Kreasi Decoupage Dengan Finishing Rustic Di Wirasanti Design

Selamat hari Sabtu yang cerah, hari ini tanggal 15 Oktober 2016, aku belajar dan belajar (lagi) berkreasi dengan decoupage di atas media baki dan finishing dengan semi vintage atau rustic, sehingga kesannya jadul gitu. Belajar langsung dengan ahlinya memang beda ya, di Workshopnya Mbak Wirasanti Antono di Ruko BSD, dekat FUJI Pasar Modern BSD, aku memulai kegiatan ini tahap demi tahap.

Media yang disediakan tergantung pilihan kita, aku memilih baki kali ini. Lalu peralatan yang dibutuhkan kurang lebih sama dengan media yang pernah aku pelajari dulu, namun karena finishingnya berbeda, maka ada tambahan amplas dan lilin.

20161022_095012Tahapan yang dilakukan juga ada perbedaan, yuk kita simak berikut ya

  • media diberi lapisan pertama Gesso di seluruh permukaan, untuk anti jamur dan lebih awet
  • media dicat dengan warna dasar hitam (bisa warna apa saja, yang tua, seperti coklat tua atau hijau tua)
  • media digosok dengan lilin untuk memberi kesan rustic pada saat finishing
  • media dicat dengan warna hijau muda (bisa warna apa saja yang muda) disesuaikan dengan napkin/tisu decoupage yang akan ditempelkan
  • media diamplas di bagian tertentu untuk kesan rustic secara acak saja, tidak harus seluruhnya diamplas
  • napkin/tisu decoupage yang telah digunting sesuai gambar, ditempelkan lapisan teratasnya (ada 3 lapis di tiap napkin/tisu dari Eropa) dengan menggunakan lem
  • setelah napkin/tisu menempel dilapisi lem lagi bagian atasnya
  • varnish seluruh permukaan media

img-20161020-wa0008img-20161020-wa0004img-20161020-wa0009dan inilah hasilnya,

img-20161020-wa0013Cantik ya dan siap menyambut Perayaan Natal tidak lama lagi 🙂

Di Workshop ini, aku belajar bersama crafter kondang, Mbak Wirasanti, banyak tip yang diberikan agar hasil maksimal dapat diperoleh, bagaimana cara mengecat yang baik, cepat dan benar, bagaimana agar media decoupage awet dan menempel dengan sempurna.

Berminat untuk belajar ? Datang ke sini saja ya …. Bagi yg berminat belajar maupun kits nya, bisa hubungi Wirasanti Design Craft-Interior-Gift,Pin BB : 5B621036 WA : 0818-913-589 HP : 0811-1913-589, alamat lengkap Komplek Ruko Griya Loka, Jalan Griya Loka Raya Blok RF 2 No 13 BSD Sektor 1.2 Serpong Tangerang Selatan

img-20161020-wa0018Selamat belajar dan berkreasi 🙂

Foto : Pribadi dan mbak Wirasanti

 

 

 


Gudeg Yang Selalu Ngangeni

Buat aku, yang memiliki nenek moyang dari garis keturunan Jawa (tepatnya Yogyakarta), tentu sudah sangat familiar dengan makanan Gudeg. Dan tentu tidak akan pernah bosan dengan Gudeg, apalagi jika ditambah dengan sambal krecek yang pedas dengan cabe rawitnya itu, hm

Gudeg (ejaan bahasa Jawa diucapkan sebagai Gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan.

20160612_231659

20160612_231709

Namun bagaimana dengan anak rantau, macam anakku yang sempat merengek karena kangen berat, minta dikirimi gudeg sambal krecek ini ? Semula sempat bingung, namun sekarang sudah ada jawabannya, dengan gudeg dalam kemasan kaleng. Itu pun tidak hanya dari pembuat tertentu saja. Sekarang sudah tersedia dalam berbagai merk, seperti Gudeg Wijilan Bu Lies, yang sempat aku beli ini, dengan harga Rp 40.000,- per kaleng, yang terdiri dari telur bebek rebus, gudeg nangka dan sambal goreng krecek. Gudeg ini bisa tahan dalam kemasan kaleng selama 1 (satu) tahun, bagaimana dengan rasanya ? cukuplah kalau untuk mengobati rasa rindu 🙂

Juga sudah tersedia merk lain seperti Bu Tjitro, Gudeg Bagong, Gudeg Wijilan Hj Rini, dan juga mungkin merk lainnya.

20160912_101325

Jadi buat anak rantau atau siapapun yang rindu dengan gudeg asli Yogyakarta, jangan kuatir lagi, rasa kangenmu akan cepat terobati kok, tinggal pesan dan siap dikirim 🙂

 

 


Icip-icip Rujak Buah Di Natsepa

Menyambung postingan yang lalu, bukan hanya pantai Liang yang dimiliki Ambon, tapi ada juga pantai yang spektakuler, yang kabarnya selalu dirindukan anak-anak Ambon yang telah melanglang buana ke luar negeri, pantai apa itu ? tak lain adalah Pantai Natsepa.

Apa yang membuat mereka rindu ? Pantai nya kah ? Itu sudah pasti, tapi ada yang lain, yang bisa dibilang menjadi salah satu ikon pariwisata di Ambon yaitu Rujak Natsepa. Saat saya sedang berada di Ambon, ada teman yang bertanya, “Sudah makan rujak Natsepa ?” beruntung saya bisa menjawab, “Sudah dong” karena memang hari pertama berada di Ambon, kami langsung pergi kesana.

Pantai Natsepa terletak di Desa Suli, Maluku Tengah, kalau dari Kota Ambon, kita akan lebih dahulu menemukan pantai ini daripada Pantai Liang. Di sepanjang jalan menuju obyek wisata Pantai Natsepa sudah banyak deretan warung semi permanen terbuka yang menjual Rujak dan Kelapa Muda. Saya mencicipi rujak dari kedua tempat ini, baik yang didalam maupun di luar. Deretan warung yang didalam sangat warna warni dengan dominasi warna kuning, yang cantik berada di antara tepian pantai berpasir putih.

rujak3Rujak Natsepa berbeda dengan rujak di Jawa, terutama bumbunya, di Natsepa tidak menggunakan air asam (catatan : asam Jawa matang dimasak dengan air) tapi langsung diambil dari air buah lobi-lobi atau belimbing yang digerus bersama cabe rawit. Oma penjual sudah mempunyai gerusan kacang halus dan tinggal menambah dengan gerusan kacang kasar dan gula merah. Proses ini membuat bumbu rujak Natsepa kental dan khas. Namun ada juga yang tidak terbiasa dengan gerusan kacang kasar ini sehingga bisa minta agar kacang digerus lebih halus. Campuran buahnya beraneka ragam dan diiris kasar. Dengan harga Rp 12.000,- (Dua belas ribu rupiah) per porsi, kesegaran buah dengan asam manis pedas dan gurihnya kacang sudah bisa dinikmati dengan semilir sepoi-sepoi angin Pantai Natsepa.

rujak2Bagi yang menyukai kacang seperti saya, bumbu rujak ini memang paling cocok karena sebanyak apapun kita mengambil bumbu, bumbu kental ini tidak akan menetes, hm puas makan kacang atau puas makan rujak buah ? Tentu dua-duanya dong

rujakrj1

Bumbu kacang ini juga bisa dibawa sebagai oleh-oleh lho, seporsinya diberi harga Rp 75.000,- bisa mengobati lidah yang rindu pada rasa bumbu khas Natsepa ini 🙂

Pantai NatsepaKeindahan Pantai Natsepa dan Rujaknya yang mendunia, ada disini. Selamat berkunjung dan Selamat Menikmati Rujak Natsepa dengan bumbu kacang yang menggiurkan 😉


Icip-icip di SUSHI MATSU Resto BSD

Suka sushi dan sashimi sebenarnya sudah lama, sejak mengenalnya saat pelatihan di Jepang tahun 1992. Tapi kalau ke restoran Jepang jarang banget karena di rumah hanya aku yang suka, mungkin suami dan anak-anak kurang info kalau di restoran Jepang khususnya seperti SUSHI MATSU ini menyediakan aneka sajian makanan, baik yang mentah seperti sashimi atau matang berupa sushi, nigiri, agemono (yang digoreng), yakimono (dipanggang), gohanmono (bersama nasi), menrui (noodle) atau miso soup.

SUSHI MATSU, resto berlogo pohon cemara Jepang ini mulai dibuka di Ruko Golden Madrid 2 Blok G No 6 seberang Pasar Modern BSD ini sejak Mei 2014. Lokasinya sangat mudah ditemukan karena terletak di jalan utama di Bumi Serpong Damai.

Siang yang panas hari ini, Sabtu, 11 Oktober 2014 terasa sejuk begitu aku masuk kedalam resto berlantai dua yang dikelola pasangan muda Peter dan Irene. Begitu pintu resto digeser, para pramusaji mengucapkan ucapan Selamat Datang dalam Bahasa Jepang “Irrashaimase” secara serempak. Kebetulan hari ini aku menghadiri Event Review Resto yang diadakan oleh Komunitas Indonesia Food Blogger.

Resto nya bersih, dengan meja-meja yang tertata rapi. Dengan penataan yang rapi, membuat resto ini terkesan luas. Di sisi sebelah kanan, terdapat ruang penyiapan penyajian makanan dengan para Chef andalan resto ini.

Karena ruang acara Indonesia Food Blogger ada di lantai dua, maka aku ditemani seorang pramusaji dan pemilik resto menuju ke lantai dua, yang ternyata ruangan diatas jauh lebih luas dan lega, dilengkapi dengan tatami (tikar) ala Jepang sehingga pengunjung selain bisa duduk di kursi juga bisa duduk beralas tikar.

dan berkenalan dengan pasangan muda Irene dan Peter, yang ramah dan sabar menjawab pertanyaan para blogger

setelah diawali dengan minuman Ocha dingin yang terus diisi ulang dan Edamame (kacang hijau Jepang) maka inilah makanan yang disajikan SUSHI MATSU BSD untuk para blogger

dan ini yang menjadi favoritku,

buat saya kalau berkunjung ke resto semacam ini, jika salmon sashimi nya berupa potongan daging yang segar, terasa manis dan tidak berbau amis ikan, maka sudah pasti makanan lainnya juga juara, apalagi salmon sashimi di SUSHI MATSU disajikan dengan potongan yang lebar dan besar … hmm terasa enaknya tercampur dengan kecap asin dan acar jahe

Seperti yang disampaikan Irene dan Peter, makanan yang mereka sajikan buat kami adalah makanan yang menjadi favorit dari pengunjung dan ternyata itu benar, walau setiap makanan sempat aku icip tiap potongannya, itu sangat membuktikan bahwa itu memang favorit pengunjung, diantaranya Avocade Salad, Oyakodon (ayam, nasi dan telur), Unagi Kabayaki (belut yang dipanggang), Inari Kanimayo, Volcanoes, Dynamite, Hokkaido, Tekka, Beef Yakiniku dan Sakana Miso Soup.

Selain makanan yang sangat bervariasi, minuman tersedia mulai dari Ocha sampai dengan aneka jus dan soft drink.

Harga makanan disini mulai dari Rp 25.000,- sampai dengan Rp 100.000,- dan harga minuman mulai dari Rp 8.000,- sampai dengan Rp 20.000,- untuk Strawberry Juice. Harga yang sesuai untuk porsi yang cukup dnikmati 2 – 3 orang per porsinya

Resto yang memuat sebanyak 70 orang pengunjung ini dibuka setiap harinya pukul 11.00 siang sampai dengan 21.00 malam dan khusus untuk akhir pekan buka mulai dari pukul 10.00 pagi sampai dengan pukul 21.30 malam.

Jika ingin menghubungi resto SUSHI MATSU untuk memesan tempat dan memperoleh informasi dapat menghubungi nomer telpon (021) 5316-4795 atau mengunjungi Twitter @sushimatsuresto, Instagram @sushimatsu dan FB Sushi Matsu

dan beginilah keseruan suasana siang tadi, yang dihadiri 17 orang blogger

Terimakasih Irene dan Peter, SUSHI MATSU Resto dan Komunitas Indonesia Food Blogger. Resto ini layak untuk dicoba dan direkomendasikan kepada keluarga dan kerabat, bener lhooo 🙂


The Colours of Ubud Market

Ubud Art Market is located in the center of Ubud, not far from Puri Saren. Ubud Market was the center of attention because there are all kinds of art goods there. Art goods are paintings, garments, handicrafts, blankets, bed covers, cloths, tenun ikat, wood carving, stone carving, metal ornaments, leather bags and much more, there. It’s interesting, all in beautiful color diversity.

The market is open from early morning until 18.00. If you want to shop there, you should bargain price offered by the seller. I like to be there but tired of bargaining 🙂 just enjoy it ….


Nuansa Alam Ubud di ARMA

Agung Rai Museum of Art (ARMA) adalah Museum Seni yang didirikan Agung Rai di wilayah Pengosekan, Ubud, Bali. Museum ini selesai didirikan pada 27 Desember 1989 dan dibuka secara resmi pada tanggal 9 Juni 1996 oleh Prof Dr Ing Wardiman Djojonegoro, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada masa itu

Ada banyak Museum Seni di Bali, lalu mengapa memilih ARMA untuk dikunjungi ? ARMA dibangun di lokasi dengan kontur tanah yang naik turun dan memiliki nuansa alam Ubud. Bukan hanya lukisan dan patung seni bisa dinikmati disana, tapi juga landskap kebun dan tamannya yang tertata rapi.

Setelah membayar tiket masuk Museum seharga Rp 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah), aku mulai merasakan hawa yang berbeda, suasana yang nyaman, suara burung-burung memecah keheningan siang itu, kebun yang begitu luas dengan tanaman anggrek yang ditempel pada pohon-pohon yang aku lalui bersama suami berdua saja.

Angin semilir bertiup, sama seperti beberapa Museum Seni yang sebelumnya aku kunjungi, tempat ini begitu tenang dan sepi padahal banyak orang datang tapi sepertinya tak seorangpun ingin mengganggu ketenangan satu sama lain dalam menikmati alam Ubud di ARMA ini. Kami mulai memasuki satu per satu bangunan yang ada untuk melihat lukisan yang dipamerkan di ARMA.

Museum Arma Ubud, memiliki lukisan dari berbagai aliran seni lukis yaitu Lukisan Kamasan, Lukisan Pre War, Lukisan dari orang Eropa yang tinggal di Bali dan Lukisan dengan aliran modern traditional. Yang dapat dilihat beberapa di link berikut ini.

Puas melihat lukisan, kami berjalan memasuki wilayah Resort yang resmi didirikan pada tahun 1982 dengan 15 kamar dengan nama “Puri Indah” yang berarti Indah Palace. Pada tahun 1995 Puri Indah berubah menjadi “Kokokan Hotel”. Pada tahun 2002 berubah menjadi “ARMA Resort” dengan tambahan 8 buah vila mewah. Total akomodasi menjadi 23 unit.

ARMA resort dibangun sebagai penggalangan dana untuk museum. Oleh karena itu kontribusi Anda dan mendukung sangat dihargai untuk program pelestarian seni dan budaya di bawah ARMA Foundation.

Hamparan padi di sawah yang masih menjadi bagian dari ARMA ikut menjadi perhatian kami, demikian juga restoran yang terletak di tepi sawah dengan pemandangan menghadap kesana. Puas menikmati lukisan dan berkeliling didalam ARMA, kami pun beranjak pulang. Namun penjaga tiket masuk mengingatkan kami bahwa tiket yang sudah dibeli tadi dapat ditukar dengan secangkir kopi atau teh. Waah siapa yang mampu menolak ?

Kami berdua melangkah kedalam Cafe ARMA menikmati secangkir kopi Bali yang panas menghilangkan penat dan seporsi tahu isi untuk cemilan menjelang makan siang.

Berkunjunglah kesana, kalaupun anda tidak menyukai lukisan atau barang seni, kita dapat menikmati suasana alam Ubud yang begitu tenang dan nyaman.


Pasar Seni Guwang, Alternatif Belanja di Bali

Di Bali, sebagai daerah wisata yang terkenal di manca negara, baik oleh wisatawan domestik maupun wisatawan asing, maka sudah sewajarnya ada banyak pasar seni atau Art Market yang tersebar di beberapa tempat. Mulai dari yang berbentuk tradisional seperti umumnya pasar maupun sudah berupa toko ataupun galeri.

Salah satunya adalah Pasar Guwang di desa Sukawati, Gianyar, Bali, sebagai salah satu alternatif pengurai kepadatan pengunjung Pasar Sukawati, maka Pasar Guwang yang diresmikan pada tahun 2001 diharapkan dapat menjadi pasar yang mampu memuaskan kebutuhan pengunjung yang berminat untuk membeli aneka barang khas dari Bali.

Pasar ini dibuka dari pukul 8 pagi sampai dengan jam 17 setiap harinya. Menjual berbagai macam barang khas Bali mulai dari pakaian anak sampai dewasa, kaos Barong, daster, tenun dan batik Bali, salak, jajanan khas Bali, aneka kerajinan dari kayu, juga lukisan. Mengenai harga, layaknya pasar, harga ditentukan dari tawar menawar antara penjual dan pembeli. Pasar Guwang punya area parkir yang lebih luas, yang selama ini hampir di setiap pasar di Bali mempunyai masalah yang sama yaitu perparkiran. Selain itu juga ada tempat makan dan mesin ATM.

Karena kali ini kami memang ingin mencari lukisan, maka kami berkeliling didalam Pasar untuk mencari lukisan, namun sayang kami belum menemukan lukisan yang pas di hati dan di kantong walau banyak sekali lukisan dan karya seni yang dipamerkan disana.

Selamat berkunjung dan menjelajahi Pasar Guwang Sukawati.


Monkey Forest Ubud – Mandala Wisata Wenara Wana

Monkey Forest atau Hutan Kera di Padangtegal, Ubud adalah cagar alam diatas tanah seluas 27 hektar yang melindungi sekitar 200 an kera jenis ekor panjang. Tempat ini dikenal juga dengan nama Mandala Wisata Wenara Wana.

Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp 35.000,- per orang, aku memasuki hutan yang dipenuhi sekitar 115 jenis pohon besar.

Jika ingin memberi makanan pada kera yang ada disana, pengunjung dapat membeli pisang atau ubi yang ada didalam. Namun mesti berhati-hati saat memberikan pada kera tersebut, jika mengalami masalah dapat memanggil pemandu yang banyak berada didalam hutan.

Di dalam Ubud Monkey Forest terdapat Pura Dalem Agung Padangtegal serta Pura Madia Mandala, di mana terdapat sebuah kolam suci dan candi lainnya yang digunakan untuk upacara kremasi.

Ulah lucu para kera

Cagar alam yang dimiliki penduduk Desa Padangtegal ini, dikelola oleh Yayasan Wenara Wana Padangtegal yang wajib menjaga kesakralan cagar alam ini dan juga mempromosikannya sebagai obyek wisata di Ubud.