Akhirnya kami tiba di Melrimba pada pukul 16:54, itupun antara yakin dan tidak, sehingga kami harus bertanya kepada petugas. Setelah kami perhatikan, memang betul ternyata board penunjuk Melrimba bisa tampak jelas, jika kita datang dari arah Cipanas dan agak menyusahkan untuk dilihat jika kita datang dari arah Puncak. Tapi sudahlah mari kita cari tempat parkir dulu….Melrimba, yang terdiri dari Melrimba Kitchen dan Melrimba Garden, tampak damai dan menyegarkan.
Kami turun dari mobil, disambut oleh hujan dan petugas yang berlari-lari membawa payung untuk kami, dan karena udara sangat dingin dan hujan sudah mulai turun, kami memilih duduk didalam Melrimba Kitchen lebih dahulu, ga mungkin kan hujan-hujanan ke Melrimba Garden? Interior didalam, sesungguhnya cukup menarik, tapi entah kenapa kok remang-remang, apakah hemat listrik atau dibuat sedemikian rupa supaya orang menjadi betah dan privacy terjaga? Ntahlah, yang mengherankan, karena di luar kan sedang hujan, kenapa lampu tidak ditambah, supaya didalam jadi terasa lebih hangat?
Kami duduk di bagian dalam, tapi menghadap keluar, karena baru makan siang yang agak terlambat, kami memesan makanan ringan saja, seperti French Fries, Pancake ala Mode, Pisang Goreng Kipas, Hot Coffee, Hot Chocolate dan Poci Tea, semuanya kami pesan dalam 1 porsi dan mengeluarkan biaya yang cukup terjangkau Rp 119.543,- termasuk pajak service dan PB 1.
French Fries nya disajikan dalam piring persegi panjang, kentangnya dipotong kotak-kotak, agak lebih besar dari korek api, renyah, garing, dinikmati bersama saus tomat dan saus sambal, sudah tentu ini menjadi pilihan si bungsu Daniel. Harga untuk FF ini seharga Rp 14.000,-
Pancake ala Mode, juga ga kalah menarik dan nikmat, disajikan dalam piring bulat, ada dua tumpukan pancake, bersama vla dan es krim, hmm…sedap, harganya hanya Rp 20.000,- kata anakku, sajian yang sama di Teras Kota, BSD, dibandrol dengan harga yang jauh lebih mahal. Jadi menurut anakku, harga segitu itu cukup murah.
Pesanan berikutnya, Pisang Goreng Kipas, dikenakan harga Rp 18.500,- pisangnya agak asam, menurut aku, ntah karena masih muda atau memang jenis pisangnya, karena selain teridiri dari dua pisang dibentuk kipas dan digoreng tepung, gorengan ini dilengkapi dengan gula palem, mentega dan susu, yang membuat ini semua menjadi manis. Aku tidak terlalu suka yang seperti ini, karena yang aku inginkan ya pisang gorengnya, bukan aksesorisnya. Tapi okelah untuk menghilangkan rasa dingin dan ditemani dengan the poci hangat dan gula batu.
Secangkir kopi hitam dengan harga Rp 17.000,- dan secangkir susu coklat hangat dengan harga Rp 19.000,- juga menemani seluruh sajian yang kami pesan bersama-sama.