Selama 2 (dua) hari mulai dari tanggal 18 sampai dengan 19 Oktober 2012, SD Santa Ursula Bumi Serpong Damai menggelar sebuah karya seni budaya dalam bentuk Pagelaran “Gebyar Persada Khatulistiwa” yang menampilkan 13 tarian termasuk Tarian Pembuka dan Tarian Penutup, yang ditampilkan oleh kurang lebih 180 anak SD Santa Ursula BSD. Tarian tersebut adalah Tarian Ondel-ondel (Betawi), Tari Rara Ngigel (Jawa Tengah), Tari Jejer Banyuwangi (Jawa Timur), Tari Pergaulan (Bali), Tari Selendang (Maluku), Tari Piring (Padang), Tari Saman (Aceh), Tari Tifa (Nusa Tenggara), Tari Gong Mandau (Kalimantan), Tari Pakarena (Sulawesi), Tari Yamko Rambe Yamko (Papua).
Pagelaran yang dilaksanakan ini selain untuk memupuk rasa cinta terhadap tanah air dan budaya pada bangsa sendiri, juga sebagai bentuk kegiatan untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak melalui gerak dan tari. Kegiatan ini juga melatih anak untuk dapat berkordinasi dengan baik dengan sesama teman dalam kelompok tarinya ataupun dengan kelompok tari yang berbeda, seperti yang tampak pada Tarian Pembuka dan Tarian Penutup.
Persiapan pagelaran ini telah dilakukan sejak 1 (satu) tahun lalu, dengan berlatih selama 2 (dua) jam setiap hari Senin dan latihan intensif pada minggu terakhir, diakhiri dengan Gladi Kotor dan Gladi Bersih pada 1 hari menjelang Pagelaran. Tim pelatih anak-anak adalah dari Grup Tari Barata dan para guru.
Dengan HTM sebesar Rp 100.000,- dan kontribusi dari orangtua sebesar Rp 150.000,- untuk kostum dan make up per tarian, aku pikir harga yang sesuai sebagai bentuk apresiasi atas ketekunan anak-anak berlatih dengan hasil yang luar biasa itu. Mencintai budaya bangsa sendiri, tidak dapat hanya dilakukan dengan slogan dan diskusi saja dalam seminar ataupun workshop ilmiah. Mencintai budaya itu mesti diinternalisasikan dalam keseharian, dalam bentuk latihan dan melakukannya sendiri.
Daniel, si bungsu, yang memang selalu aktif bergerak, meng-iyakan langsung saat ada tawaran untuk mengikuti kegiatan Tari Nusantara ini tahun lalu (September 2011, saat ia masih duduk di kelas 2 SD). Daniel bukan saja memahami betul lagu dan gerak tari yang diperagakannya, tapi ia juga mampu menyanyikan beberapa lagu daerah yang ia dengarkan saat berlatih bersama teman-teman yang lain.
Tari Piring (Padang)
http://i1247.photobucket.com/albums/gg634/dlaraswatih/GPK%202012/IMG01183-20121018-1850-1.jpg
Tari Jejer Banyuwangi (Jawa Timur)
Seluruh pendukung pagelaran dan para guru ikut melebur dalam Tarian Penutup
Daniel beserta teman-teman setelah pagelaran, dengan kostum penari daerah Betawi
Luar biasa, salut kepada 180 anak yang terlibat dalam pagelaran ini dan ucapan selamat untuk Suster Fransisco yang telah begitu peduli untuk mengembangkan rasa cinta budaya dan menanamkannya pada anak-anak sejak dini. Semoga kegiatan semacam ini akan terus diprogramkan di sekolah ini dan dapat diikuti oleh sekolah-sekolah lain, sehingga setiap anak bisa disibukkan dengan sebuah kegiatan yang positif di sekolah dan tidak ada waktu untuk tawuran 🙂
aku selalu suka kegiatan seperti ini, sepanjang mereka melakukannya dengan tidak menodong dana pada ortu murid 😀
@ imelda – syukur ga pakai nodong dana, cuma bayar sewa kostum Rp 150.000,- saja utk 2 hari. Selebihnya bayar HTM, beli 3 karcis dan dapat gratis 1 karcis. Seneng Mel melihatnya, apalagi kegiatan seperti ini bener2 pas buat anak semacam Daniel menyalurkan energinya.
Dia aja masih bilang kenapa pentasnya cuma 2 hari ? 😐