Aku kerap menganalogkan sifat tumbuhan dengan aspek perilaku dan karakter manusia dalam tulisanku. Ada beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa periset terkait hal ini, salah satu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dorothy Retallack. Retallack melakukan eksperimen pada tahun 1970-an yang menunjukkan bahwa tanaman yang terpapar musik tertentu tumbuh lebih baik. Selain itu ada juga penelitian yang dilakukan oleh Cleve Backster. Backster melakukan eksperimen pada tahun 1960-an yang menunjukkan bahwa tanaman dapat merespons emosi manusia, meskipun hasilnya masih diperdebatkan.
Dari beberapa penelitian ini, aku meyakini adanya kesamaan antara manusia dengan tumbuhan, yang kemungkinan disebabkan terutama dalam cara tumbuhan beradaptasi, berkembang, dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Sama seperti manusia, tumbuhan juga memiliki hubungan baik dengan sesamanya (intraspesifik atau interspesifik), maupun dengan jenis tumbuhan yang lain. Pada masa duduk di sekolah dasar, kita sudah mempelajari ada tiga hubungan dasar yang dapat terjadi, dalam kurun waktu tertentu dan memberikan dampak menguntungkan atau merugikan yaitu yang disebut simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme dan simbiosis komensialisme.
Seperti tumbuhan, manusia berhubungan dengan sesamanya, pada umumnya karena ada prinsip saling menguntungkan, ingin bekerja sama untuk dapat saling bertukar pendapat dan berdiskusi karena berasal dari kepakaran yang berbeda dan berharap mendapatkan solusi dari kerjasama tersebut atau ada goal atau tujuan berupa temuan atau karya tulis yang dapat memberikan dampak dan manfaat pada banyak pihak dari penelitian bersama tersebut. Atau bisa juga kerjasama yang terjadi karena satu pihak memiliki dana dan mengharapkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dimanfaatkan di institusi atau negaranya, sementara pihak lain, tidak punya dana tapi punya keahlian dengan kapasitas periset yang mumpuni. Ini salah satu hubungan yang mungkin terjadi dan memberikan dampak yang menguntungkan pada kedua belah pihak, yang jika menggunakan istilah dalam hubungan pada tumbuhan adalah simbiosis mutualisme.
Contoh pada tumbuhan adalah hubungan antara lebah dan bunga, di mana lebah mendapatkan nektar, sedangkan bunga terbantu dalam proses penyerbukan. Atau kalau dalam dunia penelitian, pihak yang satu punya cuan, pihak yang lain butuh dana penelitian untuk publikasi jurnal, membuat prototipe atau paten, yang digunakan untuk memenuhi angka kredit dalam Keluaran Kerja Minimal (KKM) atau sekedar menambah pendapatan berupa honor sebagai narasumber dari kegiatan tersebut.
Lalu apa yang dimaksud dengan simbiosis parasitisme? Simbiosis parasitisme adalah suatu bentuk hubungan yang terjadi kala satu organisme mendapat keuntungan, sementara organisme lain dirugikan. Contoh: kutu yang hidup di tubuh hewan dan memakan darahnya. Contoh lain yang sering kita dengar adalah kehidupan benalu, tanaman benalu yang menempel pada pohon inangnya. Benalu mengambil air dan nutrisi dari pohon tersebut, sementara pohon inang mengalami kerugian. Kerugian yang dialami adalah batang pohon akan semakin kurus kering dan lama-lama lapuk karena kehabisan air dan nutrisi.
Apakah bisa dalam sebuah hubungan, yang semula simbosis mutualisme lalu menjadi simbiosis parasitisme atau komensalisme? contohnya pada tanaman apa dengan apa? Ya, tentu saja hal itu bisa terjadi. Dalam hubungan simbiosis, interaksi antara dua organisme bisa berubah dari simbiosis mutualisme menjadi parasitisme atau komensalisme, tergantung pada kondisi lingkungan atau perubahan perilaku salah satu organisme. Ini bisa terjadi karena faktor seperti perubahan ketersediaan sumber daya, perubahan iklim, atau tekanan lain di lingkungan.
Contoh perubahan hubungan simbiosis pada tanaman, misalnya adalah Jamur Mikoriza dan Tanaman. Semula, hubungan keduanya adalah simbiosis mutualisme, dimana Jamur mikoriza hidup di akar tanaman dan membantu tanaman menyerap air dan nutrisi (seperti fosfor) dari tanah. Sebagai imbalannya, jamur mendapatkan karbohidrat yang dihasilkan oleh tanaman melalui fotosintesis. Hubungan ini sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak pada awalnya. Lalu bagaimana hubungan ini dapat berubah menjadi Parasitisme? Hal ini disebabkan karena jika kondisi tanah menjadi sangat subur (misalnya karena penggunaan pupuk yang berlebihan), tanaman mungkin tidak lagi memerlukan bantuan jamur untuk mendapatkan nutrisi. Namun, jamur tetap mengambil karbohidrat dari tanaman, sehingga hubungan ini berubah menjadi parasitisme, di mana tanaman malah dirugikan.
Selanjutnya, apakah hubungan simbiosis mutualisme ini dapat berubah menjadi parasitisme pada manusia? Ya, perubahan dari simbiosis mutualisme menjadi parasitisme atau komensalisme juga bisa terjadi dalam hubungan manusia, terutama dalam konteks sosial, bisnis, atau personal. Hubungan ini bisa berubah seiring waktu karena berbagai faktor, seperti perubahan kebutuhan, kekuatan, atau tujuan dari individu yang terlibat, yang disebut sebagai perubahan dinamika, yang bisa saja terjadi tanpa diduga atau bisa juga disengaja karena harapan keuntungan berupa materi atau immaterial (tak berwujud). Dan bisa saja tidak dapat saling melepaskan karena unsur balas budi atau keterikatan yang sudah terjadi.
Yang dimaksud dengan perubahan dinamika kerja adalah perubahan yang merujuk pada perubahan dalam cara individu, tim, atau organisasi bekerja dan berinteraksi satu sama lain. Ini dapat mencakup berbagai aspek seperti struktur kerja, komunikasi, kolaborasi, dan adaptasi terhadap kondisi baru. Perubahan dinamika kerja sering dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor profesional termasuk teknologi, budaya kerja, kebijakan organisasi, serta perubahan dalam pasar dan ekonomi dan faktor non profesional seperti perilaku individu didalamnya.
Contohnya ketika salah satu pihak mulai mendapatkan lebih banyak keuntungan tanpa memberikan imbalan yang setara, atau bahkan mulai memanfaatkan sumber daya perusahaan lain tanpa izin, hubungan ini bisa menjadi parasitisme. Misalnya, jika satu pihak hanya “menumpang” popularitas atau jaringan distribusi pihak lain tanpa memberikan kontribusi nyata.
Atau dapat juga terjadi hal-hal yang “melenceng” dari perjanjian kerja sama, ketika salah satu pihak atau oknum tertentu mulai menuntut lebih dari apa yang telah disepakati dan bahkan mulai melakukan tindakan yang merugikan atau mengganggu, seperti meneror atau memanipulasi pihak lain, baik yang berada dalam tim atau diluar tim, maka hubungan ini bisa disebut sebagai hubungan parasitisme atau bahkan eksploitasi. Dalam konteks manusia, perilaku semacam ini dapat dianggap sebagai tindakan manipulatif atau abusive.
Tindakan menyimpang yang dilakukan seperti intimidasi, pemerasan, penguntitan (stalking), teror melalui media digital (cyberbullying atau cybercrime), jika memenuhi unsur-unsur yang diatur dalam undang-undang, pelaku tetap dapat dikenakan sanksi pidana dan sanksi perdata.
Nah, jangan sampai terjadi ya, hubungan kemanusiaan yang semula menguntungkan kedua belah pihak atau banyak pihak, jadi hubungan yang berujung di meja hijau, seperti benalu yang menggerogoti pohon inangnya, salah satu mati atau mati semua atau temannya yang mati.
Selamat bekerja.
Sumber gambar : AI