Nasi Liwet vs Nasi Gudeg ? Siapa yang berani menandingkannya? Ufh engga bangetlah ya, wong dua-duanya favoritku…nasi liwet biasanya dengan sayur labu siam, sedangkan nasi gudeg biasanya dengan sayur nangka. Bukan hanya itu cara memasak dan menyajikannya juga mempunyai keunikan tersendiri, tapi soal rasa, ya memang tetap tergantung selera, namun buatku, kedua-duanya sama-sama enak dan lezat, apalagi ditambah dengan ayam goreng ungkep yang gurih dan krupuk karak yang renyah. Kedua jenis nasi ini yang menjadi menu sarapan aku dan teman-teman selama di Solo, di rumah kediaman Ibu Santi di Kraton Mulyosuman.
Nasi liwet mungkin adalah makanan khas Kota Solo yang paling terkenal, bahkan nasi liwet sudah masuk menjadi menu di hotel-hotel berbintang di kota-kota besar di Indonesia. Di Solo sendiri, Nasi Liwet sudah sangat membumi, hingga setiap saat dan hampir dimanapun, anda akan dapat menemukan Nasi Liwet dengan mudah. Mulai dari Nasi Liwet yang paling terkenal di Solo, Nasi Liwet Wongso Lemu yang berlokasi di Keprabon (Jalan Teuku Umar) dan Nasi Liwet Yu Sani yang berlokasi di kawasan Solo Baru yang berjualan di malam hari hingga para mBakyu yang berjualan di pagi hari dengan berkeliling di perumahan.
Pada dasarnya Nasi liwet adalah beras yang dimasak dengan santan dan kaldu ayam sehingga hasil akhirnya membuat nasi terasa gurih, beraroma dan lezat. Kemudian, nasi tersebut dicampur dengan sayuran jipang (labu siam) yang dimasak pedas, telur pindang rebus, daging ayam yang disuwir, kumut (terbuat dari kuah santan yang dikentalkan). Sering juga ditambah dengan usus ayam, hati/ampela yang direbus, bacem tahu tempe atau rambak kulit sapi sebagai pelengkap. Penyajiannya pun tidak menggunakan piring, tetapi dengan daun pisang yang dipincuk.
Sedangkan bila kita mendengar nasi Gudeg Solo, pasti kita akan segera teringat gudeg adem ayem yang terkenal dengan krecek pedas nya. Ternyata di salah satu tempat di kota ini, masih ada gudeg Solo yang lain yang bisa dikatakan sebagai simbol dan legenda kota Solo. Stand gudeg ini dinamakan sesuai dengan nama penjualnya, yaitu Gudeg Bu Mul. Berlokasi di sekitar Pasar Klewer, gudeg ini sudah cukup terkenal sejak dulu. Gudeg beliau merupakan gudeg tradisional dengan cita rasa asli Solo dan bahkan penyajiannya pun masih menggunakan daun pisang dan suruh (daun pisang untuk difungsikan sebagai sendok).
Yang menjadi favorit aku adalah bubur gudeg telor dengan sambal goreng krecek. Selain dengan bubur, beliau juga menyediakan nasi gudeg untuk yang suka sarapan berat. Rasa gudegnya sendiri mirip dengan Adem Ayem, meski tidak semanis yang di Adem Ayem (nama sebuah resto di Jawa Tengah). Sambal goreng nya dengan krecek dan kacang tholo yang nikmat, bertabur cabai utuh yang sedap. Semua itu ditambah dengan kenikmatan makan di emperan toko di pagi hari.
Bu Mul bisa dikatakan sebagai salah satu monumen dan legenda kota Solo. Konon beliau sudah berjualan gudeg sejak 50 tahun yang lalu. Bu Mul sendiri berasal dari Klaten dan hijrah ke Solo bersama orang tuanya sejak jaman Belanda, sekitar 1930 an akhir. Setiap pagi gudegnya selalu dipenuhi konsumen, baik yang datang berjalan kaki hingga bermobil Mercy. Jika mampir ke Solo, Gudeg Bu Mul ini cocok untuk anda yang ingin merasakan nikmatnya sarapan pagi gudeg dengan cita rasa dan suasana asli Solo.
Dengan usianya yang sudah sangat sepuh (tua), semangat dan tenaga beliau patut diacungi jempol. Untuk membuka stand dagangannya, setiap harinya beliau sanggup berjualan dalam 2 kloter. Kloter pertama adalah pagi jam 4.00 – 8.00 (Lokasi di Coyudan, dekat Klewer, depan toko grosir pakaian anak, seberang (dulunya) toko kelontong Bah Kobong) dan dilanjutkan dengan kloter ke dua siang jam 11.00 – 16.00 (Lokasi di seberang pasar Klewer, di luar Mesjid Agung).
Namun darimanapun asal nasi Gudeg dan nasi Liwet Solo yang kita nikmati, asalkan melalui pengolahan dan penghangatan yang benar, pasti akan menjadi makanan yang nikmat untuk sarapan pagi ataupun menghilangkan lapar kita di malam hari…..nah kalau sudah begini, siapa berani membandingkan antara Nasi Gudeg dan Nasi Liwet?
(Sumber : www.wisatasolo.net, www.kabaresolo.com, Google, Pribadi)
Sepertinya memang sama enaknya 🙂
@susanti – terimakasih sudah mampir ke blogku 🙂 sudah pernah icip2 nasi liwet atau nasi gudeg ? bikin ketagihan dan kangen deh….
Laah saya kok baru tau itu nasi liwet dimasak dengan santan dan kaldu ayam, saya sih sering sebutnya itu nasi uduk. 😀 beda yah?
belum pernah merasakan dua-duanya nih…. 🙁
@ Matris, trims dah mampir blogku, waduh belum pernah ngerasain dua2nya, ayo sekali2 dicobain, kalau senang rasa manis, bs coba nasi gudeg, tapi kalau suka rasa gurih, bs coba nasi liwet dulu….maknyuss deh
@ Nurul – nasi liwet lebih lembek, menurut aku dan jenis lauknya juga beda. Ayo dicoba, spy bs dibandingkan 🙂