Hari ini tepat pada tanggal 4 Februari 2020 dilaksanakan Aksi Donor Darah. Aksi ini merupakan kerjasama rutin yang diadakan oleh Korpri Unit BPPT, Dharma Wanita Persatuan BPPT dan PMI Tangerang Selatan.
Selain itu, pada hari ini, setiap tahunnya, dicanangkan sebagai Hari Kanker Sedunia. Momen ini digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit kanker, yang merupakan pembunuh nomor dua di dunia.
Pada peringatannya kali ini, Hari Kanker Sedunia mengambil tema “I Am and I Will”. Tema ini berartikan bahwa sekecil apa pun hal yang dilakukan, setiap orang punya kapasitas dan peran untuk mencegah kanker.
Lalu apa kaitannya kegiatan Aksi Donor Darah pagi ini dengan Hari Kanker? Ternyata dari sekian banyak manfaat donor darah, salah satunya adalah menurunkan resiko terkena kanker. Jadi, mari kita mulai peduli akan kanker dan meningkatkan kesadaran untuk menjalani pola hidup sehat setiap harinya! ?
Dari informasi di atas, yang diumumkan beberapa hari di WAG, aku tergerak ingin ikut ambil bagian dalam aksi ini. Ntah rasa keberanian ini muncul dari mana. Sebenarnya beberapa minggu sebelumnya juga ada kegiatan ini di GKI Serpong, tapi karena suatu dan lain hal, aku dan suami batal ambil bagian.
Tahap pertama, mengikuti aksi ini adalah datang ke lokasi. Ya iyalah kalau ga di sana, di mana lagi. Oh ya, selain di tempat penyelenggaraan Aksi Donor Darah, kita bisa juga donasi langsung ke Palang Merah Indonesia (PMI) yang tersebar di setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Tiba di lokasi, calon pendonor mengisi Surat Pernyataan Persetujuan Tindakan Pengambilan Darah.
Setelah menyerahkan Formulir Pendaftaran, pendonor diberi nomor antrian. Sesuai dengan antrian, pendonor akan dicek tekanan darah dan Hb. Minimal tekanan darah adalah 100/70 dan Hb di atas 12. Di sini banyak calon pendonor yang gagal di tahap ini.
Setelah itu, meletakkan Form Pendaftaran yang telah diverifikasi petugas ke petugas yang melakukan pengambilan darah.
Saat melaksanakan pengambilan darah, pendonor berbaring. Proses pengambilan darahnya sama seperti saat kita melakukan pemeriksaan darah di laboratorium, hanya dalam jumlah yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama. Jumlah darah yang diambil sebanyak 350 ml atau 500 gram, dalam kantung darah selama kurang lebih 15 menit.
Selain itu ada sampel tabung yang disediakan untuk pemeriksaan darah, apakah pendonor ada terdeteksi masalah yang berkenaan darah, seperti HIV misalnya. Jika ya, maka pendonor akan segera mendapat pemberitahuan dari pihak PMI. Ini dilakukan untuk menjaga keamanan darah terhadap resiko penularan infeksi dari donor kepada pasien penerima darah. Setiap kantong darah harus diuji saring terhadap infeksi, antara lain terhadap Sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV
Puji Tuhan, akhirnya proses ini dapat berlangsung baik. Aku baik-baik saja, semoga ini menjadi kebiasaan baik di awal tahun ini. Aku juga baik-baik saja, tidak ada rasa lemas atau pusing, setelah tindakan pengambilan darah ini. Selain tentunya, rasa lapar, karena memang sudah waktunya makan siang. Panitia menyediakan minuman hangat, yaitu teh dan kopi serta roti dalam kotak.
Hal lain adalah hari ini, aku mampu memerangi rasa takut, untuk kebaikan yang lebih besar. Semoga bermanfaat dan menjadi berkah menolong sesama manusia.
Dari sumber berita Media Indonesia. 24 Juni 2019, diperoleh keterangan bahwa,
KEBUTUHAN darah di Indonesia belum terpenuhi seluruhnya. Berdasarkan perhitungan WHO, kebutuhan darah 2% dari jumlah penduduk atau secara nasional 5,2 juta kantong darah dibutuhkan Indonesia setiap tahunnya. Secara data, kebutuhan itu baru terpenuhi sekitar 92% yang berasal dari Palang Merah Indonesia (PMI).
Mari kita mulai dari sekarang, tidak ada kata terlambat untuk menolong sesama. Tuhan memberkati