Satu tempat makan enak lagi yang kami temui dalam perjalanan libur kali ini adalah Warung Sate Shinta, yang terletak di kiri Jalan Setiabudi (arah bawah) setelah Rumah Mode, kalau dari arah Lembang. Rumah makan ini kami temui dalam perjalanan kami pulang ke Jakarta, hari Minggu 16 Mei 2010. Hujan yang terus mengguyur perjalanan pulang kami, membuat kami malas untuk berhenti, sejak keluar dari Sari Ater, anak-anak tertidur pulas di mobil, aku harus menemani suami yang pegang kemudi. Semula aku menyarankan untuk berhenti di Ayam Brebes Lembang, tapi si tengah tidak mau ayam goreng katanya, jadi kami lanjutkan perjalanan menuju Bandung, padahal jam makan siang sudah lewat beberapa waktu.
Mau makan di Rumah Sosis, suami tidak suka sosis dan posisi Rumah Sosis ada di kanan jalan. Ada juga Risol Risol di kiri jalan, tapi kok ga mantap ya kalau ga makan nasi. Ya sudahlah jalan terus ke bawah.
Tepat pukul 14.40, kami tiba di Warung Sate Shinta, sempat ragu untuk masuk karena disitu tertulis, buka hari Minggu jam 10.00 sampai 03.00. Aku bilang, wah hampir tutup nih, tapi tukang parkir masih suruh kita masuk kok, berarti dia masih terima pesanan dong. Dasar aku yang udah kelaparan atau si sulung yang cepat tanggap, dia jawab, itu jam 3.00 (tiga nol nol, katanya) ma, jam 3 pagi, sampe jam 3 pagi bukanya. Hohoho iya ya..kan tertulis jam 03.00, bukan jam 15.00….yup turun, dengan gerimis hujan (lagi).
Memasuki rumah makan ini, rasanya biasa saja dari tampak depan, eh tapi ternyata, mereka punya saung juga lho, walau hanya tersedia 4 meja atau 4 saung…wah tentu dong kami memilih duduk di saung yang lebih santai. Dengan cepat, aku memesan makanan, yah jangan pesan yang aneh-aneh, perlu cepat, supaya ga masuk angin. Kami memesan sate ayam, sate kambing, sup dan gule kambing, juga seporsi tahu tempe. Minumannya banyak yang menarik, seperti Shinta Moon, Shinta Sun, Shinta Sunset, haha lucu, kapan-kapan boleh dicoba ya, kami pesan yang standar saja, tea manis, lemon tea dan milkshake dengan float buat anak-anak.
Penyajiannya cukup cepat, nasi dalam bakul disajikan panas-panas, sate kambingnya empuk banget dengan potongan lemak gurih di tengah potongan daging, sate ayamnya biasa saja tapi cukup disukai si bungsu yang sulit makan, gule kambingnya mantap, sayang daging dalam sup kambingnya kurang empuk tapi bolehlah. Sate dilengkapi dengan irisan tipis cabe rawit dan bawang merah serta potongan tomat. Satu yang lupa kutanyakan, kecap nya pakai kecap apa ya, kok enak banget? Lain sama yang biasa kami pakai di rumah. Harus kesana lagi nih kayaknya…..:-) kambing gitu lhoh, jangan banyak-banyak ah… Oh ya untuk makan siang kali ini, kami habis tidak sampai dengan harga Rp 150.000,-
Oh ya kabarnya, warung sate ini juga punya cabang di Cipanas, Jawa Barat.