Menikmati Kota Hujan Bogor

Libur Lebaran minggu lalu, kami pergi berlibur dan menginap selama 3 hari 2 malam di Hotel Santika Bogor, yang terletak di Jalan Raya Pajajaran Bogor. Sengaja memilih disana untuk menghindari kemacetan lalu lintas yang parah di Libur Lebaran ini. Kami berangkat pada hari Senin, 28 Juli 2014, pukul 09.00 pagi dan tiba di Hotel Santika sekitar pukul 10.00 pagi. Lokasi hotel tidak jauh letaknya dari pintu keluar tol Jagorawi Bogor dan berada satu lokasi dengan Mall Botani Square.

Setelah check in, karena masih belum dapat masuk kamar, kami mengisi waktu dengan berjalan kaki ke Kebun Raya Bogor, yang terletak di seberang Hotel melalui pintu 4. Dengan hanya membayar tiket masuk sebesar Rp 15.000,- (Lima Belas Ribu rupiah) sesungguhnya dengan persiapan yang matang, pengunjung bisa menikmati Kebun Raya ini sepuas-puasnya. Maksudnya dengan persiapan ya dengan bawa bekal makanan, alas duduk ataupun membawa sepeda untuk berkeliling.

Puas berjalan didalam Kebun Raya Bogor, kami keluar untuk mencari makan siang di Mall Botani Square. Anak-anak mulai berenang sepuasnya di sore hari setelah istirahat siang itu.

Pagi-pagi setelah sarapan, kami juga pergi ke depan Istana Presiden, yang memelihara banyak rusa di halaman istana. Pengunjung yang melintas atau sengaja berhenti disana, dapat memberi makan rusa-rusa yang ada disana, termasuk aku dan anak-anak.

Pada tahun 2012, populasi rusa tutul di Istana Bogor ini kabarnya ada sejumlah 600 ekor.

Dan menjadi pengalaman pertama buat anak-anak untuk memberi makan rusa. Makanan rusa banyak dijual di depan pagar Istana seharga Rp 1.000,- untuk seikat wortel atau kacang panjang

Selama berada di Bogor, kami juga sempat mengunjungi Kuntum Nursery Farmfield yang terletak di Jalan Raya Tajur, yang ada di postingan berikut.

Selain wisata agro bisnis nya, Bogor juga sangat terkenal dengan tempat wisata kuliner seperti Macaroni Panggang di Pangrango, ataupun Klappertart Huize, Jalan Suryakencana sampai dengan Lapis Bogor yang lagi trend dan Toko Roti Tan Ek TJoan yang legendaris sampai sekarang

dan

Hmmm…tak cukup rasanya hanya 3 hari 2 malam untuk mencicipi kuliner dan menikmati Kota Bogor, pasti akan kami kembali lagi kesana


Sate dan Gulai Kambing HM Harris, Asia Afrika

Seperti biasa, sebelum mendatangi suatu tempat, walau cuma ke Bandung saja, aku selalu searching dan browsing dulu kuliner apa yang wajib dikunjungi dalam perjalanan kali ini. Kebetulan kali ini aku menginap di Jalan Braga, maka setelah searching aku mendapat informasi tempat kuliner yang wajib dicoba yaitu Sate dan Gule Kambing HM Harris di Jalan Asia Afrika No 151 (Simpang Lima) Bandung

Jadilah Sabtu malam, kami menuju kesana. Lokasinya tidak jauh dari tempat kami menginap tapi karena berlaku sistem arus lalu lintas satu jalur, maka kami mesti memutar jalan melalui Jalan Dalem Kaum. Jika sudah tiba di Simpang Lima, perlambatlah kendaraan dan ambil jalur kanan karena Rumah Makan ini ada di sisi kanan.

Hari sudah menunjukkan pukul 20.30, namun antrian mobil masih banyak dan terus pendatang datang bergantian, maklum Rumah Makan ini buka 24 jam. Saat kami tiba di pintu rumah makan, kami sudah berada pada posisi antrian ke-3. Rumah makannya memang tidak besar, mungkin hanya sekitar 15 meja disana, yang dibagi bagian depan dan belakang, rumah makan tidak tingkat pula, jadi memang harus antri. Sambil menunggu, kami mulai memesan makanan.

Setengah jam menunggu, akhirnya kami dapat menikmati pesanan kami. Sesuai judul rumah makannya, maka disini memang hanya menyajikan SATE dan GULAI saja, tidak ada SOP. Jadi pesanan kami dua macam yaitu sate daging dan gulai. Sebetulnya ada variasi sate yang lain seperti ginjal, lidah dan hati tapi mungkin karena malam minggu dan ramai pengunjung, variasi lain habis. Disini memang hanya tempat untuk makan, kita tidak bisa santai-santai atau ngobrol lama-lama karena selama kami makan, pengunjung yang antri juga terus bertambah.

Sebenarnya sulit dicerna dengan kata-kata karena memang enak. Gulai kambingnya hampir seperti masakan Ibu tapi kuah santannya kurang kental menurut aku, tapi untuk rasa ya okelah. Sate nya disajikan di hot plate, jadi tetap hangat, empuk, matang luar dalam. Harganya standard lah, kurang lebih antara Rp 30 ribu per mangkuk gulai.

Sampai kami pulang, pengunjung bergantian datang dan pelayan rumah makan terus sigap mengipasi daging kambing untuk sajian. Selamat mencoba


RASA Bakery and Cafe, Tamblong

Hari kedua kami berada di Bandung, kami isi dengan banyak berjalan kaki sejak pagi, mulai dari bangun pagi berjalan di sekitar hotel, melewati Jalan Asia Afrika, Jalan Cikapundung Timur dimana loper koran banyak berkumpul disana, lanjut ke Jalan Naripan, Jalan Braga., Jalan Merdeka, Jalan Lembong, Jalan Telpon dan kembali ke hotel melalui Jalan Lengkong Besar.

Setelah sarapan di Hotel, kami berjalan-jalan di sekitar Jalan Riau, tempat beberapa Factory Outlet disana dan makan siang di Bandung Indah Plasa. Dalam perjalanan kembali ke Hotel, karena Bandung banyak menggunakan sistem satu arah kendaraan, kami melewati Jalan Tamblong dimana sebuah toko kue, rumah makan dan cafe yang menyajikan kuliner tempo dulu berada.

Nama tempat itu adalah RASA Bakery & Café yang berdiri pada tahun 1936, semula bernama Hazes, Pada tahun 1963, Hazes dibeli oleh Ny. Kamarga yang kemudian mengganti nama menjadi Rasa Bakery & Café dengan salah satu produk unggulannya yaitu ice cream buatan sendiri atau home made

Walau sudah berdiri puluhan tahun, Bakery dan Cafe yang serupa dengan Ragusa Italia di Jakarta dan Zangradi di Surabaya ini, tampak bersih dan modern walau kesan jadulnya tetap ada. Suasananya menyenangkan, tempatnya bersih tidak berdebu, pelayannya ramah dan siap membantu, juga makanannya enak-enak berdasarkan review dari beberapa orang yang pernah berkunjung kesana.

Karena kami baru saja makan siang, maka kami mencari yang ringan saja, yang pasti Ice Cream. Kami juga memesan Belgium Wafel dan beberapa potong pastry, yang sangat lembut dan enak sekali. Satu cup Ice Cream diberi harga Rp 12.000,- sesuailah untuk es seenak itu.

Selain makanan ringan seperti ice cram, cake, kroket, bitterballen, pizza dan mini lasagna serta aneka kue kering lainnya, RASA juga menyediakan menu sarapan pagi seperti laksa dan makanan utama lainnya seperti Sup Buntut dan Rawon.

Oh ya jika akan menuju ke tempat ini, dari arah Jalan Merdeka, lokasinya ada di sebelah kanan jalan, jadi bersiaplah mengambil jalur di sisi kanan. Tertulis ada papan nama “RASA Celebes” yang merupakan papan nama untuk menuju ke Rasa Bakery & Cafe dan Toko Olah raga “Celebes”. Selamat mencoba.

Rasa Bakery & cafe
Jl. Tamblong No.15
Bandung , Jawa Barat – Indonesia
Buka dari jam 08.00 sd jam 22.00
022 4205330


Jumpa Pengarang Sott’er Celo de Roma di Gandys

Siang ini, Senin, 8 Juli 2013, aku bertemu dengan pengarang buku novel Sott’er Celo de Roma, yang aku tulis resensi novelnya tempo hari disini, yaitu Donna Widjajanto, di Gandys Bistro, Teras Kota, Bumi Serpong Damai.

Kalau bertemu, mungkin hal yang biasa ya, nah kalau ditraktir, wah itu pasti ‘sesuatu’ dan ada apa gerangan ? 😀 Aku ditraktir sang pengarang karena memenangkan kuis yang diadakan Donna Widjajanto bersama Bentang Pustaka berkaitan dengan isi novel tersebut, ada 10 kuis yang diadakan dan Puji Tuhan, kuis ke 8 sampai dengan ke 10 yang aku ikuti memilih 1 pemenang dan pemenangnya diundang mendapatkan hadiah traktiran makan siang ini.

Senang tentu rasanya bisa bertemu langsung dengan penulis buku yang kita baca bukan, apalagi memperoleh tandatangannya. Aku jadi lebih mengerti latar belakang penulisan novel Sott’er Celo de Roma ini. Kami berbincang banyak hal, mulai dari buku novel ini sendiri, cara menulis, bagaimana menerbitkan buku dan mencari penerbit, juga masalah sekolah anak-anak dan kesibukan kami sehari-hari.

Tentunya berbincang sambil menikmati steak legendaris dari Gandys (aku mengenal tempat steak ini sejak aku berada di sekolah dasar, waktu itu hanya ada di jalan Melawai, Blok M saja) berupa sepotong daging steak, mashed potato, rebusan sayur wortel, buncis dan jagung manis serta acar bawang yang segar, serta disiram saus khas Gandys, wah benar-benar mantap makan siang bersama ini.

Terimakasih Donna Widjajanto atas traktiran makan siangnya, kiranya Tuhan selalu memberkatimu dan keluarga, dan Tuhan memampukan mu untuk terus berkarya melalui tulisan-tulisanmu 🙂