Menikmati Macaroon Dengan Mata Hati

Judul Novel :  Macaroon Love, Cinta Berjuta Rasa
Pengarang   : Winda Krisnadefa
Penerbit    :  Qanita
Tebal Hal   :  262 halaman
Harga Novel :  Rp 47.000,-

Macaroon Love, Cinta Berjuta Rasa adalah novel yang menjadi naskah unggulan dalam Lomba Penulisan yang diadakan Romance Qanita. Melihat dari penampilan cover novel ini saja sudah membuat aku merasa tertarik untuk segera membaca lembar-lembar didalamnya, walau sinopsis di bagian belakang novel, telah menceritakan ringkasan, tapi rasa penasaran  tetap bertambah untuk mengetahui akhir ceritanya.

Di awal bab, Novel ini menceritakan mengenai tokoh utama nya yang bernama Magali.  Diceritakan bahwa Magali tidak pernah menyukai nama yang diberikan orangtuanya karena namanya membuat ia diolok-olok teman-temannya, padahal nama ‘Magali’ itu mempunyai makna yang berarti Mutiara, dalam bahasa Perancis, bahkan setelah sekian tahun ia mengetahui bahwa nama itu berarti “daughter of the sea”.

Seperti kebanyakan novel romansa, tentu novel ini tidak terlepas dari pertemuan yang kebetulan antara Magali dengan pemilik Restoran Suguhan Magali yang bernama Ammar. Yang selanjutnya pertemuan tak disengaja itu makin mendekatkan mereka karena pekerjaan Magali untuk membuat liputan mengenai  restorannya. Namun cerita ini dikemas dengan menarik karena selain pekerjaan Magali yang tidak jauh dari dunia penulisan,  penulisan novel ini banyak dihiasi dengan keragaman kuliner dan kebiasaan dari para tokohnya dalam menikmati makanan kesukaan mereka.

Buat aku, ini sungguh menarik, ada romansa, ada keseriusan kerja di bidang penulisan dan nuansa kuliner, juga keakraban hubungan antara ayah (Jodhi), nenek dan sepupu dari Magali, Beau, yang membuat cerita ini menjadi lengkap rasa, sesuai dengan ungkapan Cinta Sejuta Rasa, seperti rasa dari kue Macaroon, yang diungkapkan dalam penjelasan nenek (Nene) mengenai arti cinta,

“saat jatuh cinta, kamu akan berpikir seratus kali apa yang salah dengan dirimu. Padahal selama ini kamu merasa tidak ada yang salah dan begitu nyaman dengan hidupmu apa adanya” (hal 115)

Keseriusan kerja Magali juga menghasilkan sebuah pencapaian saat ia diterima menjadi karyawan tetap menjadi seorang food writer di sebuah kantor Majalah dan menerima kontrak kerja untuk perjalanan satu tahun ke daerah mencicipi dan mempelajari mengenai masakan di Indonesia. Demikian juga Beau yang akhirnya membuka restoran di rumah mereka bersama Nene, dengan nama Rumah Magali.

Bagaimana kelanjutan hubungan dari Ammar dan Magali di akhir cerita ? Diulas dengan menarik dan manis serta ditutup dengan kenikmatan Macaroon Tower, yang dibuat oleh maestro Macaroon, Adriano Zumbo dari sebuah cake shop terkenal di Australia.

Selamat Membaca !!

 


4 thoughts on “Menikmati Macaroon Dengan Mata Hati

  1. iya mak Echa mesti beli ya, imut deh novelnya, dalamnya buku juga lucu, ada cup cake dimana2

    sungguh lho, beli buku ini, bukan hanya krn mak Winda nya tapi ini naskah unggulan, jd worth it deh untuk dimiliki 🙂

  2. ufff… nove ini kece banget kan? gak akan nyangka kalau konfliknya sedemikian … wow!

    good luck! semoga menang yaa ^^

Comments are closed.