Berjemur Itu Menyehatkan

Berjemur adalah kegiatan yang jarang kita lakukan. Namun sejak wabah virus Covid 19, menjadi salah satu anjuran untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Bahkan disarankan dilakukan di atas pukul 10 karena sinar UVB dihasilkan.

Saya jadi terimgat pesan Bapak Bambang (Prof Bambang Hidayat, astronom Indonesia) untuk menjemur lutut agar lutut menjadi kuat. Di hari kerja, orang banyak kerja di ruang AC dan mengenakan rok/celana panjang. Sepanjang hari, orang berada di dalam ruangan ber AC. Berangkat pagi dan pulang malam. Kalau pun sempat melakukan olah raga, biasanya juga hanya untuk mengeluarkan keringat dan olah tubuh, dalam ruang AC di tempat gym atau fitnes centre.

Sinar matahari sesungguhnya menghangatkan tubuh juga dan tersedia gratis. Namun kerap kita tidak sempat. Tak apa kulit menjadi lebih gelap yang penting sehat.

Prof Bambang menambahkan dalam emailnya pagi ini (30 Maret 2020) sebagai berikut,

Kawan2 yang baik,  jam2 termaksud baik karena jalan sinar (terutama agar UV sampai kebadan dan bekerja membentuk vitamin D) bukan karena Matahari-nya yang berubah, tetapi karena “jalan cahaya” yang berbeda.

Pada pagi hari jalan cahaya dari Matahari menempuh lintas panjang (karena miring) diatmosfer Bumi. Jadi UV berkurang, diserap partikel yang berada di atmosfer.

Pada jam 10 lintasan sudah menjadi pendek, karenanya UV dapat mencapai badan secara optimal (di Jakarta jumlah partikel itu berubah – ubah tergantung laju “polusi”).

Matahari diketahui  sudah 4 miliar tahun tidak berubah, komposisi cahayanya, menurut panjang gelombang, tetap.

Yang berubah justru angkasa (atmosfer) Bumi.sendiri.

Oleh karena itu sebenarnya masukan UV pada jam yang disebutkan di atas harus ditera, untuk diketahui kesesuaiannya dengan suatu tempat.

Wilayah, tempat, yang berpartikel renik akan menyebar gelombang UV, pendek sekali, sehingga sebagian akan hilang tidak dapat mencapai permukaan Bumi dalam kuantitas yang diperlukan.

sun2
sun1

Sejak wabah ini menyebabkan himbauan #socialdistancing sehingga akhirnya keluar himbauan #workfromhome #schoolfromhome #prayfromhome, kegiatan berjemur ini menjadi salah satu kebiasaan kami.

Aku sendiri melakukan jalan pagi depan rumah mulai pukul 7 selama 30 menit setelah melakukan pencatatan kehadiran. Setelah itu, berjemur lagi mulai pukul 10 selama 15 menit.

2020-03-30 12.16.18

Bisa dengan membaca buku, mendengarkan musik atau berbincang dengan anak. Hasilnya tubuh terasa lebih segar dan batuk yang sebelumnya ada jadi berkurang. Kalau kata si bungsu, tidur siang menjadi lebih nyenyak. Mari kita lakukan dan jadikan kebiasaan rutin yang baik. Mumpung ada di rumah.

Salam sehat 🙂


Aku dan Alam Semesta ON Air di RPK FM

Sabtu, 7 Maret 2020, Bincang Buku “Aku dan Alam Semesta” dengan penulis de Laras dan ilustrator @nengtantiamelia.

IMG-20200304-WA0013

20200307_100605

Acara diselenggarakan di Radio Pelita Kasih @963rpkfm yang bertempat di Jalan Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur, dari pukul 10.00 – 11.00, bersama para penyiar Mbak Ayu, Mas Jun dan Mbak Merry, serta operator Kak Angel.

Screenshot_2020-03-07-10-33-26

Acara non komersial ini terselenggara bersama komunitas Goodreads Indonesia, sebuah komunitas pembaca buku (ter) besar di Indonesia dengan jumlah pembaca sekitar 5.000 orang.

20200307_093443

IMG-20200307-WA0001

Bincang buku selama 1 jam ini dibagi dalam 4 segmen, juga mengundang interaksi bersama pendengar dengan kuis berhadiah buku “Aku dan Alam Semesta”. Terima kasih pada bang Jimmy Simanungkalit yang sudah mengundang kami untuk hadir.
.
Bagi yang tidak sempat mendengar langsung, live streaming kami dapat didengarkan di channel Youtube.

#delaras
#delarassemesta

@klubsiarangri
#klubsiaranGRI
#goodreadsindonesia
#bacaituseru
#akudanalamsemesta


Hidup Bak Pohon

Buat aku, para ibu dan kaum perempuan. Hiduplah kuat tegar seperti pohon.

pohonHidup seperti pohon. Akarnya kuat menancap, jadi tumpuan banyak hal, jadi tempat curhat, jadi tempat sandaran, jadi tempat pelampiasan. Batangnya jadi tempat hinggap burung dan ia toh membiarkannya, bahkan burung membuat sarang pun diterimanya. Pohon jadi tempat bernaung dan berlindung, bagi siapa saja, yang ingin berteduh saat kepanasan, atau kehujanan.

Hidup kuat seperti pohon, yang daunnya bisa berubah warna, rontok bahkan diterbangkan angin, tetap ga protes. Semua dilalui dan dijalani, mengikuti musim yang datang dan berganti. Menanti dengan sabar, musim yang akan datang.

Hidup seperti pohon, yang terus tumbuh bertambah kuat dan timggi. Menghasilkan banyak buah dalam pertumbuhannya. Walau apa yang dihadapi, tetap bisa berguna.

Hiduplah seperti pohon, hai bu ibu dan para perempuan. Tegar, jangan bnyk mengeluh, jangan sakit, selalu kuat, karena kita ini tempat bertumpu banyak orang. Mesti jadi penyemangat hidup. Ya buat anak terutamanya, buat pasangan, teman dan orang sekitar serta saudara bahkan orang tua kita

Hidup seperti pohon, yang tahan uji dan badai tapi tidak kerdil jiwa dan hidupnya

Catatan :

Ini pohon bernama Bottle Brush (Sikat Botol), berada di halaman belakang rumah Prof Bambang Hidayat, bisa mencapai tinggi tiga meter, jika ditanam di atas tanah. Tapi tanaman ini juga bisa menyesuaikan diri jika ditanam di dalam pot yang besar atau yang kecil. Sama seperti ketika bagaimana Tuhan berkehendak dalam hidup kita.


Warna Jiwa Mejikuhibiniu

Sudah berpuluh kali melihat Kuis Warna Jiwa ini di timeline nya teman-teman. Ga pernah bermaksud ikut karena pastilah kuis ini hanya untuk lucu-lucuan saja. Belum diketahui metode nya seperti apa.

warnajwSemalam, tak sengaja nge-tap dan benar…. setiap kali nge-tap, muncul warna jiwaku beraneka warna, berganti-ganti, ada merah dan hijau di antaranya… jangan-jangan warna jiwaku BangJo (lampu lalu lintas Abang Ijo Koneng) atau malah Warna Pelangi…. iyuuh, jiwa kok warna warni.

Secara ilmiah, tepatnya dalam ilmu psikologi, kesukaan seseorang terhadap warna dapat menunjukkan sifat dan perilaku seseorang, yang kadang juga dapat mempengaruhi kepribadiannya. Di dalam ilmu psikologi, warna memang sangat berpengaruh terhadap jiwa seseorang, kepribadian bahkan hingga kesehatan.

Selain itu tidak selalu kesukaan kita terhadap suatu warna, menunjukkan warna jiwa kita sesungguhnya. Jiwa itu sesungguhnya punya warna dan warnanya mencerminkan tingkat perkembangan rohaniah seseorang. Ada banyak hasil penelitian tentang Warna Jiwa, diantaranya yang terkenal adalah Hasil Penelitian Dr Newton (ada minimal 6 level warna jiwa) dan Warna Jiwa Manusia dari pengamatan 168 Media (ada 8 level, mulai dari basic sampai master). Wih serius ya ternyata.

Mengenali warna jiwa bukanlah salah, justru itu kerap digunakan. Ada tools yang mendalam untuk mengetahui warna jiwa seseorang. Bukan hanya seperti yang aku ikuti di atas. Setiap refresh atau tap, warna jiwaku berganti 😀

Yeah…. ini untuk lucu-lucuan aja ya, ada yang benar sih dari hasil kuis ini ?


Quote Challenge : Cinta Pertama

Ikut quote challenge sambil mengingat-ingat memang kapan ya cinta pertamaku?

Pernah waktu di SD kelas tiga, tiba-tiba ada yang meluk, eh sewot dong aku (malu sih tepatnya) lalu katanya, “maaf ga sengaja, kedorong teman” ih bisa aja, di situ sepi ya, tapi ya aku diem aja lah. Aku kan pendiam dan pemalu, eaa…..tapi dia bukan cinta pertamaku.

quote 1

20200212_092941quote 2

20200212_112542

Selamat mengenang cinta pertama ya, semoga kenangan indah adanya atau hanya sebuah cinta monyet belaka. Cinta memang selalu memberi semangat walau kadang membuat kita menangis dan sakit.

 

 

 

 

 


#quotechallenge #cintapertama
#menulisdenganhati


I am as I am

I love being by myself, love being outdoors, love taking a long walk with my dogs and looking at the trees (from their leaves up to the roots), flowers and the sky.

IMG_20191225_173608_803

I hope some day, I could do this, look up the sky, under the starry night, lying on the grass, with or without someone beside me (it doesn’t matter for me)… and a cup of coffee, of course.

I am as I am, I am an introvert

#delarassemesta