Mengenang Leluhur dengan Nyekar

Aku bermaksud melanjutkan cerita perjalananku bersama Ibu akhir  bulan Februari 2010 yang lalu, sesuai dengan judul sub kategori diatas, maka betul..tujuan utama dari perjalanan ke Ngawi ini adalah Nyekar ke makam Eyang dan Eyang Buyut ku yang ada di Ngawi.

Nyekar, sesuai dengan asal katanya yaitu dari kata ‘Sekar’ yang berarti bunga. Jadi tujuan aku kesana biasanya selain menebarkan bunga, juga mengingat leluhur dan nenek moyang dari mana kita berasal, menengok makam, apakah makam dalam keadaan kotor atau banyak rumput dan tanaman liar di sekitarnya, apakah ada keramik yang rusak atau tanah yang ambles dan perlu ditambah.

Nyekar, dalam bahasa Indonesia berarti Ziarah ke Makam. Di tengah pro kontra antara adat istiadat, budaya Jawa dan agamaku yang Kristen Protestan ini, ditambah lagi dengan pernikahanku dengan suamiku dari suku Batak, aku selalu merasa rindu untuk melakukan ritual ini. Temanku hanya berpesan agar tidak melakukan doa di makam. Betul juga, untuk apa kita berdoa di makam, toh yang meninggal sudah berada dalam tangan kasih Tuhan dan bersama dengan Nya.

Dalam kunjunganku ke Ngawi ini, kami mendatangi 4 makam, yaitu Makam Mundu, tempat Eyang dan keluarga dari pihak Ibu ku dimakamkan, yang kedua Makam Kerkof, tempat Eyang Buyutku dari pihak Ibu, yang ketiga Makam, tempat Eyang Buyut dan keluarga pihak bapakku dimakamkan, sedangkan yang terakhir adalah Makam Cupo, makam tempat pembantu pertamaku dan keluarganya dimakamkan. Perjalanan ini kami lalui bersama tukang becak langganan kami yang setia, berkeliling dengan panas teriknya kota Ngawi.


2 thoughts on “Mengenang Leluhur dengan Nyekar

  1. bagiku nyekar pada makam bapakku dan eyang2 juga untuk mengingatkan ku bahwa suatu waktu kitapun akan seperti mereka dikubur sehingga aku bisa lebih memperbaiki diri dalam hidupku sehingga suatu waktu ku dipanggil kembali padaNYA , aku siap.

Comments are closed.