaman dapat merespons emosi manusia, meskipun hasilnya masih diperdebatkan.
Dari beberapa penelitian ini, aku meyakini adanya kesamaan antara manusia dengan tumbuhan, yang kemungkinan disebabkan terutama dalam cara tumbuhan beradaptasi, berkembang, dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Sama seperti manusia, tumbuhan juga memiliki hubungan baik dengan sesamanya (intraspesifik atau interspesifik), maupun dengan jenis tumbuhan yang lain. Pada masa duduk di sekolah dasar, kita sudah mempelajari ada tiga hubungan dasar yang dapat terjadi, dalam kurun waktu tertentu dan memberikan dampak menguntungkan atau merugikan yaitu yang disebut simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme dan simbiosis komensialisme.
Seperti tumbuhan, manusia berhubungan dengan sesamanya, pada umumnya karena ada prinsip saling menguntungkan, ingin bekerja sama untuk dapat saling bertukar pendapat dan berdiskusi karena berasal dari kepakaran yang berbeda dan berharap mendapatkan solusi dari kerjasama tersebut atau ada goal atau tujuan berupa temuan atau karya tulis yang dapat memberikan dampak dan manfaat pada banyak pihak dari penelitian bersama tersebut. Atau bisa juga kerjasama yang terjadi karena satu pihak memiliki dana dan mengharapkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dimanfaatkan di institusi atau negaranya, sementara pihak lain, tidak punya dana tapi punya keahlian dengan kapasitas periset yang mumpuni. Ini salah satu hubungan yang mungkin terjadi dan memberikan dampak yang menguntungkan pada kedua belah pihak, yang jika menggunakan istilah dalam hubungan pada tumbuhan adalah simbiosis mutualisme.
Contoh pada tumbuhan adalah hubungan antara lebah dan bunga, di mana lebah mendapatkan nektar, sedangkan bunga terbantu dalam proses penyerbukan. Atau kalau dalam dunia penelitian, pihak yang satu punya cuan, pihak yang lain butuh dana penelitian untuk publikasi jurnal, membuat prototipe atau paten, yang digunakan untuk memenuhi angka kredit dalam Keluaran Kerja Minimal (KKM) atau sekedar menambah pendapatan berupa honor sebagai narasumber dari kegiatan tersebut.
Lalu apa yang dimaksud dengan simbiosis parasitisme? Simbiosis parasitisme adalah suatu bentuk hubungan yang terjadi kala satu organisme mendapat keuntungan, sementara organisme lain dirugikan. Contoh: kutu yang hidup di tubuh hewan dan memakan darahnya. Contoh lain yang sering kita dengar adalah kehidupan benalu, tanaman benalu yang menempel pada pohon inangnya. Benalu mengambil air dan nutrisi dari pohon tersebut, sementara pohon inang mengalami kerugian. Kerugian yang dialami adalah batang pohon akan semakin kurus kering dan lama-lama lapuk karena kehabisan air dan nutrisi.
Apakah bisa dalam sebuah hubungan, yang semula simbosis mutualisme lalu menjadi simbiosis parasitisme atau komensalisme? contohnya pada tanaman apa dengan apa? Ya, tentu saja hal itu bisa terjadi. Dalam hubungan simbiosis, interaksi antara dua organisme bisa berubah dari simbiosis mutualisme menjadi parasitisme atau komensalisme, tergantung pada kondisi lingkungan atau perubahan perilaku salah satu organisme. Ini bisa terjadi karena faktor seperti perubahan ketersediaan sumber daya, perubahan iklim, atau tekanan lain di lingkungan.
Contoh perubahan hubungan simbiosis pada tanaman, misalnya adalah Jamur Mikoriza dan Tanaman. Semula, hubungan keduanya adalah simbiosis mutualisme, dimana Jamur mikoriza hidup di akar tanaman dan membantu tanaman menyerap air dan nutrisi (seperti fosfor) dari tanah. Sebagai imbalannya, jamur mendapatkan karbohidrat yang dihasilkan oleh tanaman melalui fotosintesis. Hubungan ini sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak pada awalnya. Lalu bagaimana hubungan ini dapat berubah menjadi Parasitisme? Hal ini disebabkan karena jika kondisi tanah menjadi sangat subur (misalnya karena penggunaan pupuk yang berlebihan), tanaman mungkin tidak lagi memerlukan bantuan jamur untuk mendapatkan nutrisi. Namun, jamur tetap mengambil karbohidrat dari tanaman, sehingga hubungan ini berubah menjadi parasitisme, di mana tanaman malah dirugikan.
Selanjutnya, apakah hubungan simbiosis mutualisme ini dapat berubah menjadi parasitisme pada manusia? Ya, perubahan dari simbiosis mutualisme menjadi parasitisme atau komensalisme juga bisa terjadi dalam hubungan manusia, terutama dalam konteks sosial, bisnis, atau personal. Hubungan ini bisa berubah seiring waktu karena berbagai faktor, seperti perubahan kebutuhan, kekuatan, atau tujuan dari individu yang terlibat, yang disebut sebagai perubahan dinamika, yang bisa saja terjadi tanpa diduga atau bisa juga disengaja karena harapan keuntungan berupa materi atau immaterial (tak berwujud). Dan bisa saja tidak dapat saling melepaskan karena unsur balas budi atau keterikatan yang sudah terjadi.
Yang dimaksud dengan perubahan dinamika kerja adalah perubahan yang merujuk pada perubahan dalam cara individu, tim, atau organisasi bekerja dan berinteraksi satu sama lain. Ini dapat mencakup berbagai aspek seperti struktur kerja, komunikasi, kolaborasi, dan adaptasi terhadap kondisi baru. Perubahan dinamika kerja sering dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor profesional termasuk teknologi, budaya kerja, kebijakan organisasi, serta perubahan dalam pasar dan ekonomi dan faktor non profesional seperti perilaku individu didalamnya.
Contohnya ketika salah satu pihak mulai mendapatkan lebih banyak keuntungan tanpa memberikan imbalan yang setara, atau bahkan mulai memanfaatkan sumber daya perusahaan lain tanpa izin, hubungan ini bisa menjadi parasitisme. Misalnya, jika satu pihak hanya “menumpang” popularitas atau jaringan distribusi pihak lain tanpa memberikan kontribusi nyata.
Atau dapat juga terjadi hal-hal yang “melenceng” dari perjanjian kerja sama, ketika salah satu pihak atau oknum tertentu mulai menuntut lebih dari apa yang telah disepakati dan bahkan mulai melakukan tindakan yang merugikan atau mengganggu, seperti meneror atau memanipulasi pihak lain, baik yang berada dalam tim atau diluar tim, maka hubungan ini bisa disebut sebagai hubungan parasitisme atau bahkan eksploitasi. Dalam konteks manusia, perilaku semacam ini dapat dianggap sebagai tindakan manipulatif atau abusive.
Tindakan menyimpang yang dilakukan seperti intimidasi, pemerasan, penguntitan (stalking), teror melalui media digital (cyberbullying atau cybercrime), jika memenuhi unsur-unsur yang diatur dalam undang-undang, pelaku tetap dapat dikenakan sanksi pidana dan sanksi perdata.
Nah, jangan sampai terjadi ya, hubungan kemanusiaan yang semula menguntungkan kedua belah pihak atau banyak pihak, jadi hubungan yang berujung di meja hijau, seperti benalu yang menggerogoti pohon inangnya, salah satu mati atau mati semua atau temannya yang mati.
27.07.2024 my dear 2024 Team – Tim BinDis, no laptop/BAP/LHP/court schedule but still discussing about them, hehe…
Postingan ini sebenarnya lanjutan dari postingan sebelumnya di IG, hal aku dirotasi (belum sempat aku tuliskan di blog). Setelah 2 tahun berada di BRIN dalam tim MU, aku dirotasi ke Tim BinDis tmt 1 Jan 2024.
Dan seperti pada umumnya, jalannya roda kehidupan, di saat ada yang masuk, pasti ada yang juga dirotasi ataupun keluar karena pensiun atau berhenti. Bersyukur, sudah 6 bulan bersama, semoga segala sesuatunya semakin baik dari hari ini. Aamiin
Aku bersyukur atas rencana Tuhan dalam hidupku, sesulit apapun dan kerap tak aku mengerti maksud NYA, namun kupercaya, segala sesuatunya didatangkan untuk kebaikanku. Bersyukur dengan tim yang baru ini, walau pekerjaan kami tidak terlepas dari BAP, LHP dan jadwal sidang.
Terima kasih kebersamaan di akhir pekan ini, mensyukuri tambah usia bu Any, bu Anik dan bu Sri, yang juga akan memasuki masa purna bakti. Dua hari satu malam, dimulai dari titik kumpul menuju D Castillo, makan siang gudeg bu Anik Purwo di Vila Kebun, ngopi sore, persiapan barbeque di Vila Esperenza, barbeque dan tiup lilin HUT, diakhiri dengan karaoke sampai pukul 23.30. Esok pagi, berangkat berendam air panas di Sari Ater, sarapan pagi menjelang siang, sebelum check out, beberes oleh-oleh jamur, nanas dan singkong, puji syukur, ditutup dengan manis di Rumah Makan Mang Yeye.
Terima kasih juga buat kakak-kakak baik hati, yang sudah sibuk menyiapkan ini dan itu. Semoga menjadi keberkahan buat kita semua. Aamiin.
Pas foto formal adalah foto yang diambil dari arah depan, berlatar belakang polos, memperlihatkan wajah dengan utuh, dan biasanya hanya setengah badan. Dalam foto formal harus memakai pakaian yang rapi, sedangkan jika untuk kepentingan organisasi, tentu sesuai dengan ketetapan atau persyaratan yang diminta. Ada institusi seperti perbankan biasanya, mensyaratkan level tertentu mengenakan jas dan level pelaksana mengenakan pakaian harian warna polos institusi.
Pembuatan pas foto formal pada umumnya adalah untuk personal branding, misal untuk melamar pekerjaan dan apabila untuk keperluan organisasi tentu ini untuk organizational branding, perusahaan atau organisasi akan tampak memiliki anggota yang profesional dengan tampilan yang formal atau seragam, walau kerap terkesan kaku tapi baik adanya.
Selain untuk branding, ada beberapa manfaat lain yaitu diantaranya,
Konsistensi dan Profesionalisme: Pas foto formal yang seragam memberikan kesan konsisten dan profesional. Ini penting untuk membangun citra organisasi yang rapi dan teratur.
2. Identifikasi Mudah: Foto yang seragam memudahkan identifikasi pegawai Ini berguna dalam kartu identitas, direktori organisasi, sistem kepegawaian dan sistem keamanan.
3. Dokumentasi Resmi: Banyak dokumen resmi, seperti izin kerja, paspor, dan visa, memerlukan pas foto formal. Dengan menyeragamkan foto, organisasi memastikan bahwa setiap pegawai memiliki foto yang sesuai dengan standar yang diperlukan.
4. Keadilan dan Kesetaraan: Dengan menyeragamkan pas foto, organisasi menghindari diskriminasi dan memastikan bahwa semuapegawai diperlakukan sama, tanpa memandang penampilan pribadi, termasuk diatur didalamnya untuk membatasi penggunaan aksesoris.
5. Penggunaan pada Media Internal dan Eksternal: Foto pegawai sering digunakan dalam laporan tahunan, situs web perusahaan, dan media promosi lainnya. Foto yang seragam memberikan tampilan yang lebih profesional dan menarik.
6. Memperkuat Komitmen: Dengan menyeragamkan pas foto, organisasi atau institusi menunjukkan komitmen terhadap standar dan prosedur yang diterapkan, yang dapat meningkatkan rasa memiliki dan disiplin di antara pegawai
Pengaturan pembuatan pas foto formal yang baru diterapkan di institusi ku beberapa waktu ini, bertujuan meningkatkan image dan citra positif bagi aku pribadi dan tentunya juga bagi pegawai dan manajemen, saat membuka database, data kepegawaian di SIMPEG (SIM Kepegawaian). Pegawai diwajibkan mengenakan kemeja putih berlogo institusi atau dengan pin institusi, menghadap ke depan, setengah badan dan bagi yang berhijab mengenakan warna polos hitam atau biru, selain itu dengan latar belakang background yang seragam yaitu warna merah.
Berbeda tampilan saat pembuatan pas foto dibebaskan pada pegawai atau karyawan karena pertama, mereka menggunakan pakaian yang tidak seragam, ada yang mengenakan jas atau blazer tapi ada pula yang mengenakan kemeja atau baju bunga-bunga ala ala berlibur ke pantai. Demikian juga dengan yang mengenakan hijab, terkesan tidak formal dengan hijab berwarna warni dan bermotif.
Kesan yang aku dapat, tentu formal, rapi, bersih, profesional dan seragam, saat membuka SIMPEG, bagaimana menurut teman-teman? suka pas foto gaya apa?
Silika atau silikon dioksida (SiO2), adalah senyawa kimia yang terdiri dari 1 atom silikon dan 2 atom oksigen. Silika adalah salah satu bahan paling melimpah di kerak bumi dan dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, termasuk mineral kristalin seperti kuarsa, dan bentuk amorf seperti silika gel. Silika memainkan peran penting dalam berbagai aplikasi industri dan ilmiah.
Lalu, apa yang dimaksud dengan Silika Biogenik? Silika biogenik adalah bentuk silika (SiO2) yang dihasilkan oleh organisme hidup melalui proses biologis. Silika ini terbentuk dalam struktur biologis dan ditemukan di berbagai organisme, termasuk diatom, radiolaria, spons, dan beberapa jenis tumbuhan.
Semakin paham? Semakin penasaran? Lalu apa yang dimaksud dengan Silika Biogenik dari Limbah Agroindustri, seperti judul Webinar dibawah ini? Silika biogenik dari limbah agroindustri merujuk pada silika yang diekstraksi dari limbah atau produk samping yang dihasilkan oleh industri pertanian dan pengolahan hasil pertanian.
Limbah ini umumnya mengandung silika dalam jumlah yang signifikan dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi industri setelah melalui proses ekstraksi dan pemurnian. Memanfaatkan limbah agroindustri sebagai sumber silika biogenik tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga menyediakan sumber bahan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan
Memenuhi Undangan yang disampaikan Kepala Pusat Riset Agroindustri, Bapak Dr. Ir. Arief Arianto, M.Sc.Agr, untuk hadir dalam Webinar Agroinfuture #7 yang diselenggarakan pada hari Jumat, 19 Juli 2024 dengan tema Silika Biogenik dari Limbah Agroindustri : From Ash to Cash, jelas membuat saya penasaran dan ingin tahu bagaimana teknologi dapat begitu berperan memberikan nilai tambah pada silika biogenik yang diperoleh dari limbah agroindustri setelah melalui proses ekstrasi dapat bermanfaat dan menghasilkan, memberi pendapatan atau menjadi uang.
Webinar Agroinfuture ini secara berkala diselenggarakan oleh Pusat Riset Agroindustri (PRA) seperti yang disampaikan Bapak Dr. Ir. Arief Arianto, dalam sambutannya, webinar pada pagi hari ini merupakan webinar yang diselenggarakan oleh Kelompok Riset 5 yaitu Kelompok Riset Pemanfaatan dan Peningkatan Nilai Tambah Produk Agroindustri, yang dipimpin Bapak Dr. Aton Yulianto.
Beliau menyampaikan bahwa webinar ini merupakan ajang untuk menyebarluaskan hasil riset dan media komunikasi antara periset, akademisi, pemerintah, pembisnis dan pihak yang terlibat didalamnya. Webinar seri ke-7 ini mengangkat hasil riset yang diadakan kegiatan internal PRA dan eksternal yaitu instansi pemerintah atau swasta.
Pusat Riset Agroindustri, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) BRIN telah mengembangkan riset produksi dan aplikasi silika biogenik (biosilika) dari sejumlah limbah agroindustri, seperti sekam padi dan abu boiler kelapa sawit. Kerja sama pun telah dijalin dengan Kementerian Pertanian dan Industri/Swasta untuk pengembangan produk agrokimia (pupuk cair) dan sol karet ramah lingkungan berbahan biosilika dari limbah sekam padi dan abu boiler kelapa sawit.
Sambutan kedua disampaikan oleh Ibu Puji Lestari, Ph.D, Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, BRIN
Dalam sambutannya, Ibu Puji Lestari, Ph.D menyampaikan bahwa produksi limbah abu boiler dari pabrik pengolahan kelapa sawit di Indonesia diperkirakan mencapai 2 juta ton per tahun. Produksi limbah agroindustri yang sangat besar tersebut harus dikelola dengan baik, sehingga tidak menyebabkan masalah lingkungan dan sosial. Bahkan melalui pengelolaan yang tepat, limbah agroindustri yang umumnya tidak atau kurang bernilai dapat memberikan nilai tambah ekonomi.
Sekam padi dan abu boiler kelapa sawit diketahui memiliki kandungan silika (SiO2) yang cukup tinggi, berturut-turut mencapai 15-20% dan 50-60%. Silika memiliki banyak kegunaan di berbagai industri, seperti pertanian dan pangan, barang jadi karet, kesehatan, tekstil serta cat.
Pengelolaan limbah agroindustri membutuhkan dukungan teknologi maju. Pengelolaan limbah agroindustri yang tepat dapat diwujudkan apabila adanya sinergi antara pemerintah dengan industriawan serta masyarakat luas untuk mencapai keberlanjutan lingkungan dan ekonomi.
ORPP-BRIN melalui Pusat Riset Agroindustri telah mengembangkan riset produksi dan aplikasi silika biogenik dari berbagai jenis limbah agroindustri, termasuk sekam padi dan abu boiler kelapa sawit, menjadi produk bernilai ekonomi.
Menutup kata sambutannya, Ibu Puji Lestari, Ph.D menyampaikan apresiasi dan mengucapkan terimakasih kepada Pusat Riset Agroindustri – ORPP BRIN yang telah menyelenggarakan webinar ini, Juga pada Kementerian Pertanian,PT Petrosida Gresik, PT Karya Adyatma Sejahtera, dan PT Condong Garut yang telah bersedia bermitra untuk mengembangkan riset dan inovasi produk bernilai ekonomi berbahan silika biogenik dari sekam padi dan abu boiler kelapa sawit, juga kepada Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang telah bersedia melakukan liputan visual webinar ini.
Webinar hari ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mentransfer informasi berupa hasil riset dan kerjasama yang telah dilakukan, yang akan disampaikan sesuai paparan dari para narasumber yang berkompeten di bidangnya.
Narasumber :
Hoerudin, S.P., M.Food.St., Ph.D. (Peneliti Ahli Madya, Pusat Riset Agroindustri – ORPP BRIN), dengan tema “Potensi, Produksi, dan Karakterisasi Silika Biogenik dari Limbah Agroindustri”.
Heri Hendro Satriyo, S.P. (Staf Departemen Riset dan Pengembangan, PT Petrosida Gresik), dengan tema “Inovasi Pengembangan Produk Pupuk Nano Silika Berbahan Baku Silika Biogenik dari Sekam Padi”.
David Chrisnaldi Setiawan Ilot, S.T., M.Ds. (Direktur PT Karya Adyatma Sejahtera), dengan tema “Pengembangan Rubber Foam dan Solid Soles Berbahan Silika Biogenik dari Sekam Padi dan Abu Boiler Kelapa Sawit”.
Moderator : Dr. Aton Yulianto, S.Si., M.Eng. (Perekayasa Ahli Utama, Pusat Riset Agroindustri, BRIN) dipandu MC : Dr. Ir. Siti Agustina, M.Si. (Peneliti Ahli Madya, Pusat Riset Agroindustri, BRIN)
Peserta webinar adalah para peneliti, akademisi, mahasiswa, industriawan dan pemangku kepentingan lainnya yang relevan dengan topik pada webinar ini.
Dari paparan yang disampaikan oleh para narasumber, saya ingin berbagi mengenai beberapa hal sebagai berikut :
Sumber-sumber Silika Biogenik dari Limbah Agroindustri, diantaranya adalah dari 1) Sekam padi adalah lapisan luar keras dari biji padi yang dihasilkan sebagai limbah dalam proses penggilingan padi 2) Ampas Tebu adalah residu berserat yang tersisa setelah ekstraksi jus dari tebu dalam produksi gula. 3) Kelapa Sawit adalah produk samping dari pembakaran tandan kosong kelapa sawit di industri kelapa sawit dan 4) Sekam dan Jerami Gandum adalah bagian yang tersisa setelah biji gandum dipisahkan dalam proses penggilingan.
Bapak Hoerudin dan Bapak Heri Hendro Satriyo menyampaikan hal produk riset silika biogenik dari limbah agroindustri Sekam Padi. Proses riset secara menyeluruh ada dalam paparan para narasumber. Catatan : Namun sebagai orang awam, tentu akan bertanya bagaimana sekam padi dapat menjadi silika, dapat dijelaskan ada beberapa tahapan berikut ini yaitu 1) Pengumpulan: Sekam padi dikumpulkan dari penggilingan padi.Pencucian: Sekam padi dicuci untuk menghilangkan kotoran. 2) Pengeringan: Sekam padi dikeringkan untuk mengurangi kadar air. 3) Kalsinasi: Sekam padi dibakar pada suhu tinggi (500-800°C) untuk menghasilkan abu sekam padi yang kaya silika.4) Pemurnian: Abu sekam padi dicuci dengan asam (misalnya, asam klorida) untuk menghilangkan pengotor dan kemudian dibilas dengan air deionisasi.
Bapak Heri Hendro Satriyo lebih lanjut menyampaikan mengenai Pengembangan Produk Nano Silika berupa pupuk, seperti yang dikembangkan di Petrokimia Gresik Group. Catatan : Sementara yang dimaksud dengan Nano biosilika adalah bentuk silika dengan ukuran partikel nano (umumnya kurang dari 100 nanometer) yang dihasilkan dari sumber biogenik, seperti organisme hidup (misalnya diatom atau tumbuhan) atau limbah agroindustri (misalnya sekam padi). Nano biosilika memiliki sifat unik yang berbeda dari silika dalam skala mikrometer atau lebih besar, karena peningkatan luas permukaan, sifat optik, dan reaktivitas yang lebih tinggi pada skala nano. Proses ekstrasi nya kurang lebih sama dengan yang dijelaskan di poin 2 karena juga menggunakan limbah yang sama yaitu sekam padi. Namun perbedaannya adalah setelah kalsinasi, ada proses 1) Penggilingan dan Penyaringan: Abu sekam padi digiling dan disaring untuk mendapatkan partikel silika dengan ukuran yang lebih kecil. 2) Sonikasi dan Pengendapan: Silika diproses lebih lanjut melalui sonikasi untuk menghancurkan partikel menjadi ukuran nano, diikuti oleh pengendapan untuk memisahkan partikel nano.
David Chrisnaldi Setiawan Ilot, S.T., M.Ds. (Direktur PT Karya Adyatma Sejahtera), dalam paparannya menyampaikan pemanfaatan Silika Biogenik dari Sekam Padi dan Abu Boiler Kelapa Sawit yang digunakan sebagai Rubber Foam dan Solid Soles. Dari hasil pengembangannya, Bapak David menyimpulkan bahwa dengan menghasilkan 4 juta sepatu menggunakan rubber foam dan solid soles, maka akan ada pemanfaatan 250 ton limbah abu biomassa dicegah dari pembuangan yang akan mencemari tanah sekitar dan 4 juta pohon akan dapat mengalami reforestasi. Jumlah yang sangat fantastik untuk menyelamatkan bumi tentunya.
Menggunakan silika biogenik dari limbah agroindustri adalah pendekatan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk memanfaatkan limbah, mengurangi dampak lingkungan, dan menyediakan bahan berkualitas tinggi untuk berbagai aplikasi industri
Dalam penjelasannya, Kepala PRA menyampaikan bahwa pada dasarnya riset ini bertujuan untuk : 1) Memberikan nilai tambah pada limbah abu boiler sebagai produk samping agroindustri sawit; 2) Mengurangi masalah lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh limbah; 3) memberikan alternatif bahan baku lokal silika yang terbarukan; 4) memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Tantangannya, adalah bagaimana masyarakat dapat menghargai dan memberikan apresiasi terhadap bahan-bahan yang ramah lingkungan sehingga mau menggunakannya.
Mengikuti Webinar ini membuat saya mempelajari, membaca dan mencari tahu jawaban dari istilah maupun proses yang disampaikan oleh para narasumber. Semakin membuat saya memahami bahwa kemajuan teknologi tidak selalu berdampak pada kepunahan, namun dari webinar ini justru saya jadi mengerti bahwa pemanfaatan teknologi dengan memanfaatkan limbah agroindustri bisa menjadi ramah lingkungan dan memberi keuntungan.
Tertarik untuk memperoleh materi dari para narasumber, bisa menghubungi saya atau langsung ke Pusat Riset Agroindustri BRIN. Tertarik untuk mengikuti Webinar dari Agroinfuture yang diselenggarakan PRA? Bisa mengikuti informasinya dari notifikasi di Youtube BRIN Indonesia.
Untuk mengikuti ulang Webinar Agroinfuture #7 bisa melalui Kanal Youtube di link berikut ini
Apresiasi saya sampaikan pada Pusat Riset Agroindustri, Para Periset, Para Narasumber dan Panitia, yang telah menyelenggarakan Webinar dan berbagi ilmu yang bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi masyarakat. Semoga kebermanfaatan ilmu ini dapat semakin dirasakan dan terimplementasikan keseharian dengan baik. Aamiin.
Rabu, 17.07.2024, BRIN telah menyelenggarakan Sidang Terbuka Majelis Profesor Riset “Pengukuhan Profesor Riset” kepada empat periset di BRIN.
Keempat periset ini adalah Dr. Heny Herawati, S.TP., M.T., Dr. Muhammad Rifai, S.Si., M.Eng., Dr. A’an Johan Wahyudi, S.Si. dan Dr. Didi Rosiyadi, M.Kom.
Dr. Heny Herawati, STP, MT dalam naskah orasinya yang berjudul Teknologi Formulasi-Ekstrusi Produk Pangan dan Non-Pangan untuk Mendukung Nilai Tambah dan Daya Saing Agroindustri Indonesia, menyampaikan latar belakang dan permasalahan dilakukannya riset dan inovasi teknologi formulasi dan ekstrusi. Selanjutnya diuraikan mengenai perkembangan teknologi formulasi dan ekstrusi pada masa lalu hingga peluang pengembangan ke depan. Disampaikan pula berbagai riset dan inovasi terkait teknologi formulasi-ekstrusi, Implementasi inovasi teknologi formulasi-ekstrusi untuk pengembangan agroindustri dan Inovasi teknologi formulasi ekstrusi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing agroindustri Indonesia.
Pada bab Kesimpulan, Dr. Heny menyampaikan bahwa Implementasi teknologi formulasi dan ekstrusi memungkinkan untuk mengembangkan agroindustri secara lebih luas dan kuat, karena bahan baku yang digunakan tidak lagi terbatas hanya beras dan gandum tetapi semua potensi bahan baku lokal yang jumlah dan jenisnya melimpah di Indonesia.
Dengan demikian, jenis agroindustri yang dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati Indonesia semakin luas mulai industri mikro, kecil, menengah, hingga besar baik untuk produk pangan maupun non pangan. Besarnya potensi bahan baku dan luasnya peluang aplikasi yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai skala industri akan semakin meningkatkan nilai tambah dan daya saing serta ketahanan agroindustri Indonesia. Hal ini diperkuat dengan adanya inovasi teknologi cold extrusion untuk mendukung industri kecil menengah dan hot extrusion untuk industri besar.
Dr. Muhammad Rifai, S.Si., M.Eng. dalam naskah Orasinya yang berjudul Teknologi Nuklir dalam Pengembangan Teknologi Proses Logam Nano Struktur, menyampaikan
Logam nanostruktur menawarkan sifat fisik dan kimia yang unggul dibandingkan dengan material konvensional, mempengaruhi industri secara signifikan. Pendekatan topdown dan bottom-up menjadi landasan dalam teknologi pembuatan logam nanostruktur. Pendekatan bottom-up, seperti pengembangan Harmonic Structure, menghasilkan bahan dengan struktur mikro heterogen, sedangkan top-down melibatkan metode SPD untuk bulk nanostructured metal.
Pemahaman dan karakterisasi material nanostruktur menjadi kunci. Teknik nuklir seperti hamburan neutron dan sinar-X synchrotron penting dalam analisis struktur dan sifat material ini, melengkapi data dari teknik non-nuklir. Penggunaan teknik nuklir memberikan pemahaman tentang struktur internal dan sifat material pada skala nano hingga atomic, mendukung inovasi teknologi logam nanostruktur masa depan. Riset logam nanostruktur di Indonesia berkembang pesat, dengan fokus pada teknologi SPD dan teknik karakterisasi nuklir. Berbagai logam nanostruktur, seperti Ti dan paduannya Ti-6Al-4V, serta baja SUS316L, menjadi fokus utama. Teknik karakterisasi nuklir membantu memahami perubahan mikrostruktur selama deformasi, penting untuk aplikasi rekayasa.
Pemanfaatan teknik nuklir dalam pengembangan logam nanostruktur di Indonesia memberikan dampak positif. Fasilitas karakterisasi berbasis teknik nuklir memperkuat pemahaman tentang sifat material nanostruktur. Kolaborasi antara peneliti dan industri akan memaksimalkan potensi material nanostruktur dalam berbagai aplikasi industri. Meskipun ada tantangan, investasi dalam infrastruktur dan pendidikan teknologi nuklir akan memperkuat posisi Indonesia dalam riset dan pengembangan material nanostruktur. Integrasi antara teknik nuklir dan riset material nanostruktur mendorong inovasi di masa depan.
Dr. A’an Johan Wahyudi, S.Si. dalam naskah orasinya yang berjudul Signifikansi Siklus Biogeokimia Karbon Laut Bagi Sistem Biosfer dan Pembangunan Ekonomi Biru Indonesia, menyampaikan
Siklus biogeokimia karbon laut perlu dipelajari secara komprehensif melalui observasi in-situ, model, dan data satelit untuk memahami dinamika karbon dan mengelola ekosistem laut. Kajian ini meliputi estimasi cadangan karbon ekosistem karbon biru di Indonesia, emisi ekosistem padang lamun, variabilitas karbon organik partikulat (POC) di laut, dan prakiraan konsentrasi karbon organik di masa depan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asimilasi karbon padang lamun di Indonesia mencapai 8,40 Mg C/ha/tahun dengan total cadangan karbon pada biomassa mencapai 5,99 Mg C/ha. Emisi dari perubahan lahan padang lamun nasional diperkirakan sekitar 0,46 Mg CO2 ha/tahun. Proses pompa biologis karbon memindahkan sekitar 9,99 Tg C/tahun dari kolom air ke sedimen pesisir Indonesia.
Riset biogeokimia laut penting untuk mendukung mitigasi perubahan iklim dengan strategi berbasis alam, serta memantau kesehatan dan produktivitas laut melalui prakiraan deret waktu variabilitas biogeokimia. Variabilitas iklim seperti El Niño dan Indian Ocean Dipole (IOD) mempengaruhi pengayaan karbon laut, dengan puncak konsentrasi karbon organik partikulat (POC) terjadi selama musim monsun tenggara. Prakiraan variabilitas biogeokimia di masa depan membantu mitigasi risiko ekstrim seperti marak alga berbahaya dan hipoksia, serta meningkatkan pemanfaatan potensi ekonomi biru laut Indonesia.
Riset biogeokimia laut dapat mendorong kolaborasi dalam pemahaman siklus biogeokimia karbon, yang krusial untuk kesehatan ekosistem laut. Riset ini bermanfaat untuk keberlanjutan ekonomi biru Indonesia.
Dr. Didi Rosiyadi, M.Kom. dalam orasinya yang berjudul Teknologi Waternarking untuk Mendukung Keamanan Siber di Indonesia, menyampaikan
Dalam proses transmisi data dijital melalui internet seperti data e-government, data e-health dan data penting lainnya haruslah diperhatikan mengenai pengamanannya dari berbagai tindak kriminal di dunia siber (Cybercrime), diantaranya pencurian data, pengkopian ilegal, data phising, pemalsuan data, akses ilegal oleh para penyerang (attacker), peretas (cracker, hacker), penyusup (intruder) dan pelaku tindakan kriminal lainnya.
Oleh karena itu telah dilakukan penelitian perlindungan kuat (robust) otentikasi dan hak cipta untuk data e-government (Rosiyadi, et al., 2012) berbasis kombinasi metoda SVD-DCT dan GA, pada (Horng, et al., 2013) menambahkan metoda blind, dan pada (Horng, Rosiyadi, Fan, Wang, & Khan, 2014) melengkapi dengan metoda penyamaran pencahayaan (Luminance Masking) yang merupakan bagian dari model Sistem Visual Manusia (Human Visual System).
Penelitian tentang e-government tersebut ditunjang juga dengan penelitian yang sudah dilakukan lainnya (Nuryani & Rosiyadi, 2007) (Rosiyadi, Nuryani, & Waskita, 2007) (Rosiyadi, Suryana, Masthuroh, & Suhud, 2011)
Hadir sebagai Majelis Profesor Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), diantaranya adalah Prof. Dr. Ir. Lamhot Parulian Manalu, M.Si., Prof. Ir. Wimpie Agoeng Noegroho Aspar, MSCE., Ph.D. dan Dr, Ir, Arief Arianto, M.Sc. Agr. Dr. Ir. Arief Arianto, M.Sc.Agr, hadir selaku Kepala Pusat Riset Agroindustri, dimana salah satu peneliti jenjang ahli utama nya yaitu Dr. Heny Herawati, STP, MT dikukuhkan menjadi Profesor Riset pada hari ini.
Pengukuhan ini dapat disaksikan ulang dalam tayangañ “Pengukuhan Profesor Riset BRIN” melalui Youtube BRIN Indonesia.
Selamat kepada Para Profesor Riset yang baru dikukuhkan pada hari Rabu, 17 Juli 2024, semoga ilmu dan hasil penelitian yang diperoleh, dapat memberikan manfaat pada bangsa dan negara Indonesia dan dirasakan juga manfaatnya oleh masyarakat.
Sumber foto dan tulisan : Dr. Arief Arianto, BRIN dan Bahan Paparan Orasi para Profesor Riset
Secara rutin mingguan, Biro Organisasi dan SDM (BOSDM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengadakan Sharing Session bagi pegawai di lingkungan BRIN pada setiap hari Jumat, mulai pukul 14.00 sampai dengan selesai.
Pada hari Jumat, 22 September 2023, kami dari Tim Mutasi Umum mendapat kesempatan untuk berbagi mengenai Proses Pengusulan Pemberhentian PNS di Lingkungan BRIN.
Menurut Peraturan BKN No 3 Tahun 2020, ada tiga jenis pemberhentian PNS yaitu Diberhentikan dengan Hormat, Diberhentikan dengan Hormat Atas Permintaan Sendiri dan Diberhentikan Tidak dengan Hormat. Ada kriteria dan persyaratan pada setiap jenis pemberhentian diatas.
Setiap PNS, idealnya berhenti pada batas usia pensiun (BUP), misal seorang pejabat fungsional Ahli Madya Analis SDM Aparatur, sesuai peraturan yang berlaku, mencapai BUP pada usia 60 tahun. Tapi sebagai manusia biasa, hal usia tidak ada yang tahu karena semuanya adalah milik Allah semata. Untuk itu, sharing session ini diadakan agar pegawai dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, mengetahui tahapan dalam setiap proses pengusulan pemberhentian dan sistem aplikasi apa saja yang digunakan serta mengetahui apa saja tahapan yang dilalui Tim Mutasi Umum sampai dengan Surat Keputusan Pemberhentian (Pensiun) itu terbit.
Selanjutnya dalam Sharing Session ini juga disampaikan, bagaimana proses selanjutnya setelah SK Pemberhentian diterima, apa yang harus dilakukan pegawai selanjutnya untuk menerima hak pensiunnya.
Sharing Session yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam ini, diakhiri dengan Tanya Jawab dan Kuis Berhadiah bagi dua orang peserta. Sharing ini tidak berhenti sampai di sini, jika pegawai membutuhkan konsultasi atau memiliki pertanyaan, dapat menghubungi kami, Tim Mutasi Umum di BOSDM BRIN.
Semangat selalu bagi setiap pegawai, berkarya dengan waktu yang ada.
Kelompok Riset Sistem Produksi dan Manajemen Agroindustri Pusat Riset Agroindustri, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, BRIN, kembali menyelenggarakan WEBINAR AGROINDUSTRI SERIES #4, yang kali ini mengangkat tema Pemanfaatan Artificial Intelligence untuk Mendukung Agroindustri 4.0 dan Ketahanan Pangan Nasional
Webinar diselenggarakan pada hari Jumat, 09 Desember 2022, pukul 13.00 – 15.30 WIB melalui Zoom Virtual Meeting
Webinar ini menghadirkan para Narasumber baik dari dalam BRIN maupun dari luar, yaitu :
Dr. Agung Hendriadi, M.Eng, Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Agroindustri-BRIN
dengan paparan berjudul “Agroindustri 4.0 dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional”
Dr. Gadang Ramantoko, Dosen Telkom University, dengan paparan berjudul
“Pemanfaatan Machine Learning dalam Agroindustri 4.0”
Hikmatullah Insan Pratama, Head of Vertical Digital Agriculture Ecosystem, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan paparan berjudul “Implementasi Aplikasi AGREE-PT. Telkom untuk Mendukung Agroindustri 4.0 dan Ketahanan Pangan Nasional”
Dr. Anto Satriyo Nugroho, Kepala Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber-BRIN, dengan paparan berjudul “Peranan Kecerdasan Artifisial untuk Mendukung Agroindustri dan Ketahanan Pangan Nasional”
Acara ini dipandu oleh Moderator: Bapak Ir. Arief Arianto, MSc. Agr, selaku Kepala Kelompok Riset Sistem Produksi dan Manajemen Agroindustri, Pusat Riset Agroindustri dan pembawa acara Sari Intan Kailaku, STP, MSi, Peneliti Kelompok Riset Sistem Produksi dan Manajemen Agroindustri, Pusat Riset Agroindustri, dengan rangkuman hasil diskusi yang disampaikan sebagai berikut :
Semoga hasil webinar ini dapat bermanfaat bagi pengembangan agroindustri di setiap pelosok wilayah Indonesia. Webinar ini bisa juga diikuti kembali melalui kanal Youtube BRIN, pada link berikut https://youtu.be/w482F5Zetb8