Warung Babi Guling Ibu Oka

Warung Babi Guling Ibu Oka adalah tempat icip-icip yang pertama masuk kedalam ittenary perjalanan kali ini, pokoknya ini harus didatangi karena selain memang babi guling di Bali berbeda dengan olahan babi yang lain, juga karena udah ngeces setiap membaca review mengenai tempat kuliner yang satu ini.

Jadi singkat cerita, setelah mendarat tepat di jam makan siang, kami langsung menuju kesana walau supir yang menjemput kami tempat makan yang lain, ada yang lebih enak bu, di sana. Oh tidak, ini harus didatangi dulu, yang lain bisa menyusul 🙂

Akhirnya…..inilah Warung Babi Guling Ibu Oka yang terletak di Jalan Raya Mas Peliatan, Ubud

dan beginilah suasana didalam Warung Babi Guling Ibu Oka yang nyaman

dan inilah pesanan kami berdua, kami pesan paket SPECIAL, terdiri dari satu porsi nasi, sayur, daging, gorengan, sosis dan kulit crispynya dengan harga Rp 45.000,- karena porsinya cukup besar, kami menambah satu porsi nasi saja dengan dua gelas es jeruk…slurp

….no comment untuk babi gulingnya 🙂 luar biasa

kulit babinya crispy, gorangannya penuh rasa, suwiran daging babinya, uh (ngelap iler, ngeces ngebayangin sambil nulis ini) hahahaha 😀 mampir aja deh, tempatnya enak bersih, harganya sesuailah dan mantabs !!!


Beribu Alasan Untuk Kembali Ke Ubud

Perjalanan aku dan suami kali ini ke Bali, selain memberikan dukungan pada ketiga anak kami dan PSA Ecclesia yang sedang berlomba dalam Festival Paduan Suara Internasional – Bali International Choir Festival 2014, juga ingin sedikit menjelajah bagian lain dari Bali, yaitu Ubud.

Ubud adalah sebuah kecamatan seluas 42,38 km persegi di Kabupaten Gianyar, Bali. Ubud memiliki beberapa desa yaitu Desa Kedewatan, Lodtunduh, Mas, Peliatan, Petulu, Sayan dan Singakerta. Letak geografisnya membuat Ubud memiliki cuaca yang sangat mendukung bagi para pendatang, yang tidak menyukai perbedaan cuaca yang ekstrim seperti wilayah lain di Bali, yang sebagian besar berada di tepi pantai. Selain itu banyak hal menarik dapat dijelajahi di Ubud. Sebelum berangkat ke Bali, aku sudah browsing kemana saja kami berdua akan datangi selama berada di Bali, tepatnya di Ubud. Aku mencoba menyusun agenda kegiatan dengan menyesuaikan jadwal kompetisi anak-anak, demikian pula dengan tempat menginap kami, yang sebetulnya jika ingin maksimal berada di Ubud, kami bisa cari penginapan di Ubud dan bukan di Denpasar.

Ubud, tempat yang tenang menurut ku, eksotik dan ada kesan sakral disana, walau banyak orang dan wisatawan asing disana seperti di Kuta, Legian juga Seminyak, tapi tempat ini seolah jauh dari dentuman musik yang hingar bingar. Setiap orang seperti merasakan kenyamanan dalam keheningan. Beberapa tempat kami datangi seperti galeri dan museum, namun orang yang kami temui disana seperti masuk menikmati alam disana, tidak ada orang yang bicara keras atau ribut saat dalam museum, begitu tenangnya, menikmati keindahan seni dan alam Ubud.

Hari pertama, Kamis 28 Agustus 2014, kami tiba di Bali, kami langsung menuju ke rumah makan spektakuler “Babi Guling Bu Oka” yang setelah itu kami lanjutkan perjalanan menuju Museum Puri Lukisan di Ubud dan Monkey Forest.

Hari kedua, Jumat 29 Agustus 2014, setelah membeli tiket masuk pertunjukan babak kompetisi di Art Center, kami pergi ke Pasar Guwang, disana kami memang hanya ingin mencari lukisan, namun sayang lukisan yang kami inginkan tidak ada. Perjalanan dilanjutkan kembali Makan Siang di Warung Ikan Mak Beng di Pintu Masuk Pantai Sanur. Dari sana, kami segera menuju ke Art Center, tempat pelaksanaan BICF 2014. Setelah anak-anak dan PSA Ecclesia tampil pada babak kompetisi, kami lanjut mencicil pesanan oleh-oleh menuju ke Pabrik Pie Susu “Seruling” dan pusat penjualan “Pia Legong”.

Hari ketiga, Sabtu, 30 Agustus 2014, kami kembali lagi ke Ubud, kali ini menuju Pasar Ubud, Pura Ubud dan Agung Rai Museum and Art Gallery (ARMA). Puas berada disana, kami kembali ke Denpasar, menyesuaikan jadwal lomba anak-anak pada babak Championship pukul 16.00 WITA di Art Center, jadi kami mencari makan siang di sekitar Renon yaitu Ayam Betutu Gilimanuk. Dan setelah anak-anak tampil, kami pergi menuju Kuta untuk melihat sunset dan makan malam di Kepiting Bakau.

Hari keempat, Minggu, 31 Agustus 2014, kami pergi beribadah di GPIB Maranatha Denpasar Timur, sekaligus memberi dukungan anak-anak yang pelayanan dalam kebaktian. Setelah itu, kami lagi menuju Ubud untuk menemui teman lama, sahabatku semasa di SD yang tinggal di Tebesaya, Ubud. Dari sana, kami menuju Tegalalang, yang terkenal dengan rice terrace atau pematang sawah terasering nya, yang juga menjadi salah satu obyek wisata yang banyak dikunjungi di wilayah Ubud, dengan sepanjang perjalanan kesana terdapat banyak tempat pembuatan kerajinan seni baik dari kayu, besi maupun lukisan. Kembali ke Denpasar untuk mengepak barang kami di Krisna dan selanjutnya menghadiri Malam Penutupan dan Penyerahan Award (Award Ceremoy) di panggung terbuka Art Center Jalan Nusa Dua, Denpasar, Bali.

Hari kelima, Senin, 1 September 2014, belum puas rasanya aku menjelajah Ubud karena harus bolak balik ke Denpasar, tapi kami harus pulang dan karena hari ini anak-anak dan PSA Ecclesia juga akan tur ke Tanah Lot, jadilah kami menuju kesana, sebelumnya akhirnya menuju ke Bandara untuk pulang ke rumah kami di Serpong.

Suatu saat nanti, kami akan menginap di Ubud dan agar dapat mendatangi lebih banyak tempat untuk melihat keindahan karya seni para seniman Bali.

Catatan : setiap tempat diatas akan diceritakan kembali lebih detil pada postingan berikutnya


Kuntum Nursery Farmfield, Tajur, Bogor

Selama berada di Bogor, kami juga sempat mengunjungi Kuntum Nursery Farmfield yang terletak di Jalan Raya Tajur. Kuntum merupakan sebuah tempat agrobisnis, dimana area peternakan dan pertanian yang tertata dengan rapi dan menjadi area pembelajaran yang baik buat anak-anak. Di tempat ini, anak-anak dapat melihat peternakan ayam, kambing, sapi, aneka burung dan unggas serta tanaman pertanian yang juga dapat dipetik disana,

supaya tidak kepanasan, pakai topi dulu

bahkan anak-anak dapat memberi makan kelinci.

melihat tingkah lucu hewan

kolam ikan yang besar dalam air yang jernih

Oh ya untuk masuk kedalam area ini, pengunjung dikenakan biaya masuk sebesar Rp 25.000,- untuk sekali masuk sampai sepuasnya berada didalam. Angka yang sesuai untuk memberi banyak pendidikan dan belajar buat anak-anak. Yuk berkunjung kesana 🙂


Menikmati Kota Hujan Bogor

Libur Lebaran minggu lalu, kami pergi berlibur dan menginap selama 3 hari 2 malam di Hotel Santika Bogor, yang terletak di Jalan Raya Pajajaran Bogor. Sengaja memilih disana untuk menghindari kemacetan lalu lintas yang parah di Libur Lebaran ini. Kami berangkat pada hari Senin, 28 Juli 2014, pukul 09.00 pagi dan tiba di Hotel Santika sekitar pukul 10.00 pagi. Lokasi hotel tidak jauh letaknya dari pintu keluar tol Jagorawi Bogor dan berada satu lokasi dengan Mall Botani Square.

Setelah check in, karena masih belum dapat masuk kamar, kami mengisi waktu dengan berjalan kaki ke Kebun Raya Bogor, yang terletak di seberang Hotel melalui pintu 4. Dengan hanya membayar tiket masuk sebesar Rp 15.000,- (Lima Belas Ribu rupiah) sesungguhnya dengan persiapan yang matang, pengunjung bisa menikmati Kebun Raya ini sepuas-puasnya. Maksudnya dengan persiapan ya dengan bawa bekal makanan, alas duduk ataupun membawa sepeda untuk berkeliling.

Puas berjalan didalam Kebun Raya Bogor, kami keluar untuk mencari makan siang di Mall Botani Square. Anak-anak mulai berenang sepuasnya di sore hari setelah istirahat siang itu.

Pagi-pagi setelah sarapan, kami juga pergi ke depan Istana Presiden, yang memelihara banyak rusa di halaman istana. Pengunjung yang melintas atau sengaja berhenti disana, dapat memberi makan rusa-rusa yang ada disana, termasuk aku dan anak-anak.

Pada tahun 2012, populasi rusa tutul di Istana Bogor ini kabarnya ada sejumlah 600 ekor.

Dan menjadi pengalaman pertama buat anak-anak untuk memberi makan rusa. Makanan rusa banyak dijual di depan pagar Istana seharga Rp 1.000,- untuk seikat wortel atau kacang panjang

Selama berada di Bogor, kami juga sempat mengunjungi Kuntum Nursery Farmfield yang terletak di Jalan Raya Tajur, yang ada di postingan berikut.

Selain wisata agro bisnis nya, Bogor juga sangat terkenal dengan tempat wisata kuliner seperti Macaroni Panggang di Pangrango, ataupun Klappertart Huize, Jalan Suryakencana sampai dengan Lapis Bogor yang lagi trend dan Toko Roti Tan Ek TJoan yang legendaris sampai sekarang

dan

Hmmm…tak cukup rasanya hanya 3 hari 2 malam untuk mencicipi kuliner dan menikmati Kota Bogor, pasti akan kami kembali lagi kesana