Jamuan Makan Ala Carte di Pasir Muncang

Suatu kehormatan bagiku, bahwa pada hari Sabtu, 30 November ini, aku menerima undangan Jamuan Makan Malam di kediaman Prof Bambang. Niat awal kami (aku dan mbak Tanti) adalah sowan (saja) tapi malah sebaliknya. Kami diundang makan malam yang bukan ala kadarnya tapi ala carte, dari hidangan pembuka sampai hidangan penutup.

Walau tidak terkejut dengan penyajian ala Prof Bambang ini ( puji Tuhan, ini undangan yang kedua buatku) tapi aku tetap terpesona dengan segala pernak pernik persiapan yang telah dilakukan Prof Bambang dengan dibantu chef Pasir Muncang, bu Neng. Undangan pertama berupa undangan makan siang, bisa dibaca di sini ya

Ini email yang beliau kirimkan pada siang hari, saat acara peluncuran buku berlangsung

MENU MAKAN MALAM 

30 November 2019

( pukul 18:00)

Tamu 3 orang (Bu Laraswati cs + Tuan  Rumah)

Total 4 orang (Meja bundar, taplak putih, serbet putih Damask; piring putih; cangkir kopi putih).

Minuman pembuka

 Stoop jambu merah

Entre

 sop kacang merah dengan telur puyuh

Makanan utama

Nasiputih, ayam rica2 (a’la Pasirmuncang), garang asem (daging sapi),

Rolade (cincang plus telur)

Cap Cai a’la Pasirmuncang (kembang tahu, wortel, broccoli, bloemkool)

Penutup

Kopi (Gayo Arabica), atau Teh (Earl Gre Tea), atau Cocoa (Windmolen); tentu saja dengan gula dan cream.

Aku tidak sempat membaca dan baru membalas beberapa menit setelah acara selesai. Karena mbak Alaika ikut, maka balasanku adalah menambah jumlah 1 orang, tanpa menghitung supir. Rupanya hal ini membuat terjadinya perubahan (tentu saja), terutama di setting meja makan.

Ini menjadi catatan pelajaran buatku, untuk tidak melakukannya lagi terutama dengan Prof Bambang dan mungkin juga dengan Undangan yang sudah menetapkan jumlah orang.

Walau agak tegang di awal kehadiran kami, namun acara makan malam itu berlangsung santai dan menyenangkan. Yang membuat teman-temanku terkagum dan tersanjung. Semua disajikan sesuai dengan urutannya.

dg1 dg1aKami sangat menikmati, ditambah lagi dengan hujan yang mengguyur kawasan Pasir Muncang ini. Prof Bambang melayani kami, tamunya dengan sangat baik.
Setelah makan malam, kami diajak berkeliling kedalam rumah dan Prof sempat menunjukkan beberapa bunga yang sedang berbunga malam itu. Aku juga dibawakan satu pot tanaman.
dg1d dg1cSempat meminta Prof Bambang membubuhkan tanda tangan dalam buku beliau yang berjudul Derap Langkah Seorang Astronom, yang covernya adalah hasil jepretanku di bulan Februari 2019.

dg2Terima kasih aku ucapkan pada Prof Bambang yang sangat berperan dalam penulisan bukuku “Aku dan Alam Semesta” semoga pertemanan dan rasa kekeluargaan ini bisa terus langgeng.

Terima kasih juga untuk Pak Arief Arianto, teman yang kerap mengapresiasi, memberi aspirasi dan inspirasi. Sudah menyempatkan hadir dalam peluncuran buku, berkenan memberikan sambutan dan ide cemerlang untuk kelanjutan pemasaran buku Aku dan Alam Semesta.

Terima kasih untuk jamuan makan malam nya yang enak dan enak sekali, khususnya kopi Gayo (yang mahal itu, dan baru kali ini kucicip), mantabs…..ditemani pisang goreng, di malam yang dingin dan tenang, halah…. (mulai berimajinasi dan berhalusinasi 😉 )

dg1bTerima kasih juga untuk bu Neng, sang chef, yang bersedia pulang lebih larut dan tentunya sharing resep Garang Asem nya yang asem-asem segar belimbing wuluh.

IMG-20191202-WA0054Rumah Prof Bambang yang penuh dengan buku, membuat betah dan selalu ngangeni, apalagi makanan yang disajikan enak dan sehat. Kata Prof Bambang, tanpa penyedap rasa dan semua bumbu yang diuleg, bukan bumbu jadi. Rahasia hidup sehat panjang umur seperti Prof Bambang ya, amin…..

Salam kuliner 😉

 

Tulisan ini berlanjut ya, untuk beberapa foto tanaman dari kebun Prof Bambang Hidayat


Hadiah Buku Biografi (dari) Profesor Bambang Hidayat

Buat penulis, mendapatkan sebuah hadiah buku merupakan sebuah hadiah yang tak ternilai harganya dan membahagiakan. Apalagi langsung dari tokoh dalam buku tersebut. Wah tak terungkap senangnya. Sesuai dengan quote yang pernah aku tulis pada tahun 2017 ini,

dlarasquote2

Buku berjudul “(Profesor) Bambang Hidayat : Derap Langkah Seorang Astronom” diantar kedua penulisnya, E. Sulistialie dan Siti Fatima, pada 18 September 2019 ke kediaman Prof Bambang, tepat pada hari ulang tahun Prof Bambang yang ke-85. Dikirim langsung oleh Prof Bambang kemarin dan pada hari ini, 20 September 2019, buku tersebut sudah aku terima.

prof3cake

Senang? Iya…. senang bangeeet…. siapalah aku ini, mendapat buku dari seorang penting, seorang Guru Besar ITB bidang astronomi.

prof1

 

2019-09-21 18.18.30Matur sembah nuwun. Terima kasih Prof, selamat Hari Ulang Tahun ke-85, semoga selalu diberi kesehatan, panjang umur, selalu menginspirasi dan memberi semangat buat kami. Aamiin….

#delaras

#delarassemesta


Pertemuan 12 Februari 2019, Pasir Muncang

Malam, 12 Februari 2019, tiba dari perjalanan Bandung ke Serpong, pulang pergi dan berada di Bandung, yang hampir 15 jam, ga sabar rasanya untuk segera mengupload foto ini di akun media sosial Facebook. Ntah kenapa hatiku begitu gembira. Mungkin karena sehari sebelumnya dan sampai pagi itu, badan mendadak terserang flu sehingga rasanya ingin membatalkan pertemuan, namun rasanya tidak enak pada Prof Bambang Hidayat, seorang astronom Indonesia, yang sudah jauh hari mempersiapkan undangan makan siang ini.

Screenshot_2019-02-12-19-42-23

Lalu yang kedua, karena aku bertemu dengan orang-orang luar biasa, yang baik hati dan rendah hati. Walau obrolan yang dibicarakan beragam, mulai dari tujuan awal kedatangan, membahas naskah proyek tulisan awal 2019  (tepatnya gambar ilustrasi karena tulisannya sudah disetujui Prof Bambang melalui komunikasi e-mail) sambil menikmati stoop cassava (setup jambu yang seger banget) di teras samping, lalu Prof mengajak berkeliling melihat buku-buku, baik  yang berisi tulisan Prof Bambang, maupun yang berkaitan dengan planet dan alam semesta,  di perpustakaan beliau.

DG1

Ini pertemuan pertamaku langsung dengan Prof Bambang, setelah awalnya berkomunikasi melalui email pada 21 Desember 2018. Alamat email Prof Bambang, aku peroleh dari rekan sesama blogger, yang juga seorang wartawan Tempo, pak Baskoro. Sayang pak Baskoro tidak bisa hadir pada hari ini..

Profesor menerima kami dalam busana kemeja lengan pendek warna putih dengan celana panjang biru tua. Dalam usianya yang sudah 84 tahun ini, beliau nampak sehat dan tidak pikun seperti kebanyakan orang di usia itu, mungkin karena beliau aktif membaca dan berkomunikasi dengan banyak orang. Pertama aku tiba di rumahnya, beliau sendiri yang langsung turun membukakan pintu, menuruni trap-trap tangga teras dengan cepat. Rumah beliau asri dengan banyaknya tanaman dan bunga, wanita mana yang tidak menyukai pemandangan seperti ini, pasti betah duduk berlama-lama kan ? 😉

BeautifulGarden_1

Obrolan makin bervariasi, setelah Prof Iwan dan Prof Hendra datang. Kami saling bertukar buku. Obrolan mulai dari kalender,  kalender islam, perayaan imlek, atheis, tanaman, penerbitan buku, hari raya dewali di india, Tuhan tidak tidur, global warming, wine, transportasi online, di antara kuliner yang disiapkan oleh Chef andalan di kediaman Prof Bambang, Neng Sunarti (yang akan kuceritakan di postingan berikut). Dan makin seru obrolan dengan kehadiran prof Harijono, yang hadir setelah pukul 13.00, sayangnya aku sudah mohon diri pada pukul 14.00, setelah hujan petir reda.

Prof BHT n HG Prof BHT n IP Prof H n HG

Dari pertemuan ini, apa yang bisa aku simpulkan ? menurutku, betul kata pepatah tentang padi yang selama ini aku dengar, semakin berisi, semakin merunduk, demikianlah dengan para profesor ini. Yang semula (sebelum berangkat tapi sudah diberitahu prof Bambang) bahwa yang akan hadir adalah rekan-rekan sesama profesor, kubayangkan akan menyeramkan dan tidak nyambung dalam pembicaraan dengan pikiranku yang simpel dan terbatas ini, ternyata tidak terjadi. Mereka semua baik dan rendah hati, bahkan ada yang akan membantu jika aku bermaksud menerbitkan bukuku  di Percetakan ITB, wow….

Yang kedua, adalah, banyak-banyaklah membaca, agar mempunyai banyak pengetahuan dan bisa bicara mengenai apa saja.

20190213_060021

Oh ya selain berkeliling di ruang kerja beliau, beliau juga menunjukkan di mana spot beliau duduk memandang dan memotret bulan dan semesta, juga berkeliling ke halaman yang penuh dengan tanaman.

Bulan dan Venus 20119 0459 kabut tipis masih menyelimuti Dewai malam

?????????????

Pertemuan ini akan dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya, untuk merampungkan naskah dengan ilustrasi yang dibutuhkan untuk proyek tulisanku dengan mbak Tanti ini. Selain itu Prof Bambang juga bermaksud mengundang rekan-rekan sesama penulisnya untuk hadir kembali. Sekali lagi, terima kasih ya Prof Bambang untuk undangan jamuan makan siangnya, yang luar biasa, ditemani diskusi hangat dengan teman-teman baru.

Semoga semua diberi kesehatan untuk terus berkarya. Salam semesta.

 

 

Berikut catatan tambahan yang dikirimkan Prof Bambang padaku melalui email, pada 17 Februari 2019

mBak Laraswati, banyak terima kasih untuk tulisannya. “kesalahan2 besar”, dalam artikel itu ialah;
  1. Tentang menu, nama masakan yang “ngawur” bahasanya: bukan Inggris, bukan Jerman, bukan Belanda, bukan Indonesia.
  2. Kawan2 saya itu memang GB ITB, on their own rights(dengan sumbangan ilmiahnya) dan berbeda umur dengan saya beberapa tahun (banyak).  Saya pernah mengajar pak Iwan. Karena autograph dalam sebuah buku yang dikirim dari India (dia pernah menjadi atase Kebudayaan) tertulis   “untuk guru saya”. Kami bertemu, kerumpul, dalam kapasitas manusia biasa, yang bertukar pikiran.
  3. Salam hormat, dan terima kasih. Tak ada komentar lain. Bambang Hidayat