Ritual di Gerbang

Aku jarang sekali mengantar anak ke sekolah, hampir tidak pernah, karena anak-anak berangkat dan pulang sekolah dengan mobil antar jemput sekolah. Paling kalau pun aku ke sekolah, biasanya itu karena ada keperluan untuk mengurus administrasi atau bertemu dengan guru. Biasanya aku mengantar dan menemani anak di sekolah pada tiga hari pertama mereka dalam tahun ajaran yang baru. Dan karena sekolah mengajarkan anak-anak untuk tidak ditunggu dan ditemani maka anak-anakku terutama sudah mandiri dan biasa sendiri pada hari kedua, malah kadang aku yang tidak mau pulang karena masih ingin melihat aktifitas mereka, kadang terkagum-kagum melihat ‘bayi-bayi kecilku’ sudah dapat mandiri dan berani masuk kelas sendiri 🙂

Pagi ini, 1 Februari 2011, karena aku ada keperluan untuk membayar cicilan uang pangkal si sulung di SMA, aku berangkat bersama-sama dengan anak-anakku. Aku turun mengantar si bungsu di SD. Ada banyak tanda perpisahan yang diberikan oleh orang tua atau pengantar di depan pintu gerbang sekolah ataupun dari dalam kendaraan. Aku sedikit merasa bersalah 🙁 mengapa tidak setiap hari aku bisa mengantar anakku sampai di depan pintu gerbang sekolah. Mengapa aku selalu melepas mereka dari depan pintu gerbang rumah dan hanya mengantar mereka masuk kedalam mobil jemputan, walaupun tanda perpisahan kami selalu kami lakukan, seperti berdoa, peluk dan cium.

Aku mengamati, ada orang tua yang memberhentikan kendaraan dan menurunkan anaknya di drop point sambil mengusap kepalanya saja, ada yang sambil mencium dan memeluk dan ada yang tanpa cium (biasanya ini untuk anak laki-laki yang sudah mulai besar). Aku sendiri karena di rumah sudah memeluk dan mencium si bungsu (tapi masih ingin mencium dia), aku minta ijin dulu (takut dia malu karena teman-temannya sudah mulai berbaris), ‘mau cium mama ga ?” dan dia mengangguk serta mencium aku sekilas 😀 dan cepat masuk kedalam barisan.


Selain mengamati ritual antar mengantar sekolah ini, aku juga mengamati budaya antri di sekolah anakku. Di Santa Ursula, pada jam masuk kedalam lingkungan sekolah, biasanya mulai jam 6.30 (kecuali cuaca mendung atau hujan, biasanya akan dipercepat), anak-anak akan berbaris rapi antri di depan pintu gerbang, tidak boleh saling serobot atau dorong-dorongan. Setelah melewati pintu gerbang, mereka akan diperiksa lagi oleh guru jaga, yang bertugas memeriksa kerapihan seragam, rambut dan kebersihan kuku dan tangan. Dan hal ini tidak saja ada di tingkat SD, tapi juga di SMP dan SMA. Hmh semoga anak-anakku bisa tumbuh menjadi anak-anak yang mandiri dan berhati bersih dengan pendidikan yang baik yang telah mereka kenal sejak dini ini.