Berlatih, Berangkat dan Menang !!!

PSA Ecclesia dari GKI Serpong dengan jumlah peserta 57 orang anak usia 9 sampai dengan 18 tahun, akhirnya memperoleh hasil gemilang dari kerja keras dan kedisiplinan mereka dalam berlatih bersama sejak awal tahun 2014. Latihan rutin dibawah binaan kakak konduktor yang luar biasa baik hati dan penuh talenta kak Nina Tania Aipassa dan para pendamping yang juga luar biasa, tak mengenal lelah melatih dan mendukung anak-anak PSA Ecclesia dalam berbagai bentuk.

Latihan yang tidak hanya berbentuk latihan vokal menyanyikan puji-pujian tiga lagu daerah, namun juga berkolaborasi dengan apik melalui gerak tari yang dilatih oleh koreografer kak Elsa, yang telah melatih anak-anak menari dengan gemulai dan lincah sehingga PSA Ecclesia melaju dari babak kompetisi menuju ke babak championship dalam Bali International Choir Festival 2014 yang diselenggarakan oleh Bandung Choral Society di Art Center Jalan Nusa Indah Denpasar Bali.

Latihan sebanyak 3 kali dalam seminggu (Jumat, Sabtu dan Minggu) baik di Ruang Abraham di Gedung Gereja, maupun di alam terbuka seperti lingkungan Gereja, Taman Kota BSD dan tepian Pantai Ancol, mereka lakukan dengan penuh kedisiplinan. Berangkat pada 27 Agustus 2014 dalam 3 kloter, mereka terus menjaga stamina berkat perhatian tante pengurus dan orangtua pendamping serta pasangan dokter yang penuh perhatian, melalui makanan sehat.

Hari Kamis 28 Agustus 2014, PSA Ecclesia berangkat ke Art Center untuk melakukan Tes Panggung dan Klinik bersama para Juri yang datang dari Manca Negara, sehingga mereka juga memperoleh arahan untuk perbaikan PSA

Tiba harinya, pada hari Jumat 29 Agustus 2014, PSA Ecclesia menuju babak kompetisi untuk kategori Folklore yang diikuti 23 kelompok Paduan Suara. Bangun pagi, mandi dan sarapan, lanjut menuju ruang make-up di lantai bawah. Dan berkat kepiawaian Tim Make Up dari Sari Ayu Martha Tilaar, wajah anak-anak ini menjadi tambah bersinar dan cerah

Tampil dengan penuh sukacita dan percaya diri berkat ketenangan yang mengalir dari sang konduktor membuat anak-anak bersemangat dalam babak kompetisi dengan membawakan dua buah lagu yaitu “Lembe-lembe” dari Maluku dan “Ondel-ondel” dari Jakarta, yang akhirnya mereka memenangkan babak ini pada peringkat kedua dari 23 kelompok yang ikut serta dalam kategori Folklore

Dan hasil yang diperoleh malam itu adalah ….. klik link berikut
Selamat untuk Paduan Suara peserta 3rd BICF 2014… – BICF – Bali International Choir Festival

yeaaay…. Puji Tuhan, PSA Ecclesia dari GKI Serpong menuju ke babak Championship yang akan kembali diadakan keesokan harinya, Sabtu, 30 Agustus 2014 pukul 16.00 WITA. Masih dibantu dengan peralatan make up dari Sari Ayu dan berganti kostum sesuai dengan lagu yang dibawakan pada babak Championship, anak-anak PSA Ecclesia tampil dalam gerak lagu dengan prima. Mereka membawakan lagu Montor-montor Cilik dari Jawa Tengah dan dua buah lagu yang dibawakan pada babak kompetisi.

Keesokan harinya, Minggu 31 Agustus 2014, PSA Ecclesia mengikuti Pelayanan di GPIB Maranatha Denpasar Timur, pada Ibadah Pagi pukul 09.00 WITA.

Bertempat di Panggung Terbuka Art Center, pada Minggu 31 Agustus 2014 pukul 19.00 WITA, Award Ceremony sekaligus Penutupan seluruh rangkaian acara BICF yang digelar BCS, diumumkanlah seluruh pemenang dari peringkat silver sampai dengan Gold untuk seluruh kategori Male Choir | Female Choir | Mixed Choir | Folklore | Music of Religions | Pop & Jazz, yang hasil selengkapnya dapat dilihat disini

Sedangkan untuk PSA Ecclesia, Puji Tuhan, dua buah Medali Emas mereka raih untuk kemenangan peringkat kedua di babak kompetisi dengan nilai 85,50 yang diserahkan oleh juri Emily Howe dan Andre De Quadros dari USA dan kemenangan peringkat ketiga di babak championship dengan nilai 89,50.

untuk kemenangan berikut

Terimakasih Tuhan atas kesempatan yang sudah Tuhan berikan sehingga anak-anak Mu yang penuh talenta dari Mu ini mampu menunjukkan kemuliaan nama Mu melalui pujian dalam gerak dan lagu. Selamat pada Kak Nina, Kak Peter, Kak Elsa, para pemusik, para anggota PSA Ecclesia yang telah berlatih, para pendamping, pembina, pengurus, jemaat, para orang tua, para donatur dan sponsor, Sari Ayu, Maskapai Lion Air dan Air Asia Indonesia, yang telah mewujudkan keikutsertaan PSA Ecclesia dalam BICF 2014.

Tetap bernyanyi dan Tetap melayani Tuhan, sekali lagi SELAMAT untuk PSA Ecclesia GKI Serpong, Tuhan memberkati kita semua.

Foto dan Informasi : Pribadi dan BCS


SELF Check In, Oke Punya

Menyambung posting yang sebelumnya mengenai kegiatan PSA Ecclesia dimana ketiga anakku bergabung mengikuti lomba Bali International Choir Festival 2014, maka hari ini tepatnya kemarin Kamis 28 Agustus 2014, aku dan suami menyusul berangkat juga untuk mendukung anak-anak dan Tim PSA Ecclesia.

Sekali lagi kepergianku pergi dan pulang didukung Air Asia Indonesia, oh ya ini postinganku yang ke-3 dalam memperingati 10 Tahun Air Asia berkiprah. Dan semua slogan Air Asia kali ini benar-benar luar biasa, Now Everyone Can Fly, benar-benar terjadi. Juga kemudahan-kemudahannya yang membuat segala sesuatu menjadi berjalan tepat pada waktunya. Pasalnya begini, aku dan suami memperoleh penerbangan pagi pukul 09.55 dengan pesawat Airbus 320 – 200. Jadi dengan sudah memperhitungkan jarak dan waktu, kami berangkat pukul 06.30 dari rumah, benar-benar tak disangka sesuatu terjadi di Tol Jakarta Merak arah menuju Karang Tengah, macet luar biasa, jam 8 lewat kami masih di jalan tol, Puji Tuhan setelah masuk ke pintu luar Meruya berjalan lancar walau padat merayap. Suami melaju menuju Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.

Tiba disana, aku turun terlebih dahulu untuk check in karena suami akan parkir inap kan mobil kami selama kami bepergian. Aku turun menuju counter Air Asia. Lalu petugas disana menyampaikan agar aku memanfaatkan fasilitas SELF Check In untuk check in dan mencetak boarding pass. Wah benar-benar sebuah kemudahan. Aku check in di mesin check in, memilih pilihan Bahasa, lalu memasukkan kode booking pesawat, konfirmasi nama penumpang (aku dan suami) lalu mencetak boarding pass. Selesai.

Selanjutnya karena ada satu bagasi aku menuju counter Air Asia kembali, menyerahkan boarding pass, bagasi dan membayar Airport Tax sebesar Rp 40 ribu dan per orang, selesai sudah setelah memperoleh kode untuk baggage claim. Ah lega, kami berdua menuju Gate Z 5 untuk boarding.

Proses yang inovatif, menghindarkan diri dari antrian check in yang panjang membuat semua berjalan tepat waktu. Kami menunggu waktu boarding untuk menuju pesawat yang membawa kami ke Denpasar siang kemarin. Oh ya waktu penerbangan juga tepat waktu, 30 menit sebelum 9.55 kami sudah masuk kedalam pesawat.

dengan Airbus 320-200

Keren dan Jempol buat Air Asia Indonesia !!

“Tulisan ini diikutkan dalam Kompetisi Blog 10 Tahun Air Asia Indonesia

Gambar : Pribadi dan Google


Berkat Air Asia, Gathering Jadi Mungkin

Acara Gathering Karyawan tentu selalu menyenangkan buat karyawan, baik dari yang level atas sampai yang level bawah. Selain untuk menjalin silaturahmi dan kebersamaan, tentu ajang ini dimanfaatkan untuk refreshing keluar dari rutinitas kantor. Walau acara seperti ini bisa dikemas dalam berbagai bentuk, tapi namanya hari kerja ada di luar kantor pasti disambut gembira seluruh karyawan. Demikian yang terjadi di kantor kami pada bulan Juli 2011, dengan tema “Satu Dasawarsa STP-BPPT, Tingkatkan Hasil Inovasi dan Wujudkan Reformasi Birokrasi”, acara ini diawali dengan kegiatan Meeting di hari pertama, dilanjutkan dengan Outing berupa Rafting di hari kedua dan kunjungan ke beberapa pusat industri di hari ketiga.

Nah kalau sudah kegiatan besar begini, tentu yang kadang agak membuat pusing kepala, salah satunya adalah mengatur perencanaan kegiatan dan kesediaan anggaran. Panitia memikirkan kendaraan apa yang paling nyaman dan cepat namun juga ekonomis untuk acara ini. Tentu pesawat terbang karena waktu kami tidak banyak untuk bisa meninggalkan kantor. Namun tidak semua maskapai dapat memberikan harga yang memenuhi budget kami, diskusi dan perdebatan mengenai transportasi serta alternatif biaya dipaparkan.

Bersyukur dalam kegiatan ini dengan memberangkatkan sebanyak 45 orang yang terdiri karyawan dan juga pegawai honorer, aku dibantu Air Asia Indonesia yang membuat segalanya menjadi mungkin. Mulai dari pemesanan secara online, melalui email, kemudian email tanggapan dari officer Air Asia yang selanjutnya meminta nama-nama peserta dalam grup yang akan berangkat, lengkap dengan data tanggal kelahiran, jenis kelamin, nomor identitas sesuai KTP dan tanggal berlakunya kartu identitas tersebut sesuai dengan Format For Name List yang diminta. Tidak lama setelah data masuk, kami diminta membayar DP dan selanjutnya kode booking dari Air Asia pun aku terima. Air Asia juga memberikan kemudahan untuk melakukan check in melalui Web, coba kunjungi website Air Asia disini dan nikmati segala fasilitas nya.

Dengan total biaya transportasi bersama Air Asia, kami mengeluarkan biaya sebesar Rp 33.534.000,- pulang pergi mengajak seluruh karyawan ke Yogyakarta. Semua proses dilakukan tanpa tatap muka, hanya dengan beberapa kali komunikasi melalui telpon dan modal kepercayaan kedua belah pihak.

Kegiatan Meeting dan Outing selama 3 hari 2 malam dimulai dari keberangkatan kami pada tanggal 25 Juli 2014.

Sesi pertama diisi dengan pemaparan oleh Kepala Sentra Teknologi Polimer, Bapak Wawas Swathatafrijiah, M.Sc dan dipandu oleh moderator Asep Bustanil Aripin, ST yang diawali dengan WIFLE : What I Feel Like Expressing, yang mana seluruh karyawan tanpa kecuali diminta untuk mengungkapkan perasaaannya pada saat itu. Pengungkapan perasaan ini lebih mengarah pada harapan agar terjadi komunikasi yang baik dan mampu menciptakan keterbukaan yang bertanggungjawab.

Setelah makan siang, agenda kegiatan dilanjutkan dengan sesi ke-2 bersama Dr. Arie Arum Wardhani, seorang pakar psikologi dari Universitas Gajah Mada, yang terdiri dari 2 kegiatan yaitu Pemaparan yang mencakup mencakup Care, Creativity, Vision, Integrity, Professional, Leadership, Team Work serta kegiatan kedua adalah Games mengatasi Manajemen Konflik. Dalam menyampaikan pemaparannya yang berjudul Commitment to Good Personality and Professional, dipandu oleh moderator Chandra Liza, M.Sc. Dalam pemaparannya, nara sumber menyampaikan 18 kelompok faktor penyebab kegagalan dalam diri seseorang.

Sesungguhnya motivasi itu ada dalam diri setiap individu, yang dapat didefinisikan sebagai dorongan untuk maju dan mewujudkan sesuatu. Motivasi yang didukung dengan kepemimpinan diri sendiri yang baik (leadership) serta kepribadian yang positif dapat menghasilkan sebuah komitmen untuk menjadi good personality yang menuju pada goal setting professional sesuai dengan values STP.

Kegiatan hari kedua, diawali dengan Rafting di Sungai Elo dilanjutkan dengan kunjungan ke home industry Batik SOGAN di desa Rejodani, tempat pembuatan batik mulai dari penggambaran di kain, pencelupan, pewarnaan sampai dengan proses penjahitan bahan kain menjadi barang jadi. Kemudian ke home industry Salakka Jogja di Jalan Palagan Tentara Pelajar Km 8.5, yang menghasilkan aneka produk dari Salak, seperti dodol, bakpia, keripik dan brownies. Peserta mendapat penjelasan tentang proses usaha, management usahanya dan produksinya, serta stakeholder yang selama ini membantu proses usahanya. Kegiatan hari kedua diakhiri dengan kunjungan ke pusat penjualan khas Yogyakarta Dagadu di Alun-alun.

Hari ketiga yang merupakan hari terakhir di Yogyakarta, diisi dengan kegiatan kunjungan ke Sentra Bakpia 25, Pasar Beringharjo dan sekitarnya, pembuatan aneka kerajinan perak di HS Silver Kota Gede dan terakhir ke home industry Coklat Monggo di daerah Purbayan, Kota Gede, Yogyakarta.

Kegiatan Meeting dan Outing sudah berakhir, seluruh karyawan STP kembali melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan tetap memelihara rasa kebersamaan dan motivasi dari dalam diri untuk menjadi pribadi yang mempunyai komitmen positif untuk mencapai visi dan misi STP.

STP di dadaku, STP kebanggaanku bersama Air Asia, segala sesuatu jadi mungkin.

Foto : Pribadi, Cognesia dan bu Prima

“Tulisan ini diikutkan dalam Kompetisi Blog 10 Tahun Air Asia Indonesia


Pulih Berkat Terbang

Buat setiap anak, Ibu adalah segala-galanya, sosok yang telah mengandung dan melahirkan kita, merawat kita sejak kanak-kanak, mendampingi kita belajar dan selalu ada di setiap masa bahkan sampai kita menikah dan dewasa.

Ketika mengetahui Ibu sakit, tentu segala upaya kita lakukan untuk mengembalikan kesehatan dan kesembuhannya bukan ? Ibu hidup bersama diabetes sejak tahun 1998, tepatnya gejala itu disadari beliau beberapa saat setelah Bapak meninggal. Saking sibuknya mengurus Bapak yang juga sudah mengalami stroke dua kali, Ibu tidak memperhatikan kondisi kesehatannya sendiri.

Setelah sadar mengidap diabetes, Ibu memang rutin memeriksakan kadar gula darah dan kesehatannya setiap bulan. Ibu juga minum obat secara teratur dan masih rajin jalan kaki ke pasar kaget dekat rumah. Namun yang disayangkan, Ibu masih belum bisa menahan diri pada kue dan makanan yang manis. Kalau aku mengingatkan mengapa Ibu membeli begitu banyak kue ? Ibu selalu menjawab bahwa kue dan semua makanan ini untuk persediaan kalau cucu-cucu datang berkunjung.

“Kenakalan” Ibu menyimpan dan mengkonsumsi makanan manis dan diet yang tidak terkontrol dengan baik karena Ibu tinggal sendiri dan berbelanja sendiri, membuat kadar gula darah Ibu naik dan tinggi sampai pada suatu hari terjadi pecah pembuluh darah atau stroke ringan sehingga Ibu terjatuh di kamar mandi pada bulan Juni 2008.

Stroke nya Ibu membuat aku dan keluarga panik, bingung dan sedih hati. Ibu yang biasanya ceria dan banyak cerita menjadi diam dan lemah, sulit untuk berjalan dan bergerak dan serba kesakitan. Akhirnya Ibu diputuskan dibawa ke rumah kami, yang tentunya sangat disetujui suami, karena memudahkan aku untuk mengontrol kondisi Ibu dan aku tidak harus mondar mandir dari rumah Ibu ke rumah ku. Upaya pertama, tentu membawa Ibu ke Dokter terdekat. Ibu dirontgen kepala. Dari hasil rontgen, dokter menyimpulkan tidak ada keretakan. Dokter memberi pengobatan untuk menghindari terjadi pendarahan otak.

Kondisi Ibu dari penanganan pertama tidak memberi perbaikan yang signifikan, kami terus mencari informasi penyembuhan Ibu sampai akhirnya kami memutuskan membawa Ibu untuk berobat ke Penang, tepatnya ke Penang Adventist Hospital (PAH). Satu-satunya maskapai yang ada saat itu dan terjangkau dengan keuangan kami adalah Air Asia Indonesia. Dengan menggunakan maskapai ini, aku dan adik mendampingi Ibu berobat ke Penang dengan nyaman. Pihak maskapai sangat membantu dan mengakomodir kebutuhan kami khususnya Ibu yang dalam kondisi sulit berjalan. Pada saat masuk kedalam pesawat, Ibu diantar dengan kursi roda dan didudukkan terlebih dahulu sebelum penumpang lain naik, demikian pula saat mendarat, petugas mengantar Ibu sampai ke kendaraan yang menjemput kami.

Keesokan harinya Ibu menjalani pemeriksaan secara detil dibawah pengawasan Dokter Lim dan Dr Ng Cheok Man, dan dari hasil pemeriksaan dinyatakan ada gumpalan darah di otak akibat pecahnya pembuluh darah yang diupayakan dihilangkan melalui obat terlebih dahulu. Apa yang tidak terdeteksi di Indonesia, terdeteksi di PAH. Namun jika upaya tidak berhasil, akan dilakukan tindakan operasi. Aku dan adik terkejut dan kaget namun berusaha tegar didepan Ibu, kami berdua tidak mengharapkan ada tindakan apapun untuk Ibu tapi kami berdua menuruti saran Dokter dengan keputusan yang ada dalam postingan “Ibu Di Rumah Sakit”. Kami bergantian menunggu Ibu di Rumah Sakit. Ibu dirawat di RS mulai malam itu.

Pemeriksaan dan perawatan Ibu sudah aku tuliskan dalam postingan yang berjudul “Ibu Dirawat Di PAH”

Puji syukur kehadirat Tuhan, kondisi Ibu membaik setelah 3 malam dirawat di PAH, maka pada pemeriksaan hari terakhir setelah semua dinyatakan baik, Ibu diijinkan meninggalkan RS.

Kepulangan kami ke Tanah Air juga bersama Air Asia Indonesia berjalan baik walau ada penundaan beberapa jam dengan pemberitahuan sebelumnya. Pengobatan Ibu di Penang dan penyembuhan beliau berkat terbang kesana memberikan dampak yang luar biasa pada kesehatan Ibu. Ibu kembali pulih, ceria walau sudah berkurang kegesitannya. Aku tersenyum membaca tagline yang menjadi slogan Air Asia Indonesia “Now Everyone Can Fly” ya betul, Everyone, siapapun dapat terbang, sekalipun dalam kondisi sakit akan diberi bantuan dan kemudahan untuk terbang demi pengobatan.

Air Asia Indonesia bukan hanya mengubah hidupku tapi juga mengubah Ibu menjadi lebih sehat. Keputusan membawa Ibu berobat ke Penang dan terbang bersama Air Asia adalah keputusan yang tepat. Terimakasih Air Asia Indonesia.

“Tulisan ini diikutkan dalam Kompetisi Blog 10 Tahun Air Asia Indonesia