Menghibur dan Dihibur

Selama ini aku telah beberapa kali datang menghadiri kebaktian penghiburan atau melayat, ntah itu karena kematian saudara ataupun kerabat. Dalam kedukaan tersebut, biasanya kata-kata penghiburan diucapkan untuk memberi kekuatan pada yang mengalami dukacita. Seandainya pun tidak sempat hadir secara langsung, biasanya kata penghiburan disampaikan melalui media lain, seperti social media ataupun melalui alat komunikasi yang lain seperti telpon ataupun handphone.

Bagaimana kata penghiburan disampaikan dan oleh siapa, sebenarnya bukan menjadi masalah. Namun betapa bermaknanya kata penghiburan itu bisa menjadi kekuatan bagi kita itulah yang menjadi masalahnya. Sejak aku mengirimkan berita kepergian Ibu selama-lamanya dari kehidupan kami di dunia ini melalui pesan singkat di FB, SMS dan BBM, kata-kata penghiburan dan simpati dari keluarga, teman dan kerabat datang tak henti-hentinya. Kata-kata yang rasanya sama terdengar berulang-ulang, semakin diucapkan terasa semakin menguatkan hati, saat mereka mengucapkannya dan saat kita membaca pesan tersebut. Kata-kata yang disampaikan, mengharapkan aku untuk ikhlas dan bersabar menghadapi perpisahan ini.

Kata-kata ada yang semula disampaikan dengan ramah, akhirnya kadang ada juga yang disampaikan dengan agak jengkel atau marah, seperti yang disampaikan adikku, karena sepertinya aku masih belum menerima kepergian ibu sampai dengan saat ini (sudah Kamis yang ke-4 Ibu meninggalkan kami), malah ketika aku melakukan update status di FB, seorang teman mengatakan bahwa kita tidak boleh egois dan hanya memikirkan diri kita sendiri. Ibu tidak meninggalkan kita, Ibu hanya sudah berada di jalan yang berbeda tapi menuju tempat yang sama, begitu kata seorang teman.

Apakah salah mengungkapkan isi hati ? Apakah salah merasakan rindu dan meneteskan airmata ? Apakah karena dosaku pada Ibu sehingga aku begitu merasa kehilangan ? Kematian orang tua, terutama Ibu memang pasti akan menjadi hal yang menyakitkan buat setiap anak, berapapun usianya. Menangis dan rasa pedih yang masih terasa hingga saat ini, tentu menjadi salah satu ungkapan rasa kehilangan itu. Masih berada di kamarnya, sekali waktu duduk dan tertidur disana kadang berhasil mengobati kerinduanku pada Ibu.

Kata-kata penghiburan yang diucapkan begitu banyaknya memang dapat menguatkan kita, namun bukan itu saja, aku bersyukur juga bahwa aku mempunyai beberapa teman yang bersedia mendengar dan memberiku kekuatan. Berbicara kepada teman dan mengungkapkan apa yang kita rasakan, dapat memberi penghiburan dan kekuatan yang baru. Kata Alkitab, Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran(Amsal 17:17). Bisa jadi orang yang membantu kita adalah orang yang sama sekali tidak kita duga-duga.

(bersambung)