Danau Toba, yang Selalu di Hati

Dalam liburan Lebaran tahun 2011 ini, aku dan keluarga berkesempatan untuk kembali mengunjungi kampung kami yang terletak di tepian Danau Toba, tepatnya di Pulau Samosir. Keindahan Danau Toba selalu membuat kami rindu kembali kesana, namun setelah 6 tahun yang lalu kami terakhir berkunjung kesana, saat ini adalah saat yang tepat untuk kembali. Liburan kami selama 6 hari ini menyusuri wilayah di Sumatera Utara, mulai dari kota Medan, Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, Tebing Tinggi, Siantar, Prapat, Tomok, Tuk Tuk, Ambarita, sampai dengan Pangururan, Tele, Desa Silalahi, Tongging dan Merek sampai dengan Brastagi, dan kembali ke Medan.

Seluruh perjalanan ini memberi kesempatan pada kami untuk mengagumi keindahan dan keagungan salah satu ciptaan Tuhan, yaitu Danau Toba. Danau Toba sendiri adalah sebuah danau vulkanik dengan panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer, yang terletak di Propinsi Sumatera Utara, dan merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Danau ini tercipta akibat letusan gunung berapi super (supervolcano) yang terjadi ribuan tahun yang lalu. Di tengah Danau Toba terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir, dimana kampung keluarga kami berada disana.

Letaknya yang berada di sekeliling Pulau Samosir, membuat Danau Toba menarik untuk dilihat dari berbagai sudut Pulau tersebut, diantaranya dari Dermaga Penyeberangan Kapal Ferry di Ajibata, dari Tomok, dari Desa Silalahi, dari Tongging dan dari Menara Pandang Tele.

Danau Toba dari Dermaga Ajibata

Dari Dermaga Tomok

Dari Menara Pandang Tele

Dari Desa Silalahi

dan dari Tongging