Mengapa Mesti Berbohong ?

Kenapa mesti berbohong? Banyak alasan mengapa orang melakukan kebohongan, yang pasti adalah untuk menutupi perbuatannya yang jelas berbeda dengan apa yang dikatakan. Dengan kata lain, apa yang dikatakan berbeda dengan apa yang telah dilakukan, dan itulah perbuatan bohong. Lalu kenapa mesti bohong? Kenapa tidak bicara yang jujur saja? Karena jika bicara jujur, membuat si pembohong tidak memperoleh manfaat dari perbuatan yang telah dilakukannya. Lalu bagaimana hubungannya berbohong dengan dosa, bolehkah orang berbohong, berapa kali seseorang boleh berbohong?

Suka atau tidak suka, sejak kecil, hukum Taurat yang dituliskan didalam dua loh batu itu pada jaman Nabi Musa (Ulangan 5 Perjanjian Lama) telah tertanam kuat dan menempel erat dalam hati dan pikiranku. Sepuluh hukum itu, entah orang berdebat bahwa itu sudah tidak berlaku lagi atau tidak, kuimani dengan sadar, sangat mempengaruhi kehidupanku sejak kecil sampai saat ini, aku takut berbohong, yang mana dalam Hukum Taurat yang ke-9 berbunyi Janganlah engkau bersaksi dusta atas sesamamu. Boleh dikata, aku tidak pernah secara sengaja berbohong, dalam segala bentuknya, seperti mencontek, memberi contekan, bergosip tanpa diketahui kebenarannya, menyebarkan fitnah atau apapun sejenisnya. Semua itu karena aku tidak mau melanggar Hukum Taurat dan berbuat dosa.

Seorang ahli bernama Mahon, J.E (2008) mengatakan bahwa perilaku berbohong adalah satu bentuk ketidakjujuran, kecurangan dalam bentuk pernyataan/perbuatan yang tidak dapat dipercaya, biasanya diiringi dengan niat untuk menjaga suatu rahasia atau reputasi, melindungi perasaan individu tertentu, menghindari hukuman atau konsekuensi dari suatu tindakan.

Kalau melihat definisi diatas, sepertinya kebohongan itu mempunyai sisi positif juga, walau secara definisi bermakna negatif, namun ada ‘niat’ yang bersifat positif. Inilah mungkin membuat orang mencari pembenaran atas tindakan bohongnya, bahwa ia berbohong untuk ‘niat yang positif’. Ahli lain bernama O Neil Berry (2003), menyatakan bahwa pada anak kecil berbohong untuk mendapat penerimaan sosial dan terhindar dari hukuman. Namun, jika perilaku seperti ini lewat dari pengamatan orangtua atau lingkungannya dan si anak bebas tanpa sadar atas dampak dari kebohongannya, perilaku ini akan terus nyaman dilakukannya hingga dewasa. Dulu, waktu aku kecil, aku juga semakin takut berbohong setelah melihat tayangan film Pinokio, yang mana menceritakan bahwa setiap kebohongan yang dilakukan Pinokio membuat hidungnya bertambah mancung dan panjang. Mungkin inilah sebabnya mengapa hidungku pesek sampai saat ini, hehe :-).

Perilaku berbohong, selain tidak sadari oleh anak kecil, juga dapat dilakukan tanpa sadar oleh orang yang sudah lanjut usianya, yang disebabkan oleh kerusakan sistem saraf. Betul ini terjadi pada Ibu ku, yang sering bersumpah-sumpah bahwa beliau belum makan sama sekali, padahal sudah 3 sampai 5 kali makan nasi.

Diatas sudah dibahas mengenai kebohongan yang dilakukan oleh anak kecil adalah agar dapat diterima oleh lingkungannya, sedangkan pada orang tua mungkin disebabkan karena kerusakan sistem saraf, lalu untuk usia atau batasan umur di luar itu, untuk apa ya melakukan kebohongan ? Bohong pada suami atau istri, bohong pada atasan, bohong pada teman, bohong pada anak, apakah ini salah satu gejala kerusakan sistem saraf juga ? Perlu pergi berobat ke rumah sakit atau ke ahli agama rupanya ya.

Kabarnya, kita dapat mendeteksi kebohongan seseorang dari tatapan mata, bahasa tubuh dan intonasi suara, tapi karena ini sudah banyak dipelajari dan diketahui setiap orang, maka si pembohong biasanya akan melakukan atau mempelajari tindakan untuk menghilangkan atau mengalihkan tanda-tanda ini. Banyak faktor yang menyebabkan orang berbohong dan berkilah atas manfaat-manfaat dari kebohongan bagi dirinya atau orang lain, namun satu hal yang pasti bahwa Tuhan mengajarkan kita mengenai mengasihi sesama, dengan salah satunya yaitu “Jangan bersaksi dusta atas sesamamu” dan jangan lupakan bahwa setiap perbuatanmu di dunia ini sudah ada malaikat yang mencatatnya dan akan membuat perhitungan denganmu di akhir hidupmu nanti.