Ketika Ketidakadilan itu Kurasakan

Kadang kita merasa adanya Ketidakadilan dan kita tak dapat menjelaskan apakah Ketidakadilan itu? Satu hal yang pasti adalah bahwa kita harus percaya pada kewenangan Allah dalam hidup kita. Apa yang kualami belum seberapa, dibandingkan dengan yang terjadi diluar sana. Tak ada yang diambil dariku, hanya waktuku dan hasil kerjaku yang tidak dihargai dengan rupiah…namun bersyukurlah bahwa masih banyak hal yang kuterima dibalik semua ini

Surat Awal
Aku sudah terima SHU, aku bersyukur utk jumlah yang aku terima, jumlahnya sama dengan SHU triwulan yang lalu. Aku mau curhat sedikit nih.

Aku ga masalah dengan jumlah, tapi aku melihat dari keseluruhan, ga usah jauh2 dibandingkan dengan teman2 di biro, bandingkan saja dengan teman2 di bagian. Tidak ada bedanya antara orang yang memegang kegiatan dengan tidak memegang kegiatan. Tidak ada bedanya antara orang yang ikut Tim RB ataupun tidak. Tidak ada bedanya orang yg ikut di Majalah Jendela ataupun tidak. Yg menjadi pertanyaan, lalu pembagian ini berdasarkan apa ya? Mengapa seseorang yang bisa tidak berkutik karena mengerjakan laporan, ntah itu bermanfaat atau tidak bagi Bagian atau Biro, bisa jauh dibawah rekan yang tidak mengerjakan apa-apa (atau memang aku yang ga tau apa yg mereka kerjakan yaa), datang pergi dan pulang tidak sesuai jam waktu kerja, kurang partisipasinya dalam kegiatan, kalaupun mereka ada dalam tim. Kok bisa yaa? Apakah setelah nilai rupiah keluar, tidak ada evaluasi lebih dahulu dari para kepala bagian dalam melihat kinerja bawahan di unit kerjanya. Dilihat secara keseluruhan, dibandingkan antara bawahan yang satu dengan yang lain.

Atau mgkin ada rapat intern, antara kabag dan 3 kasubbag, merangking nilai rapot SKI para bawahan, sebelum dikirim ke tingkat Biro. Ini cm usul aja.

Kinerjaku jg ga bgs2 amat sih. Pagi-pagi pasti bukan facebook smp jam 9, kalau ga ada kerjaan, akan terus smp pulang. Kalo ga facebook, aku kerjakan tugasku sebagai mahasiswi, haha mengerjakan soal2 yang dikirim secara korespondensi, seperti UT. Oke deh, aku nyadar kok, aku ga kreatif2 amat, tp aku selalu berusaha lho mengerjakan tiap pekerjaan yang diberikan. Soal puas atau tidak puas, itu tergantung atasan…ya mungkin, begini hasilnya…hehe…

Mengenai jumlah uang, aku ga masalah, betul…yg jadi masalah, jika dilihat secara keseluruhan….Ini cuma curhat aja, kalo mau bahas lewat lotus aja, kalo ga mau dibahas, ya ga papa, semoga apa yang aku kerjakan selama ini bisa bermanfaat buat diriku, keluargaku, bagian dan biro sdmo…

Salam,

Adjeng
(connectedness, inclusiveness/includer, belief, responsibility, relator)

images1 Curhat Pengantar ke – 1
Bu, tulisan ini sebenernya aku tujukan pada P R, tp sebagai teman, ga pa2 kan aku curhat ke b A? Kenapa ya, kok ga bisa dievaluasi secara kasat mata aja, apa yg dikerjakan karyawan didalam Biro SDMO? Aku ga tau ya, kalau ada yg bikin kerjaan secara virtual, maksudnya ga kerja, tp ada produk…hhiiiiihii serem…

Dah ya, ini cuma curhat, utk kalangan terbatas aja. P R jg ga ada respon tuh.

Tanggapan ke – 1
adjeng………temanku yang baik, aku seneng kalau ajeng masih mau curhat sama ku berarti kan ajeng masih percaya sama aku kan. Pada setiap pembagian sispek emang waktunya mepet sekali karena teman-teman juga agak sulit mengumpulkan values maupun SKI terutama SKI karena yang semestinya SKI dibikin pada awal periode penilaian tapi di bikin diakhir jadi tidak menunjukkan kinerja yang sebenarnya. Menurut aku jeng SKI lah yang benar-benar menunjukkan kinerja kita dan mudah mudahan untuk periode april s/d juni SKI sudah digunakan sebagaimana mestinya. Jadi yang menurut ajeng kasat mata kinerja seseorang dapat dituangkan dalam SKI tetapi karena SKI nya pengisiannya ngawur jadi ya ngawur juga. Kemudian unsur lain yang mempengaruhi Sispek adalah masa kerja, pendidikan, pangkat, jabatan dan keterlibatan dalam kegiatan rutin maupun kegiatan proyek, untuk masa kerja pendidikan pangkat dan jabatan itu diambil dari database yang ada jadi sifatnya fixe sedangkan untuk keterlibatan dalam kegiatan serta SKI itu sangat tergantung penilaian atasan sedangkan values tergantung penilaian atasan dan teman-teman kita yang menilai karena tidak semua orang menilai kita. Nah hal-hal di atas kelihatannya belum semua orang memahami sehingga mempertanyakannya mudah-mudhan di penialain berikutnya jadi lebih baik.

Oh iya satu lagi yang merupakan faktor pengali yang cukup besar (40%) adalah absensi jadi kalau ada yang sangat ekstrim penerimaannya adalah yang absensinya di bawah nilai 1 dan ajeng tidak termasuk yang itu

Itu kira-kira penjelasanku jeng dan ini mungkin bisa diterangkan ke penanya lain di sekitar ajeng…..tks ya bu sudah mau curhat he…..he…..

Wassalam
A
Achiever,Responsibility,Consistency,Includer,Adaptability

Curhat Pengantar ke -2
P T, sebenernya ini aku tujukan buat p R, tp karena aku lg ‘sensi’ dan td pagi denger kata2 p T, jd aku perlu konfirmasi, klarifikasi atau curhat…haha…td pg, p T bilang kalo “aku jg bisa motret, tp kalo blaur gimana” pas aku bilang tentang pembuatan laporan. Aku menduga2, jangan2 selama ini laporan yang aku buat juga blaur, jd walau kuantitasnya termasuk banyak, tapi ga berkualitas, akibatnya SHU kan ga ada bedanya dengan yg lain2 dengan yg kusebut dibawah.

Kalau mau bahas, di lotus aja, ini utk kalangan terbatazzz…trims

Tanggapan ke – 2
Nah itu yg tak maksud dengan target dan kualitas. (ga ada hubungan dengan laporan yg kamu buat ya .. ga usah kuatir).

P D bilang kalau memberi tugas harus jelas dan terukur. (padahal di tempat kita kan satuannya absrak, membuat desain, merencanakan, membuat jadual kerja, dll). Kalau laporan, jangan cuma kuantitas besarannya, tapi di split ke yg terlibat bersama buat laporan. Sehingga kualitas masing2 dpt terukur.

Kalo target kerja kita terlalu umum, kaya buat laporan gitu, kan ga cuma ngandalin hasil kerja adalah 1 laporan, 2 laporan saja.
Di rapat sy lemparkan masalah ini, supaya di bagian kita bisa satu kata. Di KM dan PUK sih outputnya berkas, SK, surat. Gampang hitungnya.

Di Renbangbin, kalau buat laporan, … misalnya untuk usulan formasi ke Menpan. Kan bisa di pecah2, yg buat form 1-2 si A, form 3-4 si B dan seterusnya. Meskipun dikompilasi sama si C, bukan berarti yg buat laporan si C.

Sama dengan laporan kegiatan, saya yang bikin laporan utama ke Ro. Perencanaan, tapi merupakan bagian dari laporan perencanaan SDM, AC, TMPSS, Kolaboratif dan lain2. Jadi nanti di tabel worksheetnya, untuk laporan ke Ro. Perencanaan saya dihitung sebagai finishing, Jadi nanti satu pekerjaan bisa di klaim untuk 4-5 orang yang buat laporan per WP.

Saya di rapat ditugasi P Ron, buat form worksheet.
Di awal triwulan ini para kasubbag harus memberi tugas dan target kerja ke temen2 di subbag. Terus form tadi dikomunikasikan ke semua. Masing2 (staf dan struktural) pegang form. Di tengah waktu kalau ada pekerjaan tambahan, ad hoc, bisa ditambah di form.

Dengan demikian diharapkansetiap orang akan kebagian kerjaan (tidak numpuk di 1-2 orang), dan hasilnya bisa di klaim sebagi masukan SKI. Nanti para kasubag yg menilai kualitas hasil pekerjaan. Di contoh buat formasi Menpan, kalo si B ngasih data masih mentah misalnya. kan bisa dihitung output tdk 100% tapi 75% misalnya. Dan seterusnya.

Regards : T
Responsibility, Acivator, Communication, Harmony, Includer

Oh ya…
SKI di periode Jan-Maret tdk dihitung, karena menurut P Didi semua salah membuatnya.
Jadi faktor yang mempengaruhi besar kecilnya SHU adalah
• Kompetensi (pangkat, pendidikan, masa kerja, level (M1, M2, M3, AdmA, AdmB)
• Absensi
• Values
Jadi kalau ternyata (maaf) ada yg kelihatan tidak kerja tapi dapat lebih tinggi, ya karena sistem hanya menilai 3 faktor di atas.
Bete in bener ya ??!! … 🙁

Pesan
Ternyata untuk periode ini, hasil kerja tidak masuk dalam penghitungan Sistem Kerja Individu. Jadi bekerjalah tanpa mengharapkan imbalan, sehingga kalau kerjamu tidak dihargai dengan rupiah, kau tidak kecewa. Apalagi ada yang tidak bekerja tapi mendapatkan rupiah yang lebih banyak dari yang kau terima. Syukurilah apa yang ada pada dirimu….