Event Nuram Marun Mei – Juni 2021 : 3 dari 5

Iya betul, bulan April 2021 yang lalu, aku kembali mengikuti nulis ramean di Ellunar Publisher. Aku ikut di 3 dari 5 event yang diadakan, yaitu Cerita Pendek tema Terminal, Cerita Pendek tema Semangkuk Opor Ayam dan Ketupat serta Puisi dengan tema Cokelat. Senang karena berhasil lolos sebagai naskah terpilih Event Nuram Marun bersama penulis-penulis pilihan.

Buku pertama hasil program Nuram Marun edisi Mei-Juni 2021

Judul: Terminal
Penulis: Ayu Widya Ningsih, Ziyah Violetta, dkk
Jenis: Kumpulan Cerpen
Ukuran buku: 14×20 cm
Harga: Rp 65.000

BLURB:
33 Penulis Nuram Marun Mei-Juni 2021
Ziyah Violetta (@awxziii) – En_mulyani (@en_mulyani) – Cacti (@ys.cwc) – Patricia Vanessa Kimberlee (@ssavanessa.kmbrl) – Rimanda Sari (@saririmanda) – de Laras (@dlaraswatih) – E. F. “eLPeace” Anizar (@efanizar) – Avianna Ricitra (@aviannaricitra) – Novita Purwatiningtyas (@pnovita01) – Aira Rayhana (@isna.aira) – Hani’a Khoirunnada (@hania_khoiru_nada) – Lyanisa Kurnia Azzahra (@Lyanishkins) – Sri Mulyani (@Moelyani_225) – Gotham pane (@rini_utami_pane) – Bebi P. Ramadhan (@beepramadhan) – wijiagstn (@wijiagstn) – Kiki Utari (@f.kikiutari) – Na-Ainaa (@naainaanoo) – Agus Tjahjoadi (@aguscahyoadi) – Nara Zihana (@ghzihana) – Maulida Fitriatusyifa (@maulft_) – Chocolala (@laduniaaar) – Ayu Widya Ningsih (@_aayuwidyaa) – Raneisha Alaia Dahayu (@yuniar.astuti.r) – Widya Desriana (@widdesriana) – Anjani Pramita (@ira_adriati) – Malchai (@malachaiofficial) – A. Wulandari (@bundaamel25) – Dwikadekaa (@Jurnaldekaa_99) – A. Prana Sadewa (@adipranasadewa) – Ummu Hanie (@hanieummu) – Moony Tan (@noble.moony) – Am_Disrinama (@am_disrinama)

Buku kedua hasil program Nuram Marun edisi Mei-Juni 2021

Judul: Semangkuk Opor Ayam dan Ketupat
Penulis: Afreya Leisa, Novita Ayusman, dkk
Jenis: Kumpulan Cerpen
Ukuran buku: 14×20 cm
Harga: Rp 65.000

BLURB:
21 Penulis Nuram Marun Mei-Juni 2021
Novita Ayusman (@nayvitayu) – Amelia Novita Gosal (@Cloudyamphantom ) – Unesia Drajadispa (@fraunesia) – Novita Purwatiningtyas (@pnovita01) – Moony Tan (@noble.moony) – Nuri Pramita (@nupra.nupra) – de Laras (@dlaraswatih) – E. F. “eLPeace” Anizar (@efanizar) – Anjani Pramita (@ira.adriati) – Aira Rayhana (@isna.aira) – Samya Miskad (@samyamiskad) – Dina Istanti (@di_Istanti) – Kiki Utari (@f.kikiutari) – Aquila ADC (@good_vibes20205) – Umie’ (@umie_zizi) – Siti Barozah (@sitibarozah) – Rashida Aulia Dahayu (@yuniar.astuti.r) – A . Wulandari (@Bundaamel25) – Rika Iczo (@_rikaiczo) – Afreya Leisa (@afreyaleisa) – Am_Disrinama (@am_disrinama)

Buku ketiga hasil program Nuram Marun edisi Mei-Juni 2021 adalah kumpulan puisi

Judul: Lewat Secangkir Cokelat Panas
Penulis: Maharani Gita Kusumawardani, Elvis F Anizar, dkk
Jenis: Kumpulan Puisi
Ukuran buku: 14×20 cm
Harga: Rp 50.000
Pesan: Official Webstore Ellunar (klik tautan di bio)

BLURB:
34 Penulis Nuram Marun Mei-Juni 2021
Elvis F Anizar (@efanizar) – Moony Tan (@noble.moony) – Erza Aldis (@erza.aldis) – Lyinns (@tono.lin) – Febi Syam (@febirsyam) – EFD (@elisabet.f.dina) – de Laras (@dlaraswatih) – Elsa Dwi Agung Kurniafin (@elsha_elanta) – Eka Rahma (@erahma115) – Mey Aisyah (@mey.aisyah91) – Lailatul Azizah (@la.azizah_) – Ina Cibro (@inacibro) – Amelia Novita Gosal (@cloudyamphantom) – Meera (@mee fitriea) – Monica Lestari (@badawahaneulijoha98) – Rohma Desi (@rohmadesi84) – Widya Desriana (@widdesriana) – Aquila ADC (@good_vibes20205) – wijiagstn (@wijiagstn) – Maharani Gita Kusumawardani (@raniemoo) – Anjani Pramita (@ira_adriati) – Agus Tjahjoadi (@aguscahyoadi) – Civa (@civsyadzamasnun) – Nailaarr (@nailaa1206) – Siska Irma Diana (@Siska_aidi) – Rika Iczo (@_rikaiczo) – Aira Azura (@aira_annisa_) – Rahmirte (@rahmirte) – SINTA ALIFATUL KHOLILLAH (@sintakholillah10) – Malachai (@malachaiofficial) – kandiw (@kndiiwt) – Annisa Devi N (@annisa_devi.n) – A. Prana Sadewa (@adipranasadewa) – Am_Disrinama (@am_disrinama)

Pesan: Official Webstore Ellunar (klik tautan di bio)

NuramMarunMei2021

Dalam Antologi Terminal, naskahku berjudul Kau, Bandara Jiwaku. Dalam Antologi Semangkuk Opor Ayam dan Ketupat, naskahku berjudul Harapan Hari Raya di Masa Pandemi. Sedangkan dalam Antologi Puisi “Lewat Secangkir Cokelat Panas”, ada dua naskah puisi yaitu berjudul 1. Senja, Secangkir Cokelat dan Sepotong Brownies 2. Cawan Cokelat dan Sebongkah Rindu. Nah penasaran ga? Dan masih banyak lagi karya menarik lainnya dari penulis yang tergabung kali ini

Salam literasi. Silakan kunjungi IG Ellunar Publisher di @ellunarpublisher. Mari kembangkan bakat menulis kita dengan tema-tema yang menggelitik dan bersama para penulis saling memberi semangat menulis

 


“Hanya Karena Ibu” dalam Antologi “Pulang”

Ibu adalah sosok yang selalu dirindukan. Buat kebanyakan orang pada umumnya. Tapi mungkin tidak, bagi sebagian orang. Ibu juga bukan manusia sempurna. Ibu punya banyak pilihan dan pada beberapa ibu ada keberanian untuk memilih. Setidaknya kalau Ibu bukan alasan untuk pulang, makam Ibu akan jadi tempat untuk ungkapan syukur dan kerinduan.

IMG-20210213-WA0003-1

Dalam sebuah event yang diadakan oleh Perkasa Creative Writing bertema Pulang, di akhir 2020, aku menuliskan sebuah cerpen berjudul Hanya Karena Ibu. Karena memang hanya Ibu-lah, alasan kerinduan Ginanjar, sang tokoh untuk pulang ke rumah. Bagi Agin, begitu ia biasa disapa adik-adiknya, Ibu adalah penguat, pendorong dan penopang hidupnya. Di tengah kekacauan hidupnya, bayang Ibu membuat ia mampu bertahan. Ibu juga menguatkan agar Agin sabar menanti keputusan dari balik jeruji penjara.

Mari kita nantikan terbitnya buku antologi Pulang ini, yang juga berisi kisah dari para penulis lain, yang menyentuh hati para pembaca.

Oh ya, saat ini, 9 Maret 2021, masih dalam tahap voting cover

WhatsApp Image 2021-03-08 at 19.35.42

WhatsApp Image 2021-03-18 at 16.05.38

Salam literasi.


Buku Solo Terbaru : Halusinasi Kopi

prhk2 Paham soal kopi? Engga terlalu. Kok berani nulis tentang kopi? Suka aja. Iya, memang karena suka pada aroma kopi, aku memberanikan menuliskan buku ini. Buku ini menuliskan tentang halusinasi setelah bersentuhan dengan kopi. Bukan kopinya semata. Ada yang berbeda. Ada yang unik terjadi saat aku menghirup aroma kopi. Kala sedih, kala susah, kala senang, kala penat, aroma kopi atau minum kopi, membuat sedikit cerah kehidupan.

Sejak kapan suka ngopi? Dari kecil suka dicekoki kopi. Kata Ibu, supaya ga step (~kejang). Lalu tertular dari Ibu. Lalu punya beberapa pohon kopi sehingga wangi sangrai kopi selalu tercium di rumah. Berlanjut menikah dengan perokok dan pengopi berat, yang sebenarnya akhir ini sudah berkurang. Eh malah jadi aku yang ga bisa lepas, walau masih dalam porsi kecil, karena ada teman-teman baik yang suka ngopi.

Karya ini kuhaturkan untuk semua orang yang menjadi penikmat kopi. Penikmat yang apa adanya. Yang hanya tahu bahwa rasa kopi itu nikmat, sedap, dan dahsyat. Semua itu karena adanya sensasi dari aromanya yang kerap menggetarkan seluruh sendi, saraf, bahkan nadimu.

Karya ini suka-sukanya aku pada kopi, aromanya, rasanya, nuansa, halusinasi, rindu, dan imajinasi tentang segala dari kopi. Aku bukan ahli, apalagi barista, di bidang perkopian. Aku hanya penikmat yang kerap melanglang buana dengan pikiranku sendiri karena secangkir kopi.

Diterbitkan oleh Stiletto Indie Book, dengan pembuka pengantar dari Ayu Utami, penulis dan sastrawan Indonesia, berjudul Secangkir Kopi dan Kopi Tarot. Kata Pengantar dari Ayu Utami ditutup dengan manis dengan sebuah puisi berikut ini. Foto Puisi Ayu Utami Cover buku ini adalah hasil jepretan dari teman baik, Bapak Arief Arianto dan didesain oleh Tim Stiletto dengan apik. Foto ini sangat sesuai dengan sub judul dari buku Halusinasi Kopi, yaitu Ketika Kopi (Tidak) Selalu Pahit dan Hitam.

Cove HK_FIN2 Buku ini berisi 68 tulisan (puisi, prosa, fiksi mini dan sketsa) dan puluhan foto ngopi di berbagai tempat, full colour, 134 hal, soft cover, book mark. Goodie bag untuk 50 pemesan pertama, hanya dengan Rp 80.000,- saja.

HALUSINASI KOPI Ketika Kopi (Tidak) Selalu Pahit dan Hitam Continue reading


Makna Ramadhan Di Masa Pandemi

#delarasfiksi

cov

“Aku senang ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun ini,” kata Asti. “Kenapa? kan sedang pandemi begini. Kemana-mana ga bisa. Ga bisa sholat tarawih di masjid. Ga bisa bukber sama teman-teman,” jawab Julia.

“Kamu tahu kenapa?” Asti balik bertanya.

“Ya enggalah. Kan aku ga senang,” sahut Julia dengan kesal melalui video call.

Asti pindah lokasi bicara, sambil berbisik, ia berkata,” Selama bulan Ramadhan, ibuku ada di rumah, tidak rapat-rapat di kantor sampai malam. Ayah tidak dinas ke luar kota selama bulan Ramadhan. Biasanya aku hanya sholat tarawih sama Mbak Yem dan adik. Kali ini, aku bisa bikin kue lebaran sama Ibu, walau payah buatan Ibu tapi seru. Besok kami akan buat ketupat sama-sama. Dan ayah bisa jadi Imam setiap malam saat kita tarawih, walau ayat yang diulang itu-itu aja. Aku dan adik senyum-senyum aja, tapi ga apa-apa, kita semua belajar.”

“Iya sih bener juga. Aku juga begitu,” sahut Julia.

“Tahu ga, apa yang bikin aku bahagia dan terharu setiap selesai sholat tarawih masa ini?” kata Asti lagi, dengan suara lebih pelan. Mungkin kuatir terdengar Ayah Ibu nya.

“Apa? ah kok sampai terharu segala?’ tanya Julia ingin tahu.

“Aku terharu setiap selesai sholat, Ibu mencium tangan Ayah. Dan Ayah mencium kening Ibu. Bertahun-tahun aku tak pernah menyaksikan itu,” jawab Asti sambil menghapus tetes air di ujung sebelah matanya.

#maknaramadhan #ibadahdirumahaja #delaras