Sebelum pergi kali ini, aku sudah sempat browsing di internet, tempat makan mana yang perlu kita coba di sekitar Setiabudi. Nah dari hasil browsing dan disetujui seluruh awak penumpang, akhirnya kami memutuskan untuk menuju ke Jalan Sersan Bajuri Km. 4,7 No. 88, Cihideung, yang letaknya masuk kedalam dari jalan raya Setiabudi.
Letak geografis Kampung Daun di sebuah Lembang yang diapit oleh 2 tebing batu alami dengan sebuah sungai yang mengalir dari gunung Burangrang. Konsep Kampung Culture Gallery Cafe adalah tradisional, yang lebih ke arah perkampungan yang terbentuk saung2 lesehan dengan 75% menyajikan menu2 tradisional Indonesia. Budaya menjadi pandangan didalam operational sebagai dasar tematik Kampung Daun.
Business Hour
Senin – Jum’at dan Sabtu : 11:00 – 23:00
Sabtu & Hari Besar : 11:00 – 24:00
Price
Buffet / Paket / Happy Hour : 80,000 – 200,000 minimal 25 pax
Special Menu
Main Course : Nasi Goreng Kampung Daun, Sop Buntut, Nasi Tutuq oncom, Nasi Kukus, Nasi Liwet Parahyangan, Nasi Bakar Special, Kampung Daun Beef Ribs, Nasi Timbel, Gurame Bakar & Sambal Cobek
Beverage : Bandrek, Bajigur, Skoteng, Wedang Ronde, Dwi Warna Juice, uice Sawi Hijau
Jajanan : Aneka Macam Serabi, Poffertjes, Colenak, Pisang Buntel
Awards : Best Restaurant Versi Jakarta Java Kini Th. 2005 – 2006, Indonesian Interprising Spirit 2003 as Rank XVI Small Scala Company (Majalah SWA), Adhi Karya Pariwisata Jawa Barat Tahun 2002
Disarankan untuk r eservasi lebih dahulu ke PH 1: (022) 278-7915, PH 2: (022) 278-4572, apalagi jika punya special order, misal membawa orang tua atau orang sakit kar ena letak saung-saung yang diatas bukit-bukit berbatu.
Kami sendiri memesan, sate ayam dengan nasi seharga Rp 29.500,-, ayam goreng kampung daun dengan nasi uduk seharga Rp 35.000,-, nasi goreng seafood seharga Rp 32.000,-, soto betawi dan nasi seharga Rp 30.000,-, kangkung balacan seharga Rp 17.500,-, ditemani dengan kelapa muda seharga Rp 20.000,-, vanila milkshake seharga Rp 20.000,-….oh ya pesanan kami diawali dengan Sausages Pizza seharga Rp 30.000,-.
Kalau dilihat menu makanannya tidak terlalu aneh-aneh banget dan dari segi rasa, juga cukup tapi disini kita benar-benar akan membeli sebuah suasana yang lain untuk sebuah tempat makan dan penampilan yang cukup unik dari makanan yang disajikan, seperti nasi goreng yang disajikan diatas buah nenas dan soto betawi yang disajikan diatas wajan lengkap dengan tungku pemanas dari tanah liat. Total yang kami keluarkan untuk semua ini sebesar Rp 260.700,- termasuk tax sebesar 10%.
Selain itu, di Kampung Daun, juga dijual beberapa penganan tradisional seperti gulali, arum manis, kue rangin, kue ape, dan kerak telor. Tersedia juga Souvenir Shop, yang memasang harga cukup mahal dibandingkan dengan harga-harga produk di FO yang banyak bertebaran di Bandung.
Hampir setiap pojok di tempat ini indah untuk dijadikan back ground pemotretan, dari ujung tempat parkir sampai tempat pembayaranpun. Betul-betul unik…kabarnya, tempat ini sangat romantis dikunjungi di malam hari….pantas…di hari minggu, tempat ini tutup pada pukul 24.00….ck ck ck, pasti romantis sekali yaa.
Ini salah satu obyek foto yang menarik untuk diambil, walau takut-takut untuk naik, karena posisinya yang diatas, dan dibawah ada aliran sungai. Dokar juga tampak tua dan rapuh. Tuh ketauan kan siapa yang ga berani naik, tapi tetep mau mejeng? hahaha…
Ada tempat lain, yang juga diminati tidak hanya oleh anak muda tapi juga oleh orang tua, nah tempat ini nih, lucu yaa…
Yuk ke Kampung Daun, jangan patah semangat dengan jauhnya lokasi, tapi nikmatilah kenyamanan dan hidangan di sana….
fotonya kurang banyak,… klo liat dari crita2 teman yg lain ada spot2 tempat jual tanaman segala yaaa… ada fotonya..??
masak sih fotonya kurang banyak ya? iya cuma yg penting2 aja..makanannya doang..hehe…tempat jual tanaman ada, jual anggrek dan beberapa tanaman lain, harganya agak mahal, jadi ya ga beli..ada juga penjual makanan seperti arum manis, kue ranggi, kue ape, gulali di situ.