mengapa kita tidak seperti lebah madu? yang diam, namun memberikan banyak manfaat kepada manusia dan selalu bekerja sama dengan sesamanya…yang marah, bila diganggu namun berbuah manis…yang sengatnya tajam dan mematikan namun mampu menolong yang sakit….
Puji Tuhan, Pelayanan Pujian Paduan Suara Wanita (PSW) Sola Gratia, GKI Serpong, Minggu, 29.09.2024, Ibadah pukul 08.00 dan 10.30, Persembahan Pujian “KASIH” untuk kemuliaan nama Tuhan. Terima kasih sista terkasih untuk kebersamaannya…
Sebarkan Kasih Tuhan
Di dunia fana penuh nestapa, Kasih Tuhan bagaikan cahaya, Tembus gelap, usir gulita, Hangatkan hati lelah terluka.
Langkah kecil sebarkan terang, Dalam senyum tulus tenang Kasih Tuhan abadi di setiap karya Ubah dunia dalam cinta sederhana.
Terima kasih bu @Bu Dewi PS SG kak Tim, kak Abel, bu ibu sista terkasih untuk kebersamaan hari ini, untuk foto2nya, untuk saling dukung selama ini. Juga bu Aan untuk koreo dan bahasa isyarat yang diajarkan pada kami.
Terima kasih bu @Lies PSW Sahelangi sudah membawakan puisinya, menambah makna.
Semula agak ragu untuk ikut jalan-jalan ini, ketika disebutkan kalau kami akan ke Kuningan, Jawa Barat. Mengapa ragu, karena pertama, aku sudah pernah ke sana bersama keluarga, kedua, tempat yang dikunjungi di Grage Sangkan, juga sudah pernah ke sana, bahkan menginap dan berendam air panas nya juga, ketiga, kotanya kecil, kalau mau eksplor daerah wisata, agak jauh-jauh dan jalannya sempit, lalu keempat, tujuan belanja ke Cirebon dihapus karena ada permintaan untuk pulang tidak terlalu malam. Hm, rasanya kok jadi sesuatu yang “B” aja alias biasa aja ya, tapi eh tapi, aku sudah nabung untuk jalan-jalan ini dan pasti akan jadi LUAR BIASA kalau bepergian dengan sista PSW Sola Gratia ini dan…..
…. akhirnya, dengan bis HORIZON kami sejumlah 18 orang menuju Kuningan, Jawa Barat.
Kuningan, adalah sebuah kabupaten di Jawa Barat. Menurut Wikipedia, luasnya hanya 1.178,58 km2 dengan jumlah penduduk 1.198.814 orang. Kota dengan mayoritas penduduknya beragama Islam ini, tersebar di 32 kecamatan, 15 kelurahan dan 361 desa.
Kota ini dijuluki dengan sebutan Kota Kuda. Kuda dipilih sebagai ikon, karena dianggap sebagai hewan perwujudan dari Si Windu, kuda gesit milik keluarga Arya Kamuning, seorang pemimpin wilayah ini pada zaman Kesultanan Cirebon dan Pajang
Terkenal dengan wisata alam nya, terutama beberapa tempat yang mengalirkan sumber air panas, namun juga selain itu terkenal dengan seni budayanya terutama Tari Buyung dan Kuda Lumping, yang dikenal sampai ke mancanegara.
Kuningan juga dikenal sebagai tempat ditandatanganinya Perjanjian Linggarjati, tahun 1946, pasca kemerdekaan. Perjanjian Linggarjati adalah perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, kuningan, Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia.
Kami berangkat pada hari Sabtu pagi, 6 Juli 2024, pukul 06.30 dari GKI Serpong menuju Kuningan, Jawa Barat, menikmati perjalanan dengan sarapan lontong atau arem-arem dan sosis solo karya bu Cath Dasih dan tahu kuning goreng nya bu Shakila, plus sambal kecapnya, beredar mengisi keriuhan perut kami.
Wisata Kuliner kami yang pertama di Arunika Eatery adalah sebuah tempat wisata alam dan kuliner yang mengedepankan vibes ala Jepang, mulai dari bentuk bangunan, konsep interior dan tamannya. Berada di ketinggian 1.100 mdpl, tentu terasa sejuk berada di tempat ini, apalagi saat kami datang, hujan deras sedang mengguyur.
Makanannya bervariasi dari makanan nusantara seperti rawon sampai ke masakan Asia. Aku sendiri memesan Nasi Ayam Masak Jahe dan Teh Kampul. Nasi Ayam Masak Jahe nya terasa enak dengan banyak bawang putih, namun jahe nya kurang terasa dan sayangnya kuahnya tidak hangat saat disajikan, mungkin jika menggunakan hot bowl, akan terasa lebih nikmat. Teh Kampul nya adalah teh manis dengan potongan buah jeruk, seperti lemon tea tapi lebih segar.
Selanjutnya, agenda kedua adalah menuju Grage Sangkan Hotel and Spa, tempat kami akan menikmati terapi kesehatan, yang disebut dengan Aqua Medic. Aqua Medic itu apa sih? Aqua Medic adalah fasilitas pemandian dan perawatan dengan air panas yang mengandung mineral atau terapi medis dengan air panas alami.
Elemen mineral yang terkandung didalamnya, diantaranya seperti Na, K, Ca, Mg, dan P, dan elemen renik, seperti I, Co, Fe, Zn, dan Cu. Sementara panas temperatur di kolam air panas tersebut diatur sama dengan suhu tubuh, antara 35 derajat – 38 derajat celcius. Sumber air panas berasal dari Gunung Ciremai.
Fasilitas Aqua Medic di sini, dirancang dengan teknologi canggih dari Jerman, menghasilkan 4 aspek dan 6 tahap treatment atau pengobatan, yakni, aspek Bio Chemical, apek Thermic, aspek Mechanical dan aspek Gravitasi.
Manfaat dari terapi air panas alami ini di antaranya, yaitu memperbaiki sirkulasi darah, pembongkaran timbunan bahan-bahan racun di otot, pengikisan plak kolesterol di pembuluh darah dan penghancuran lemak.
Selesai berendam, kami disuguhi air jahe dan pisang goreng, sebelum mandi dan berganti pakaian.
Selanjutnya, sebelum menuju hotel, kami menikmati makan malam di ALINDA Resto, yang letaknya pun tak jauh dari Grage Sangkan Hotel and Spa, dengan sajian ikan bakar dan ayam bakar, untuk menggantikan kalori kami yang sudah terkuras saat terapi air panas tadi, dengan nasi hangat, sambal yang katanya kurang pedas tapi pas menurut aku dan tentu saja teh tawar panas. Ah nikmat sekali bukan?
Tiba di hotel Grand Cordela, hotel bintang tiga yang terletak di Jl. Siliwangi No.91, Purwawinangun, Kec. Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45511, aku memilih beristirahat, ketimbang keluar lagi, setelah masuk kamar bernomor 234, sekamar dengan bu Eva Hutabarat. Selain lelah dan butuh meluruskan punggung, kota Kuningan juga masih diguyur hujan rintik sampai malam itu. Beberapa teman masih ada yang jalan-jalan mencari minuman hangat dan ngobrol di teras kamar.
Minggu, 7 Juli 2024, kami awali dengan sarapan pagi sebelum beribadah di GKI Kuningan, yang letaknya tepat di sebelah hotel, jadi kami berjalan kami menuju gereja.
Car Free Day diberlakukan di sepanjang jalan Siliwangi, ada kegiatan senam, tidak jauh dari hotel, dengan musik jedag jedug yang bingar mengajak bergoyang tapi apa daya, kami harus ibadah pagi. Selain senam, jalan pagi, juga ada aneka kuliner dan barang kebutuhan seperti pakaian, buah, sayur, diperjualbelikan di sepanjang jalan ini.
Bertepatan dengan Perjamuan Kudus Sedunia, kami beribadah di GKI Kuningan, bertema Keteguhan Seorang Pembawa Pesan, yang disampaikan oleh Bapak Pendeta Pramudya Hidayat. Puji Tuhan, berkesempatan berfoto bersama dengan Bapak Pendeta dan calon pendeta, Bapak Kenneth.
Selesai ibadah, dengan wajah penuh berkat dan kemuliaan Tuhan (Haleluya, Amin), kami menyusuri jalan menuju Alun-Alun Kota Kuningan.
Monumen Kilometer 0 Kuningan ini terletak di sebelah utara Taman Kota, seberang Masjid Agung Syiarul Islam, tepatnya berjarak sekitar 160 meter dari Tugu Titik Nol Kota Kuningan.
Kami sempat berkeliling naik delman, dengan biaya Rp 10.000,- per orang, mengulang pengalaman masa kecil, jadi menyenangkan buat kami, aku teringat lagu Naik Delman, “… pada hari Minggu kuturut ayah ke kota, naik delman istimewa kududuk di muka, samping pak kusir” haha, bukan mengingat naik delman, tapi aku malah jadi rindu Ayah.
Kami kembali ke hotel untuk bersiap check out, ada satu destinasi lagi yang akan kami kunjungi sekaligus Makan Siang, yaitu Pondok Cai Pinus. Oh ya BPH dan Panitia sangat berbaik hati menyediakan satu paket oleh-oleh, berisi rengginang, tape ketan, sale pisang, kremes ubi dan kerupuk opak.
Dalam perjalanan menuju Pondok Cai Pinus, dilakukan Voting apakah kami akan ke Batik Trusmi Cirebon atau tidak, 11 dari 18 orang plus pengemudi setuju kami menuju Cirebon, dengan catatan waktu makan siang dan waktu belanja yang dibatasi agar tetap bisa kembali ke Serpong tidak terlalu malam. Salut bu Ketua, demokrasi pun dijalankan di sini.
Puas makan siang, berfoto dan memesan nasi boks untuk makan malam di dalam bis, kami melanjutkan perjalanan ke Batik Trusmi Cirebon, yang kurang lebih ditempuh dalam waktu 1 jam.
Tiba di Batik Trusmi Cirebon, pukul 15.30, kami diberi waktu untuk cuci mata atau berbelanja selama 1 jam, namun karena terkendala dengan toilet dan antrian kasir yang panjang, akhirnya kami baru keluar dari tempat ini pukul 17.00.
Area yang luas dan lengkap, segala sesuatu berbau Cirebon ada di sini, termasuk empal gentong dan tahu gejrot dan juga bolu Cirebon yang sedang viral. Segala produk batik dari berbagai range harga, kualitas dan motif pun banyak pilihan. Di tempat ini, aku mendapat 3 potong celana batik seharga Rp 100.000,-, ikat kepala untuk si bungsu berkegiatan, 1 lembar kain batik murah meriah seharga Rp 60.000, 1 buah blus santai dan 2 slayer batik seharga Rp 29.000,- eh banyak juga ternyata ya, padahal niatan hanya cuci mata. Selain itu icip-icip tahu gejrot nya Bu Ruth dan bolu nya Bu Dame. Ah menyenangkan sekali.
Dalam nama Tuhan Yesus, kami kembali ke Serpong, dengan perjalanan yang panjang dan melelahkan karena macet dan keterbatasan toilet di Rest Area, namun kami nikmati dengan penuh syukur dan sukacita. Tiba di GKI Serpong hampir sekitar pukul 22.30 dan masing-masing kami kembali ke rumah. Terima kasih untuk kasih setia Mu, Tuhan. Kami tiba dengan selamat.
Sedikit tambahan, selain permainan berupa Teka Teki dari Bu Ida, Tebak Rohani dari Bu Yovana juga ada menggambar Apel dan Ayam. Semula, aku mengira akan dipilih gambar yang terbaik, namun ternyata pertanyaan yang diajukan Bu Yovana adalah kemana arah daun dan tangkai serta paruh ayam yang kita gambar. Dari ilustrasi itu, Bu Yovana menghubungkan dengan firman Tuhan yang disampaikan dalam ibadah pagi hal Kebiasaan. Aku setuju, dengan memahami keterkaitan antara karakter, kebiasaan, dan sikap, seseorang dapat bekerja untuk mengembangkan diri secara holistik, memperkuat karakter positif, membangun kebiasaan baik, dan mengadopsi sikap yang konstruktif.
Kalau ditanya Pesan dan Kesan perjalanan ini (sudah ditanyakan di bis tapi aku lebih suka menuliskannya di sini), buat aku, perjalanan ke Kuningan (dan akhirnya ke Cirebon juga walau hanya kurang lebih 2 jam) adalah paket lengkap. Lengkap karena terdiri dari wisata kuliner, wisata kesehatan, wisata rohani, wisata sejarah, wisata alam, wisata belanja dan juga kesehatan mental, selain itu ada sesi semi psikologi juga didalam bis, walau semuanya ada dilakukan dalam porsi-porsi singkat, tapi lengkap, plus ditambah lagi canda tawa yang tak henti, tanpa baper (bawa perasaan) diantara kami, sebagai kuncinya.
Aku sebagai seorang yang tidak terlalu aktif (baca : pendiam… eaaa) sangat menikmati perjalanan dan terutama kebersamaan ini. Ngobrol-ngobrolnya, gelak tawa, nyanyi-nyanyi dan bahkan kesunyian pikiran kami masing-masing, sangat aku nikmati terutama dalam perjalanan pulang kami, dengan macet akhir pekan yang luar biasa itu.
Terima kasih kuucapkan pada BPH, Panitia Kecil, para Donatur Door Prize (bu Ida, bu Santi, bu Dameria dan BPH tentunya) dan para Fotografer (bu Merci, bu Airin dan bu Cath) serta teman-teman semua yang sudah ikut meramaikan suasana.
Bagi yang belum sempat bergabung, jangan berkecil hati, masih akan ada kebersamaan yang akan digelar BPH dan Panitia Kecil PSW Sola Gratia, yuk nabung dulu ya. Sehat-sehat semua ya, Tuhan memberkati. Amin.
Setelah menjalani kelas Katekisasi selama sembilan bulan, sejak bulan Juli 2020, telah dilayankan Peneguhan Sidi untuk Daniel SOA Silalahi dan teman-teman angkatan katekisan GKI Serpong 2020 pada hari Minggu, 11 April 2021, pukul 09.00 WIB.
Mohon doa restunya, kiranya sebagai laskar Kristus, mereka dapat selalu berjalan lurus dan berpegang pada Firman Tuhan. Dan kami, orang tua dan kedua kakaknya dapat menjadi teladan dalam hidup beriman kami pada Yesus. Amin.
Berhubung Ibadah masih online dan orang tua diminta menunggu di rumah, kami antarkan Daniel dari sini. Tuhan memberkatimu anak siampudan kami na burju, anak kami hasian,. Amin…..
Kami yang berbahagia, dan juga kakak Andita serta keluarga besar yang tak dapat berkumpul bersama.